CHAPTER 7: KEGUNDAHAN HATI

78 4 0
                                    

"Gue lagi nggak mau pacaran."
~Jacky

~•~•~

"Makanan segera datang!" teriak Zaka berjalan menghampiri meja kami sambil membawa nampan. Disusul Vero yang berjalan di belakang Zaka seraya membawa gelas minuman di masing-masing tangannya. Bahkan, teriakan Zaka sampai membuat seluruh siswa yang berada di kantin menoleh serempak ke arah lelaki berponi itu dengan beragam jenis tatapan.

"Berisik banget si Zaka. Gue berasa lagi ada di hutan. Welcome to the jungle," ujar Jacky sambil menggulirkan bola matanya ke samping.

Alfa bergumam pelan. Melepas headset yang terpasang di kedua telinganya, lalu menyimpan benda tersebut ke dalam saku celana agar tidak cepat rusak.

Manik keabuannya tertuju menatap seseorang yang sedang duduk di meja seberang. Ah, ia baru ingat. Dirinya belum sempat berkenalan dengan perempuan itu.

"Woy, Al!" seru Jacky membuat  Alfa mengalihkan tatapannya sejenak ke arah Jacky dengan satu alis yang terangkat ke atas. Tanpa mengeluarkan suara, Jacky mendorong mangkuk mie ayam ke hadapan Alfa. Lelaki Cina itu juga meletakkan segelas es teh di samping mangkuk mie ayam tadi. Sehabis itu, Lelaki Cina itu melahap mie ayam pesanannya.

Vero dengan sigap mendudukkan tubuhnya di samping Zaka. Sebelah tangannya meraih wadah kecil yang di dalamnya berisi sambel ijo, lalu mencampurnya ke dalam kuah soto. Tak lupa, mengaduknya hingga tercampur rata. "Alfa terpaku sama kecantikannya Lyvia."

"Bener. Diem-diem doi lagi merhatiin Lyvia," timpal Zaka menimpali ucapan Vero.

"Sok tahu!" Alfa berujar ketus sambil menenggak es tehnya.

"Bukan sok tahu. Tapi, fakta," sahut Jacky setelah menyeruput kuah mie ayam. "Kali ini lo nggak bisa menghindar."

Alfa mendengus kesal. "Terserah."

Keempat lelaki itu kembali menyantap makanan masing-masing dengan sangat lahap. Sesekali obrolan di antara mereka diselingi dengan canda dan tawa yang dilemparkan oleh Zaka dan Vero. Membuat suasana di kantin terasa lebih hangat dan menyenangkan.

Berulang kali, Alfa mengarahkan manik matanya ke arah Lyvia yang saat ini tengah makan bersama sahabat barunya. Tanpa sepengetahuan yang lain, Alfa mengamati Lyvia melalui kamera depan ponselnya. Ketiga sahabatnya itu pasti akan mengira bahwa ia sedang mendengarkan musik. Hal itu dikarenakan headset yang sengaja ia pasang di telinganya.

Mengapa Alfa begitu tertarik dengan Lyvia? Seakan Lyvia memiliki magnet yang terpasang di dalam tubuhnya. Sehingga mampu menarik Alfa ke dalam pesonanya. Lagipula Lyvia tidak mungkin memasang susuk atau memberi jampi-jampi pada Alfa, kan?

Jacky menghentikan suapannya ketika melihat Alfa dalam posisi terdiam tanpa menyentuh makanannya sama sekali. Jacky meletakkan sendok dan garpu yang ia pegang ke atas mangkuk, kemudian melambaikan telapak tangannya di depan wajah Alfa. Namun, tidak ada reaksi dari lelaki tampan itu. Bisa dipastikan jika sekarang pikiran Alfa tengah melayang entah kemana.

"Woyyyyyy!" pekik Jacky di dekat daun telinga Alfa. Ia tidak peduli jika gendang telinga Alfa sampai pecah. Asalkan sahabatnya ini dapat kembali ke dunia dengan selamat sentosa.

Setelah beberapa detik terdiam, Alfa tergelak seraya menjauhkan telinganya dari hadapan Jacky. Menarik paksa headset yang berada di kedua telinganya.

"Apa?" tanya Alfa ketika kesadarannya mulai kembali.

"Lo kenapa?"

Alfa mengangkat bahunya acuh. "Gue nggak kenapa-napa."

Alfanzo (Love is a Choice) Where stories live. Discover now