Kabar tentang kehamilan Alesha membuat keluarganya bahagia, apalagi Aliya, ia orang yang sangat bahagia, karena sebentar lagi ia akan menjadi seorang nenek dan memilki cucu, tidak hanya Aliya, Alana juga bahagia mendengar berita tentang kehamilan Alesha sampai-sampai Alana memilih untuk tinggal di rumah Alesha untuk mengawasi sang cucu dan menjaga Alesha. Setidaknya ia tidak merasa kesepian tinggal di rumahnya sendiri.
Alesha menuruni tangga, ia ingin berenang sore karena sudah lama ia tidak berenang sebab, kakinya yang tidak bisa berjalan namun sekarang ia sudah bisa berenang karena perkembangan kakinya sudah sangat membaik, bahkan untuk lari pun ia sudah bisa. Tiba-tiba Alesha terdiam mematung saat melihat Hanif yang sedang menggandeng tangan wanita berhijab pink. Mereka berdua tersenyum kearah Alesha. Bisa-bisanya mereka tersenyum manis sementara hati Alesha membara karena cemburu.
"Dia siapa Mas?" tanya Alesha menghampiri mereka.
Hanif mencium tangan wanita itu membuat Alesha membulatkan matanya. "Calon istri Mas, cantik kan?"
"CALON ISTRI?" tanya Alesha melotot.
"Iya"
"Cantik banget Mas, ih pintar Mas cari istri baru ya hehe, nemu di mana Mas?"
"Kamu gak cemburu? Gak marah?" tanya Hanif tidak percaya.
Alesha menggelengkan kepalanya. "Gak kok, malah aku senang, bahagia melihat kalian. Jadi, kapan akad?" lagi dan lagi Hanif terkejut mendengar ucapan Alesha.
"Secepatnya. Kamu gak cemburu? Apa kamu sudah gak sayang lagi?"
Wanita itu melepaskan genggaman Hanif. "Sakit Bang, Abang terlalu erat genggam tangan Hana! Ih"
"Hana?" tanya Alesha, "Adik Mas Hanif?"
"Iya Kak. Maaf ya Kak, ini ide konyol Abang Hanif"
Alesha terkejut mendengar ucapan wanita yang bernama Hana. "Jadi ini Hana?"
"Iya Kak"
Alesha langsung menghampiri Hana dan Hana langsung bersalaman dengan Alesha. "Jadi kamu bohongi aku ya Mas? Jangan tidur di kamar malam ini!" ucap Alesha menatap Hanif. "Ayo duduk dulu" ajak Alesha.
Hanif mematung mendengar ucapan Alesha.
"Haha... Mampus Bang, siapa suruh ngerjain istri sendiri. Maaf ya Kak"
"Gapapa, syukur loh kakak gak tarik hijab kamu, masih bisa menahan emosi tapi tadi agak ragu juga sih dengan kamu, kan benar dia bohongi kakak"
"Hahah ... tapi wajah Kakak santai banget"
"Itulah syukur masih bisa nahan emosi. Kapan sampai sini?"
"Malam tadi. Ini baru sempat pulang, padahal tiga bulan lalu ada libur tapi gak jadi pulang karena ada hal"
"Sibuk banget ya? Kamu nginep kan?"
"Boleh Kak?"
"Boleh dong, tidur sama kakak gimana?"
"Waduh, jadi mas beneran tidur di kamar sebelah sayang?" tanya Hanif.
"Haha ... makanya jangan ngerjain bumil. Kak Alesha hamil kan?" ucap Hana.
"Iya Han, Alhamdulillah"
"Alhamdulillah senang mendengarnya"
"Bibi..." panggil Alesha
"Iya Non?"
"Tolong bikin minuman ya Bi"
"Iya Non. Neng mau minum apa?"

YOU ARE READING
Bukan wanita biasa (TAMAT)
General FictionSebelum baca cerita ini, baca cerita "kesempatan kedua" dulu karena ini kelanjutan dari anak-anak dari cerita itu sudah baca? Silakan lanjut baca. Jangan lupa tambahkan ke perpustakaan dan follow akun wp saya! Alesha dan Aluna dipaksa kuat oleh ke...