14

944 30 0
                                    

"Tak semuanya yang sudah pergi akan membuat mu terluka kembali."

***********************************

"Ayo naik  gue anterin."

Deg

Sekarang apa yang harus Resta lakukan?.

Dengan keadaan hujan seperti ini sulit juga untuk menemukan satu angkot atau gojek.

Apakah Resta harus menerima ajakan Dimas?.

Jika saja kemarin dia tidak bertemu dengan Dimas mungkin hari ini Dimas tak akan pernah mengenalnya.

"Gimana?Lo mau kan?." Ajak Dimas kembali.

Memperhatikan raut wajah Resta yang tampak nya akan menolak ajakan nya,Dimas mempunyai secuil ide bagus di otak kecilnya.

" Gue denger denger nih ya,disini kalau udah mulai menjelang sore gini banyak setan yang keliaran dimana-mana,Lo nggak takut apa?"

Resta hanya memutar kedua bola matanya malas,dia yang sudah bersekolah disini hampir 2 tahun saja tak pernah melihatnya.

Tapi kalau dipikir-pikir ada benar nya juga perkataan Dimas itu. Mungkin saja dia bisa melihat dunia lain?.

" Jangan sok jual mahal gitu, ayo naik atau gue tinggal."

Dengan perasaan penuh kekesalan akhirnya Resta mau menerima ajakan Dimas.

Lagi.

" Gue naik dimana nih?." Tanya Resta bingung,sebab menurutnya sepeda Dimas ini terlalu kecil.

" Belakang." Ucap Dimas.

Sebenarnya Resta masih bimbang, apakah dia akan pulang dengan selamat?

Disepanjang perjalanan menuju rumahnya,Resta dan Dimas dilanda keheningan.

Kaya goncengin kuntilanak euy Batin Dimas.

" Ekhem."

" Ekhem."

Tujuan Dimas berdehem hanya untuk menetralkan perasaannya dan keheningan suasana saat ini. Tujuan utama  nya kasih tumpangan ke Resta kan buat modus modus dikit,lah ini malah diem-diem an kaya patung gini.

Dimas kan nggak like.

" Lo sekolah dimana sih?." Tanya Dimas kepada Resta.

Diam, tak ada jawaban dari gadis itu.

Apa mungkin dia kagak denger ya Batin Dimas.

"Ekhemm."Mari kita lihat,apa usaha Dimas kali ini berhasil.

" Lo kenapa sih anjir ngedehem mulu dari tadi," Sebenarnya Sejak tadi Resta mendengarkan semua ocehan tak berguna Dimas itu. Namun karena  terlalu malas, akhirnya Resta tak menyahuti ocehan Dimas tadi.

"Lo sekolah dimana?." Tanya Dimas kembali.

Resta mengerutkan keningnya bingung, apakah Dimas itu sosok manusia yang mempunyai kekurangan tak bisa melihat alias buta? Bukan kah tadi dia baru saja berhenti tepat di depan sekolahan nya,lalu apa ada kemungkinan kalau Dimas itu jangan jangan tidak bisa membaca tulisan?

Dimas ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang