3

163 133 15
                                    

Seorang pria bertubuh semampai, membawakan air jahe untuk mamanya.

"Dihabisin ya ma, biar flu nya mendingan"

"El, kamu kenapa liatin mama kaya gitu?"

Elvaro mendekat lalu berlutut di depan mamanya.

"Ma, el mau ke Indonesia, boleh kan ma?"

"Buat apa kamu kesana? Kita udah tenang hidup di jepang selama 4 tahun ini" namira bangun dari ranjangnya.

"El ada kerjaan ma, el mau main film disana, sama ada tawaran jadi presenter juga, el janji setelah semua urusan selesai, el pasti pulang ke jepang kok"

"Kamu tega ninggalin mama sama Tania? Kenapa sih harus terima kerjaan itu? Kamu kekurangan uang? Udahlah berhenti aja, kamu harusnya gantiin papa kamu jadi CEO Narendra company"

"Maafin el ma, el gak pernah berminat jadi CEO disana, mama bisa suruh om atau orang lain aja, passion el bukan disana, mau berapa kali pun mama maksa, el gak akan mau, karena elvaro bukan alvaro yang nurutin apapun perintah mama, el sendiri bisa nentuin jalan hidup el"

Plakkk

"Elvaro narendra, kamu sadar sama yang kamu bilang barusan?, kenapa kamu bawa-bawa mendiang Alvaro?, Dia itu baik gak nakal kaya kamu, walaupun kalian kembar, tapi kalian sangat bertolak belakang, dia anak yang bertanggung jawab, sedangkan kamu, pembangkang, itu sebabnya mama bangga sama kakak kamu itu, andai dia masih hidup, pasti dia sudah sukses sekarang, bukannya kerja yang tidak jelas" ujar namira penuh penekanan.

"Mama selalu aja bandingin el sama al, pentingkah el di hidup mama?, Kenapa gak sekalian aja mama bilang nyesel kalo al yang meninggal mending el yang gantiin"

Elvaro pergi ke kamarnya, meninggalkan namira, mamanya yang masih shock.

Tokkkk! Tokkkk!

"Mau apa lagi sih?!!" Bentak elvaro dari dalam kamarnya.

"Kak ini tania, maaf ya kalo tania ganggu kakak"

Elvaro lantas membuka pintu kamarnya ketika mendengar suara adik kecilnya itu.

"Sini dek masuk"

"Kakak lagi ada masalah ya?, kak el jangan sedih lagi" ucap tania sembari menepuk punggung elvaro.

"Gapapa kok, kamu kenapa belum tidur?"

"Tania pusing kak, besok ujian matematika, tapi pas tania belajar tania denger suara ribut-ribut dibawah tadi"

Jelas tania mendengar pertikaian elvaro dan mamanya.

"Kakak bentak mama ya?"

"Coba lihat bukunya, siapa tau kakak bisa bantu" elvaro mencoba mengalihkan perhatian tania.

"Nih kak, susah, tania paling benci matematika"

"Ooh kpk dan fpb, masa gitu aja gak bisa? Kamu baru kelas 1 udah benci matematika"

"Kakak ngerti? Kalo gitu ajarin" sahut tania dengan antusias.

"Hmm sebenarnya kakak bisa sih, cuma kakak udah lupa"

"Yaah sama aja dong"

Elvaro tiba-tiba memeluk adiknya, lalu dipangku diatas pahanya.

"Kakak kenapa?"

"Kalo kakak pergi ke korea, tania bakal kangen gak sama kakak?"

"Kangen lah, mau ngapain kesana?"

"Kakak ada syuting"

"Yah, tania bakal kesepian deh" ujar tania dengan mata berkaca-kaca.

"Jangan sedih, nanti kita sering-sering video call aja"

Back To August [On Going]Where stories live. Discover now