Bab 41 - Flashback

21.1K 1.1K 3
                                    

Spesial for today. Ini flashback tentang Arkan dan Kiana. Sashi nggak ada di sini ya. Besok baru muncul lagi. Wkwk😅

Selamat membaca.
___

"Aku mencintai, Kak Arkan. Tolong, biarkan aku tidur bersama Kakak, malam ini."

Seorang gadis SMA menatap Arkan dengan mata berkaca-kaca. Penampilannya sudah tidak karuan. Rambut dan pakaiannya kotor sekaligus basah. Entah apa yang sebelumnya terjadi, Arkan sama sekali tidak tahu. Dia hanya mendapati kehadiran teman adiknya, di balik pintu apartemen.

"Untuk apa? Kau punya rumah," jawab Arkan dengan tatapan mata yang sedikit tajam.

"Tidak, bukan itu. Tapi aku ingin Kak Arkan jadi milikku malam ini," ucap Kiana dibarengi dengan salah satu tangannya yang meraba dada bidang Arkan perlahan. Membuat Arkan kaget dan dengan segera mendorong Kiana menjauh. Dia sekarang mengerti apa maksud perkataan Kiana.

"Kau gila? Di mana otakmu, Kiana?" Dengan suara sedikit membentak, matanya menghujam Kiana penuh kemarahan. Namun hal itu, tentu membuat Kiana tersentak kaget. Menyebabkan matanya sedikit berkaca-kaca, tapi itu tidak lantas membuat rasa iba Arkan hadir untuk Kiana. Dia sudah terlalu muak meladeni dan bersikap baik pada gadis itu. Kiana semakin tidak tahu diri. Apa gadis itu mau mempermalukan dirinya seperti ini?

"Aku sehat, aku tidak gila! Aku hanya mencintai Kak Arkan."

Arkan menggeleng. Dia tidak percaya mendengar penuturan gadis yang sebentar lagi akan lulus itu. Kiana gila. Sampai kapanpun, Arkan tidak akan mau dengannya. Apalagi melakukan hubungan intim dengan seseorang yang tidak dia suka. Dan lagi, Arkan tidak ingin adiknya semakin marah.

"Tolong pergi dari sini."

Sayang, Kiana membalas perkataan Arkan dengan gelengan kepala dan tanpa diduga malah berjalan mendekat, memeluk tubuh kekar Arkan. Sementara Arkan yang kaget, tidak bisa berbuat banyak, dia hanya terpaku sampai Kiana memanfaatkan itu dan mendorong tubuh Arkan ke atas ranjang.

Dengan perasaan menggebu, Kiana melucuti pakaiannya hingga tak berbusana. Mencium bibir Arkan. Arkan jelas tidak bisa menghindar dari perlakuan tiba-tiba yang Kiana lalukan. Namun beberapa saat kemudian, Arkan bisa membalik dengan mudah posisi mereka. Membuat Kiana sekarang ada di bawahnya. Tanpa sehelai benang pun.

Satu hal yang tidak Arkan sadari, jika Kiana telah berhasil mengoyak pakaian depannya. Menyebabkan kancing bajunya terlepas hingga menampilkan dada bidangnya yang sedikit terbuka.

"Aku sangat mencintai Kak Arkan. Kakak hanya milikku."

Satu tangan Kiana bergerak untuk menyentuh dan meraba tubuh terbuka Arkan, sebelum laki-laki itu dengan cepat menahannya dan mencengkeram kuat pergelangan tangan Kiana. Mata Arkan berkilat marah. Rahangnya mengeras karena tindakan Kiana benar-benar melewati batas kesabarannya. "Pelacur."

"A-apa?" Senyum di bibir Kiana menghilang. Yang ada hanyalah rasa tak percaya terlihat di wajahnya.

"Gadis murahan sepertimu, sama sekali tidak menarik untukku. Derajat kita sangat berbeda. Kau pikir, selama ini aku baik karena aku suka padamu? Apa kau sedang bermimpi jadi seorang putri?"

Arkan menyunggingkan senyum remeh. Membuat tubuh Kiana yang ada di bawahnya terpaku. Merasa, Arkan yang dia kenal sangat berbeda. Arkan yang pendiam dan tidak banyak tingkah, menjadi begitu dingin dan kejam dengan perkataannya yang menusuk.

"Kenapa? K-kenapa Kak A-Arkan bicara seperti i-itu?"

"Berkacalah, aku hanya memanfaatkanmu saat ini. Semua kulakukan demi adikku. Jadi, jangan bertingkah seperti ibumu, PELACUR."

Bahu Kiana langsung bergetar. Dia menatap Arkan dengan kaget, tak menyangka jika laki-laki itu tahu tentang ibunya. Membuat rasa sesak itu, terasa sangat menyiksa batinnya hingga saat suara ponsel Arkan berdering dan mengalihkan perhatian laki-laki itu.

Perfect Husband (TAMAT)Where stories live. Discover now