11

55 46 6
                                    

"kalo diliat-liat lo itu mirip bahkan persis banget sama.."

Drrrtt
Drrrtt

"Eh manager gue nelpon nih, gue ke lokasi dulu ya, lo masih lama kan disini? Sekalian bayarin ya" tuturnya tanpa dosa

"Dih?"

"Bye, thanks traktirannya"

' semakin gak beres tu anak, kalo kaya gini dia beda banget sama michella ' batin elvaro.

•••

Arkana yang memperhatikan lawan mainnya itu diam tak bergeming berinisiatif menyodorkan minuman cincau.

"Jangan bengong dong mik ntar kesambet loh, nih minum dulu"

"Ngapain lo kesini" ketusnya

"Padahal niat gue baik lo, gak macem-macem" celetuk elvaro asal

"Sana jauh-jauh, nanti gue dilabrak lagi sama kezia"

Arkana memasang mata elang tatkala mendengar kalimat tersebut, padahal dia jelas-jelas sudah mengakhiri hubungannya dengan kezia.

"Lo udah berapa lama sama aktor itu?"

"Siapa maksud lo?"

"Aktor jepang itu loh, yang mukanya standar aja gak seganteng gue itu" tuturnya dengan percaya diri

"Dih pede banget mas"

"Tuh kan marah, berarti lo emang jadian, cerita aja napa sih"

"Gue bilang enggak ya enggak, kok maksa?"

Entah refleks atau disengaja kini elvaro mengukung mikayla sampai terpentok dinding, hingga mengunci pergerakannya.

Glekk

Mikayla menelan ludahnya, tak dapat berfikir jernih apa yang akan dilakukan arkana selanjutnya.

Dengan otomatis gadis berkemeja putih ini pun menutup matanya.

"Ngapain lo merem? Pasti mikirin yang iya iya, orang mau ngambil daun kok" goda arkana.

"Ihh ngeselin sok tau banget lo, jadi peramal sana" ujarnya sembari memukul lengan arkana.

Gerakan mikayla semakin gencar, dia dibuat malu sendiri oleh teman masa kecilnya itu, hingga akhirnya gerakannya terhenti karena melihat sesuatu yang tidak beres.

"Siku lo kenapa lebam? Lo dihajar orang ya?" Tanya mikayla nampak khawatir

"Ciee peduli" godanya lagi

"Arkaa.. serius dong cerita ada masalah apa?!!"

Yaudah deh tapi kita duduk di ayunan itu ya.

Setelah duduk di ayunan dan bersebelahan, Arkana pun menyibak baju bagian depannya sehingga roti sobeknya nampak jelas, tapi bukan itu fokus utamanya melainkan bekas luka sepanjang kira-kira 15 cm yang menghiasi perut lelaki semampai itu.

"Arka, lo kenapa? Tawuran sama anak STM ya?"

"Kesannya gue kurang kerjaan banget ya mik" gerutu arkana

"Makanya cerita yang jelas"

"Oke gue ceritain tapi janji ya jangan kasian sama gue dan jangan menyela pembicaraan gue"

"Hah? Iya deh iya"

"Ini semua perbuatan bokap tiri gue, sejak papa meninggal, gak lama kemudian mama menikah lagi sama bokap, sejak mereka jadian sebenarnya gue udah gak merestui karena gue tau dia laki-laki brengsek, dari masih pacaran dia udah berani minta ini itu dan bodohnya mama yang udah dibutakan sama cinta itu malah iya iya aja, hubungan kita pun renggang saat itu juga, mama selalu lindungi laki-laki brengsek itu, sampai puncaknya saat mama keluar negeri, si laki-laki ini dia bawa selingkuhannya, ralat maksud gue jalang ke kamar mama, dan gak sengaja gue pergoki, dan ini yang gue dapat, iya gue kena cambuk" lontarnya pilu karena teringat masa kecilnya kembali.

Mikayla nampak tak bergeming masih kehabisan kata-kata lalu memeluk arkana

"Gue emang gak pernah ngerasain ada di posisi lo, tapi yang gue tau, lo orang yang paling kuat yang gue kenal, kenapa gak cerita dari dulu sih? Gue jadi merasa gagal sebagai teman masa kecil lo tau" air mata mikayla tak dapat dibendung lagi.

"Gue gak mau membebani siapapun"

"Terus waktu lo pindah ke swiss itu kenapa?"

"Waktu itu bokap sakit jantung, jadi kita pindah untuk operasi transplantasi, dan kebetulan mama ada kerjaan disana, makanya kita pindah"

"Maaf ya gue gak pernah tau keadaan lo sesulit itu"

"Udah yuk bangun kita kesana aja, jangan terlalu berlarut kesedihan"

Mikayla menggenggam tangan lelaki itu entah dengan maksud apa

"Lo bikin gue ngerasa kelihatan menyedihkan tau" ujarnya kesal

Mikayla menatap dalam-dalam, masih tidak menyangka sekelam itu hidup teman masa kecilnya, ia bahkan tidak ingat persis wajah papa tiri arkana.

Bahkan mikayla saat ini ingin berdamai saja dengan orang di sebelahnya, toh kalau diingat-ingat arkana tidak ada salah apa.

"Arka, kita damai aja ya, lo udah bisa nganggap gue sahabat lo lagi kok"ujar mikayla

Arkana menimbang-nimbang perkataan mikayla barusan, agak menyesal menceritakan sebagian kisah hidupnya.

"Lo kasihan ya sama gue ya, gak perlu kasihan mik, kan gue udah bilang"

"Siapa bilang? Gue emang cinta damaj kok, bukan pendendam" paparnya singkat

"Iya deh percaya, yuk siap-siap udah mau take"

Lagi-lagi mikayla yang lebih dulu menggandeng tangan arkana untuk berjalan beriringan.

Tiba-tiba langkah kaki seseorang terdengar, para kru yang sedang berkumpul pun sampai kaget dengan kedatangan seseorang ini yang dengan seenak jidatnya menerobos masuk.

"Ooh bagus ya, jadi ini kerjaan kalian dibelakang gue" papar seseorang dengan mata tajam yang siap kapan saja memangsa umpannya

Mereka berdua sontak menoleh ke sumber suara.
 
Deg...







Bersambung...




*****



Guys jangan lupa vomentnya ya, thanks🥰

Back To August [On Going]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora