BAGIAN 2

104 80 36
                                    

         El baru selesai bertemu vendor saat lagi-lagi melihat Naya bersama pria yang seperti malam itu didekat restoran Fai. Inginnya, El pergi tanpa mempedulikan mereka. Tapi saat tidak sengaja dia mendengar nama Kenzo disebut, El mengurungkan niatnya untuk pergi.

"Kau harusnya malu pada Kenzo, anak ini bukan anaknya tapi dia sudi mengakui anak ini, dia akan menikahiku sebagai bentuk tanggung jawabnya padaku" Suara Naya bergetar seolah menahan tangis.

"Dianya saja yang bodoh" Kata pria didepan Naya itu dengan muka tengilnya.

"Apa!!!??? Dia bodoh? Dengar ya, kau yang bodoh, kau bodoh karna seenaknya menghamiliku dan dengan seenaknya juga kau pergi begitu saja tanpa tanggung jawab, manusia seperti apa kau ini?" Naya berteriak dan memukuli dada bidang pria itu membabi buta.

         El mengepalkan tangannya. Walau tidak mengetahui seperti apa cerita sebenarnya, tapi El ikut terbawa perasaan mendengar perkataan Naya. Ini tidak benar, El tidak pernah berniat berurusan dengan hal yang tidak ada kaitannya dengan dirinya.

         Tapi entahlah, dia seolah terpanggil untuk membantu Naya. Saat akan melangkah mendekati Naya dan pria itu, seseorang mencekal tangan El. Saat menoleh untuk melihat siapa yang mencekal tangannya, El terkejut.

"Kenzo???"

         Ya, orang itu Kenzo. Si calon suami Naya. Bagaimana bisa pria itu disini dan menyaksikan calon istrinya bersama pria lain.

"Aaah ma'af maksud saya tuan Kenzo? Apa yang anda lakukan disini?" El gelagapan sendiri.

"Saya sedang melihat mereka, sama seperti yang anda lakukan" Kenzo tersenyum seolah tidak terjadi apapun.

           Pria ini, sebenarnya mencintai wanita yang akan dinikahinya atau tidak. Kenapa dia terlihat baik-baik saja. Tidak ada kekesalan ataupun emosi yang terpancar diwajahnya.

"El... Hei El"

          El tersadar dari lamunannya saat mendengar suara Kenzo. Pria itu melambaikan tangannya didepan El.

"Saya... Saya minta ma'af tuan, saya tidak bermaksud ingin tau atau menguping, hanya saja..."

"Sudah tidak perlu minta ma'af, hmm... Mau tau cerita selengkapnya?"

"Hah? Apa maksudnya?"

"Akan saya ceritakan semua pada anda, agar anda tidak penasaran, ayo kita cari tempat yang lebih nyaman"

         Kenzo berjalan mendahului El. Sementara El masih diam ditempat. Dia mengutuki dirinya sendiri yang sudah masuk kedalam masalah orang lain. Harusnya dia biarkan saja orang-orang itu.

"Ayo El" Kata Kenzo.

         Dengan langkah berat El menyusul Kenzo. Membiarkan Naya dan pria itu disana.

🌺🌺🌺

         Fai baru saja akan menghubungi El saat pintu restoran terbuka dan menampakkan sosok El dengan wajah sedihnya. El berjalan lunglai menuju meja yang biasa ditempatinya jika mampir kerestoran milik Fai.

          Kepalanya ditempelkan kemeja dengan kedua tangan sebagai alasnya. Fai tau pasti hal buruk sudah terjadi pada sahabatnya itu. Fai meminta salah satu karyawannya untuk menyiapkan makanan dan minuman kesukaan El.

           Fai menghampiri El. Duduk dihadapan wanita itu tanpa mengatakan apapun. Hanya diam dan membiarkan El tetap dengan posisinya.

"Benar-benar sial" Gerutu El tanpa mengubah posisinya.

          Setelah beberapa saat, El mendongakkan kepalanya. Jika kalian pikir El sedang menangis, kalian salah. Tidak ada air mata yang keluar dari kedua matanya.

Love For EleanorΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα