8

1.5K 48 5
                                    

"Kekhawatiran ku yang tak berujung sebuah kepastian."




******************"*************

Sudah satu jam lebih Dimas dan ketiga kawannya itu berpanas-panasan berdiri di tengah lapangan dan menghormati bendera merah putih milik Indonesia Raya.

Keringat mulai bercucuran menghiasi pelipis dan kening mereka berempat.

Dan yang perlu diingat, Dimas yang katanya ganteng nya sedunia ini masih menempatkan sepeda kesayangannya tepat disebelahnya.

" Bangsatt." Pekik Goni.

Dimas,Azka, dan Bimo serempak menoleh kearah Goni.

Entah ada apa dengan satu orang ini, kenapa dia tiba-tiba mengatakan kata buruk itu.

" Lo kenapa dah ni?" Tanya Bimo.

" Ini semua gara gara gue bantuin Lo sama Azka buat nyelametin nih orang yang  gak ada akhlak." Ucap Goni dengan menunjuk nunjuk Dimas.

Dimas yang dijadikan tersangka pun tak bergeming sedikitpun, dia merasa tak pernah meminta bantuan kepada Goni, dia hanya meminta bantuan kepada Azka, dan Bimo.

" Coba aja kalau gue  nggak bantuin Lo pada, pasti gue nggak bakal panas panasan kek gini." Gerutu Goni.

" Gue nggak ngerasa minta bantuan  Lo tuh." Akhirnya Dimas membuka suaranya setelah sempat beberapa menit diam.

" Iya bener juga kata si Dimas ni, Lo sendiri kan yang mau ikut tadi.Katanya Lo tadi lagi gabut." Sahut Bimo.

Azka yang mendengar perdebatan mereka bertiga pun hanya mampu memutar bola matanya dengan malas.

Terlalu ribet dan nggak penting menurutnya.

Yang penting bagi Azka saat ini adalah dia bisa terbebas dari hukuman pak Juned dan kembali ke kelas.


Pukul 11.30 wib

Mereka berempat masih diposisi yang sama.

Lima belas menit lagi waktunya jam istirahat kedua akan dimulai, itu tandanya hukuman mereka akan segera berakhir.

Dalam hati  dan pikiran Dimas saat  ini adalah kekantin dan tidur di UKS.

" Akhirnya 15 menit lagi gue terbebas dari kutukan ini." Celetuk Goni.

" Kutukan Pale Lo,ini hanya cuma hukuman yang nggak seberapa  woy." Sahut Bimo.

Dimas,Goni, dan Azka sontak menatap Bimo dengan datar.

Apa dia bilang tadi??

Hukuman ini nggak seberapa???

Hukuman nya emang nggak seberapa tapi panas nya itu macam di neraka mungkin.( Soalnya author juga nggak tau neraka kek apa. Nggak pengen kesana juga).

"Ehehehe." Ucap Bimo dengan cengar-cengir.

Cuaca hari ini mungkin sangat mengerti dengan keadaan mereka berempat, panas ini rasanya semakin bertambah saja.

Kala mereka berempat sedang meratapi nasib hukumannya yang tak  kunjung berakhir,mereka berempat sontak membelalakkan mata kala melihat sosok Arkan sedang bergandengan mesra dengan sosok perempuan baru.

Arkan dan mungkin dengan pacar barunya itu berjalan bergandengan melewati koridor sambil tertawa dengan sangat bahagianya.

Memang tak setia kawan dia.

Bisa bisanya dia tertawa diatas penderitaan kawan kawan kawannya yang lain.

" Itu Arkan bukan sih?." Tanya Azka.

Dimas ( On Going )Where stories live. Discover now