Mas Senior, Ehm

55 13 1
                                    


Seusai sarapan, Nina dan Ronald segera berengkat ke sekolah. Mulai sekarang mereka berdua memang satu sekolah, di SMA Nusantara. Nina sengaja sekolah ditempat kakaknya selain karena sudah janjian dengan teman-teman SMPnya juga karena alasan tumpangan gratis lah. Kan lumayan untuk satu tahun kedepan dia bisa hemat uang jajan.

SMA Nusantara adalah salah satu SMA yang cukup terkenal dan lumayan favorit, meskipun tidak waw-waw banget. Disana menerima murid dari semua kalangan dan tingkat social, tidak pandang rupa, bulu ketiak, dan warna duit. Jika ada murid tidak mampu dari segi ekonomi, asal punya otak encer dan cemerlang, tentu bisa sekali sekolah disana. Sang pemilik yayasan memang terkenal baik hati dan dermawan. Jadi pengen kenalan hehe!

"Bang, Nina ngumpul disana dulu ya!" kata Nina saat mereka barusaja sampai di parkiran sekolah.

"Emangnya lo tau ngumpul dimana? Dasar anak baru sotoy!" Kata Ronald, dengan wajah senior yang sok diangkuh-angkuhkan.

"Ya tau lah Bang, kan udah ada pengumumannya di grub angkatan anak baru, bye!" ujarnya lalu pergi menuju lapangan utama sekolah.

Clingak-clinguk Nina mencari sosok temannya, mana lagi kapasitas lapangan udah setengah hampir penuh. Wajah mereka asing semua, tak ada yang dikenalinya sama sekali.

"Dwar!"

"Kamp**" Nina membungkam mulutnya, hampir saja dia kelepasan.

"Ih Echa! Kemana aja sih? Gue cari-cari dari tadi tau!" omel Nina

"Hehe sorry Nin, tadi gue bangunnya kesiangan, jam beker gue lambat 1 jam soalnya"

"Ahahaha kita kebalikan berarti Cha, jam dinding gue malah lebih cepet 1 jam seperempat dari biasanya."

"Omegat! Pasti ulah bang Ronald ya!" tebak Echa. Nina mengangguk jenuh.

"Siapa lagi kalau bukan dia? Bang Udin ya nggak mungkin!" Mereka tertawa mengingat nama bang Udin.

Nina dan Echa memang udah temenan sejak SD, selalu duduk sebangku malah. Dulu rumah mereka sebelahan, sayangnya tak lama kemudian keluarga Echa pindah ke kota seberang. Tapi tidak dengan sekolahnya, dia tak mau pisah sekolah dengan Nina. Teman akrab yang berpredikat sebagai guru privat gratisnya juga.

Obrolan terhenti ketika seorang senior mengambil alih perhatian mereka. Oh iya, poin plus dari SMA Nusantara yang cukup terkenal adakah disana gudangnya cowok-cowok ganteng dan keren menurut @lambelebih, akun gosip saudaranya lambe turah tapi versi khusus remaja.

"Omegat, lo ngliatin apa Nin?" tanya Echa tanpa menoleh kearah Nina. Bola matanya tajam menatap kedepan tanpa berkedip.

"Lah, lo sendiri ngliatin apa Cha?" Nina balik bertanya. Tanpa menoleh kearah Echa. Bola matanya juga menatap tajam kearah depan tanpa berkedip barang sedetik.

"Sumpah ni orang tercipta dari apa? Ganteng banget omegaaat!"

"Pakek parah Cha! Sampai lumer-lumer kayak coklat dicairkan"

"Hey kalian berdua, yang pakek bandana biru dan jepit warna ungu!" Nina dan Echa masih asyik dalam dunianya, tak menghiraukan panggilan senior perempuan mereka yang berwajah garang.

"Ekhem!"

Lamunan Echa dan Nina ambyar, mereka gelagapan dan kaget dengan kondisi sekelilingnya yang semula masih ramai bergerumbulan kini sudah rapi berbaris, tersisa mereka saja.

"Cepat ambil barisan sesuai tinggi badan!" perintah senior perempuan tadi. Echa dan Nina mengangguk patuh. Alhasil, merekapun berpisah. Echa yang tingginya memang beberapa senti diatas Nina harus meninggalkannya di barisan belakang. Barisan para manusia mini. Hihi.

Haninah ( Honey Bunny Sweety)Where stories live. Discover now