11

1.2K 34 0
                                    

"kau boleh saja memberi ku bunga ataupun sejenisnya, namun jangan pernah kau memberiku luka ataupun kenangan dibaliknya."

**********************************

Setelah peristiwa terbentur nya kepala Dimas di tembok akibat baku hantam yang mereka lakukan, disinilah mereka berempat.

RUANG BK.

Mungkin tidak masuk akal, kenapa dan mengapa mereka bisa sampai  masuk ke ruangan menakutkan tersebut.

Saksi mata dan pelapornya adalah Azka.

Bagaimana tidak, bayangkan saja jika kalian melihat sahabat sahabat tercinta kalian sedang melancarkan aksi baku hantam nya ya walaupun baku hantam nya cuma pakai bantal,tapi namanya kan juga tetap baku hantam.

Melihat Arkan dan Bimo yang tak sadar kan diri akibat mereka telah melukai seorang Dimas yang katanya kalau marah itu bisa jadi buas, jadilah Azka berinisiatif untuk memanggil guru.

Sebenarnya Azka berniat untuk meninggalkan mereka bertiga, namun karena rasa iba dan sifat tolong menolong nya muncul,jadilah Azka mengurungkan niat tersebut.

" Dimas, apa kamu tidak mengenal saya?" Tanya pak Wildan selaku guru BK.

Dimas mengernyitkan dahinya, apa yang dikatakan oleh guru nya ini?.

Bagaimana mungkin dia tidak mengenali guru nya tersebut.

Selama Dimas bersekolah di SMK GUNA BANGSA ini, pak Wildan lah guru BK yang paling baik menurut nya.

Ide cemerlang terlintas di otak Dimas, bagaimana kalau berpura-pura sebentar?

Bermain-main dengan guru tidak ada salahnya kan?

Mungkin pak Wildan juga butuh lelucon.

" Bapak siapa?" Tanya Dimas dengan memerhatikan raut wajah pak Wildan yang mulai khawatir.

Rencana berhasil.

Pak Wildan mulai gelisah dan cemas.

Bagaimana nasib nya Sekarang? Apakah ketua yayasan sekaligus pemilik sekolahan ini dan juga selaku orang tua Dimas akan memecatnya?

Karena tidak bisa mengawasi Dimas dengan baik.

Memangnya Dimas ini masih anak TK yang perlu pengawasan orang dewasa?

" Lo beneran amnesia ya bos?". Tanya Bimo tiba-tiba.

Pasalnya, Bimo tadi sempet melihat kalau Dimas itu sedang memaki Azka karena telah membawa masalah sekecil ini ke ranah hukum.

BK maksudnya.

Dimas menatap nyalang Bimo, mengisyaratkan untuk membungkam mulutnya yang tidak bisa diajak kerjasama itu.

" ARRGGGHH." Teriak Dimas tiba-tiba dengan memegang kepalanya seolah-olah memang sedang kesakitan.

Dasar king drama.

Pak Wildan semakin gugup mendengar teriakkan Dimas.

Istri dan anaknya harus makan apa sekarang?.

" Azka,Arkan, Bimo tolong panggilkan dokter untuk segera memeriksa keadaan Dimas sekarang."

Mereka bertiga yang diberi tugas pak Wildan masih belum beranjak dari tempatnya.

Masih betah pada posisinya saat ini.

Duduk di sofa ruang  BK sambil memperhatikan raungan dari Dimas.Mereka sebenarnya muak dengan drama dari manusia satu ini.

Apa nggak takut dosa gitu bohongin guru.

Dimas ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang