BAGIAN 6

74 59 22
                                    

Author balik lagi nie.....
Jangan bosen ya baca cerita author. Kalau ada typo dimaklumi ya, soalnya author juga manusia heheheheh.

Okey.... Kuy baca kelanjutan kisah El.

Selamat membaca semua.

🌺🌺🌺

     El menunduk, tidak berani menatap Fai yang duduk didepannya. Dia sudah seperti seorang anak yang tengah diintrogasi oleh ibunya. Sementara Ahra duduk di sebelahnya sambil memakan cemilan tanpa ada niatan membantu El.

"Jadi kemana saja kau semalam? Kenapa tidak memberi kabar? Jam berapa kau pulang?" Tanya Fai beruntun.

         El sama sekali tidak berkutik. Meski umurnya lebih muda dari El, tapi Fai lebih tegas dan aura keibuannya membuatnya tampak seperti yang paling tua.

"Kenapa diam? Ayo jawab" Kata Fai lagi. Kali ini dia sedikit melirik kearah Ahra yang masih asik dengan cemilannya.

"Aku.... Harus menjawab yang mana?" Tanya El.

        Kalau sudah menghadapi Fai yang seperti ini, El akan kehilangan sifat gilanya. Dia benar-benar terlihat seperti anak kecil yang sedang ketahuan berbuat nakal.

"Semuanya, kau harus menjawab semua yang aku tanyakan tadi" Jawab Fai.

"Semalam aku ada pertemuan dengan klien, jadi terpaksa mengabaikan telepon dan pesan dari kalian, aku sampai disini sekitar jam 11.30, kau tau itu, kau juga yang membukakan pintu" Kata El berbohong.

"Bertemu klien apa sampai hampir tengah malam?" Tanya Fai tidak percaya.

"Heh, jangan-jangan klien yang kau temui itu bukan manusia" Sela Ahra berasumsi sendiri.

         Fai memutar matanya jengah. El melirik Ahra sekilas tanpa ada niat menanggapi perkataan Ahra. Dalam suasana seperti ini, Ahra malah berpikir yang tidak masuk akal.

"Karna terlalu asik mengobrol sampai tidak ingat waktu, karna itu aku terlambat pulang" Jawab El.

"El, apa klienmu itu pria tampan? Karna itu kau asik mengobrol dengannya sampai lupa waktu?" Tanya Ahra yang lagi-lagi berasumsi sendiri.

        Kali ini, Fai memukul kepalanya memakai sendok. Meski tidak terlalu keras, cukup membuat Ahra kesakitan.

"Aaaaakkkh, sakit" Keluh Ahra sambil mengelus kepalanya yang tadi dipukul Fai.

"Diamlah, kau berisik dan mengganggu" Kata Fai.

"Ck ck ck teganya kau menyakitiku" Kata Ahra penuh drama.

        Tidak lama ponselnya berbunyi. Ahra menghela nafas setelah melihat siapa yang menghubunginya.

"Cepat jawab teleponmu, berisik sekali" Keluh El.

"Iya iya" Ahra beranjak masuk kedalam kamar. Menerima telepon dari calon suaminya. Itu yang dikatakan semua orang.

         Tinggal El dan Fai di meja makan itu. El masih belum berani mengangkat kepalanya. Sementara Fai masih bertindak seperti seorang ibu yang memarahi anaknya.

Love For EleanorWhere stories live. Discover now