BAGIAN 24.2

13 6 6
                                    

Yuhuuuuuuuu!!!! I'm back.

Dibagian ini masih tentang hidup Diaz dan hidup El ya....

Happy reading!!!!

🌺🌺🌺

El terus terisak sepanjang Diaz menceritakan kisah hidupnya. Dibanding dirinya, ternyata Diaz lebih menderita. El masih beruntung memiliki ibu walau dia tidak pernah tau siapa ayah kandungnya. El juga memiliki ayah yang mau menerima dan mengakuinya sebagai anak. Sementara Diaz, walau sempat diadopsi tapi dia mendapat perlakuan yang tidak baik.

El sedikit terkejut saat dirasanya tangan besar milik Diaz menangkup wajahnya. Entah sejak kapan Diaz berpindah duduk disamping El. Perlahan tangan besar itu mengusap air mata dikedua pipi El. Pandangan keduanya beradu.

"Aku tidak suka melihatmu menangis. Apalagi alasannya karna mengasihani kisah hidupku. Aku ingin kau menerima kehadiranku dihidupmu bukan karna alasan kasihan. Tapi karna kau benar-benar menyukaiku" Kata Diaz masih terus mengusap lembut pipi El.

El hanya bisa menggeleng. Suaranya seolah hilang karna terlalu banyak menangis. El memang kasihan pada hidup Diaz. Namun jauh didasar hatinya El seolah melihat sosoknya sendiri dalam diri Diaz. El tidak jauh beda dengan Diaz. Kisah hidupnya bahkan lebih buruk dari hidup Diaz. El takut jika Diaz menjauh dan merasa jijik dengannya. Setelah ia bercerita tentang hidupnya.

"A-aku t-tidak me-mengasihimu" Kata El terbata.

"Lalu apa arti air mata ini, hem?"

"A-aku tidak tau hiks... Aku merasa kau sama sepertiku hiks..."

"Benarkah?"

El mengangguk. Kemudian tanpa diduga El sebelumnya, Diaz membawa El kedalam pelukan hangat pria itu. Kembali air mata El mengalir. Ahra pernah memberitahu El bagaimana Sharga memeluknya. Kata Ahra, pelukan Sharga mengingatkannya pada pelukan hangat sang ayah. Dan kini El tau perasaan seperti apa yang Ahra rasakan saat itu.

El merasakan hangatnya pelukan sang ayah dalam dekapan Diaz. El bisa merasakan bagaimana ritme jantung Diaz yang berdetak tidak beraturan. El tidak tau apa semua jantung berdetak seirama. Karna jantung El juga tidak berdetak dengan semestinya.

Sama halnya El, Diaz seolah menemukan ketenangan saat memeluk El. Tidak peduli jika El merasakan bagaimana jantungnya menggila. Ada rasa cemas saat tadi Diaz melihat El menangis. Dari dulu, Diaz tidak suka melihat orang lain menangis karna mengasihani kehidupannya yang kurang beruntung.

Namun Diaz lega saat El berkata bahwa wanita itu tidak mengasihaninya. Diaz tidak tau bagaimana kehidupan El diluar profesinya sebagai EO. Mungkin nanti El akan menceritakannya pada Diaz. Bagaimanapun kisah El, Diaz akan menerimanya. Baik itu buruk sekalipun, itu tidak masalah. Asal El bisa bersama dengannya.

🌺🌺🌺

Diaz menatap El yang tertidur disampingnya. Menjadikan bahunya sebagai tumpuan kepala El. Setelah tadi makan siang di Shara restoran, keduanya memutuskan untuk tidak kembali ketempat kerja masing-masing.

Diaz mengirim pesan pada Sharga dan beruntungnya sahabatnya itu tidak banyak bertanya. Tapi saat Diaz tiba dirumah nanti, Sharga sudah pasti memberondongnya dengan beribu pertanyaan.

Love For EleanorWhere stories live. Discover now