Ini Gladys

20 11 1
                                    

Bismillah, semoga ada yang baca dan menyukainya hehe

**************************

"Untung lo yang satu kelompok piket sama Alexa Nin bukan gue! Hahaha!" ledek Echa, mereka sedang makan nesi pecel yang terkenal murah dan enak yang berada di kantin sekolah mereka. Hasil rekomendasi dari Ronald.

"Ish Echa ya!" kesel Nina, jika disuruh milih sebenarnya dia lebih baik piket sendirian, daripada bareng Alexa yang sudah pasti males bergerak itu.

"Tapi lo sekelompok bareng cowok yang namanya Aksel juga loh!"

"Aksel yang mana Cha?"

"Aduh, yang tadi gue bilang lumayan ganteng itu!"

"Tau ah, lupa!"

"Lo tuh ya Nin, pinter-pinter tapi lola sama pikun!" hardik Echa, sebenernya itu bukan kali pertama Nina mendengarkan pernyataan pedas yang dilontarkan Echa itu. Sudah terlalu sering sampai bosan.

"Biarin! Yang penting pinter kan? Weeek"

"Iya deh iya, untungnya pinter banget dan suka ngajarin gue gratis! Eh Btw Bu Rika kok bisa nunjuk si Alexa jadi kandidat ketua kelas sih? Nggak kebayang bakalan jadi apa kelas kita setahun kedepan ini kalau dia yang jadi!'

"Harusnya Lo aja ya Cha!" ucap Nina santai yang mendapat tatapan tajam Echa.

"Nin, gimana kalau Lo ngajuin diri jadi kandidat ketua kelas sama bu Rika, gue jamin suporter lo lebih banyak dari Alexa!"

"Ogah Cha, males gue. Bosen tau dari jaman kelas 8 SMP jadi ketua terus!"

"Ya ampun Nin, baru aja 2 Tahun menjabat jadi ketua, sekalian aja sunnah rasul menjadi 3 kali kek. Lagian asyik loh bisa deket sama kakak-kakak OSIS!"

"Ya udah sana Lo aja Cha!"

"Lo tau sendiri kan Nin, gue tuh tipikal orang yang sukanya mendorong pergerakan, bukan jadi penggeraknyaa!"

"Sama aja kelles!"

"Bedalah!"

"Nanti kalau lo yang jadi ketua, gue siap 24 jam standby jadi tangan kanan loh, seriuus!" Echa terus exited memprovokasi Nina. Sayangnya, yang diprovokasi asik mengunyah nasi pecelnya.

"Gimana Nin, setuju kan?"

"Ngarang lo Cha! Sok yes mau jadi tangan kanan gue 24 jam, padahal jam aktif belajar di sekolah cuma 8 jam tau!" Echa menyandarkan punggungnya di tembok kantin. Merayu Nina tak semudah  itu ferguso!

Harus pakek cara lain nih! Bathin Echa

"Anggota kelas kita banyak kan? Kenapa harus Alexa juga yg jadi kandidat ketua!"

"Anggota kelas kita banyak kan? Kenapa harus Alexa juga yang masuk kelompok piket gue ha?!" Nina mengikuti gaya bicara Echa.

"Eh busyet, kenapa semakin kita menghindari Alexa semakin membuat dia selalu berada di sekeliling kita sih?" tanya Echa heran.

"Berarti, intinya mulai sekarang kita jangan menghindari siapapun Cha! Biar nggak disatukan oleh alam hehe."

"Bener juga kata lo Nin! Nggak usah menghindar tapi lawan aja kali ya!"

"Kalau bisa dijadikan kawan juga Cha!" mendengarkan ucapan Nina membuat Echa menghintikan kegiatan makannya.

"Emang lo mau temenan sama geng AIB itu Nin?" tanya Echa sok serius, Nina menggeleng cepat.

"Ya enggak lah Cha, mana tahan gue temenan sama mereka. Yang kayak kamu aja udah sering bikin aku migran apalagi kalau kayak mereka hehe!" seringai Nina

Punya temen secerewet dan sebawel Echa memang sering membuat pusing kepala kan?

"Eh busyet! Emang gue temen kayak apa Nin?"

"Temen kayak..." bola mata Nina menatap kearah segerombolan cewek di pojok kantin

"Coba lihat itu Cha! Alexa dan temen-temennya kok udah melakukan perundungan aja sih, belum juga seminggu jadi anak baru!" Echa menoleh, dilihatnya Geng AIB itu pergi meninggalkan lawan bersitegangnya tadi.

"Kita hampiri yuk Cha!"

"Kuy! Gue juga kepo ada apa!" Echa dan Nina menghampiri gadis berkucir kuda itu.

"Hai! Boleh gabung?" pinta Echa, gadis itu mengangguk.

"Duduk aja!" jawabnya

Nina dan Echa duduk berhadapan dengan gadis itu.

"Maaf sebelumnya, lo lagi ada masalah sama Alexa dan teman-temannya ya?" tanya Nina to the poin.

"Kalian kenal Alexa?" tanyanya, Nina dan Echa mengangguk.

"Kami satu sekolah waktu SMP." Jawab Nina, gadis itu hanya ber-oh ria.

"Jadi kalian udah pada ngerti tentang Alexa dong ya?" tanyanya lagi, Nina dan Echa mengagguk.

"Lebih dari sekedar mengerti sih, bahkan kita juga udah sangat hafal sama perangainya itu!" jawab Echa exited, gadis itu tertawa miring mendengar penuturan Echa.

"Alexa itu saudara sepupu gue!" ujarnya jujur.

"Eh busyet! Serius lo?" tanya Echa kaget.

"Tapi sekilas kalian memang ada kemiripan sih!" Nina menatapi wajah cantik gadis itu.

Gadis itu tersenyum, "Kenalin nama gue Gladis, kelas X B" Gladis bergantian mengulurkan tangan kanannya kepada Echa dan Nina.

"Gue Echa!"

"Kalau gue Nina, senang bisa kenalan sama kamu lo Dis!"

"Gue juga seneng kenalan sama kalian, satu kelas ya?" Nina dan Echa mengangguk

"Sekelas sama Alexa and the genk juga!" sambung Echa.

"Oh ya? Wah selamat kalau gitu hehe!"

"Wkwkwk selamat dari Hongkong kali ya?" sahut Echa. Diksi yang cocok untuk fakta bahwa mereka satu kelas dengan Alexa adalah musibah, cobaan, ujian, dan malapetaka, bukan selamat.

"Oh iya, tulis nomer watshap kalian dong!" Gladys menyodorkan ponsel iphone keluaran terbarunya kepada Echa dan Nina.

"Gue harap kita bisa temenan!"

"Oh tentu saja, nanti gue save balik ya, hape gue di kelas soalnya!" kata Nina seraya mengembalikan hape Gladys pada tuannya.

"Keren banget hape Lo Dys, hape kentang gue jadi Insecure tau!" Echa menggoyang-goyangkan smartphone nya diudara. Gerekannya seperti orang yang sedang mencari sinyal saja.

"Jangan gitu dong, semua ponsel sama aja kok!" 

"Iya nih si Echa ngggak ada rasa bersyukurnya. Masih mending bisa dipakek selfi kesana-kemari kan?" Nina menimpali. Echa hanya cengir kuda dinasehatin Nina dan Gladys. Mereka terus mengobrol hingga habisnya waktu jam istirahat.

Sejak saat itulah Gladis akan menjadi sahabat mereka juga.

**********************

Haninah ( Honey Bunny Sweety)Where stories live. Discover now