BAGIAN 10

50 28 37
                                    

Sebelumnya author mau ngucapin makasi buat yg udah meluangkan waktunya untuk baca cerita yang kagak jelas ini.

Makasi juga buat yang udah kasih semangat, kasih vote dan yang bersedia kasih saran serta komentnya.

Sayang kalian buanyak-buanyak.

Tanpa kalian apalah arti tulisan author ini.

Ok cukup cuap2nya.

Kuy lanjut......

Selamat membaca😉😉

🌺🌺🌺

        El menghela nafasnya. Lalu melihat pantulan dirinya dicermin besar yang ada disalah satu ruangan yang disediakan perusahaan Sharga. Hari ini tepat acara ulang tahun perusahaan Sharga sekaligus acara pertunangan antara Ahra dan Sharga.

      El sangat lega setelah beberapa hari yang lalu menceritakan semuanya pada Fai dan Ahra. Bersyukurlah El memiliki sahabat-sahabat yang bisa mengerti keadaannya.

"Sampai kapan kau akan berdiri disitu? Acaranya sebentar lagi akan dimulai" Suara itu milik Diaz.

        Entah sejak kapan, pemikiran El berubah pada Diaz. Pria itu, walaupun diluarnya seperti kulkas berjalan, namun ada kepedulian akan sekitarnya.

"Kau sudah gila ya? Kenapa senyum-senyum seperti itu? Dasar wanita aneh"

"Bisa tidak sekali saja kau memujiku? Katakan jika hari ini aku cantik atau apapun yang bisa membuatku senang" El cemberut.

"Tidak ada untungnya bagiku"

        Diaz berbalik, keluar dari ruangan itu. El mengikuti dibelakangnya. Sesekali El menggerutu karna Diaz tidak menanggapi perkataannya. Sementara Diaz terlihat biasa saja. Seperti tidak memiliki ketertarikan untuk berkomunikasi dengan wanita disampingnya itu.

      El tersenyum melihat ballroom yang kini telah berubah menjadi tempat pesta yang begitu indah. Rasa bangga memenuhi relung hatinya. Tidak sia-sia kerja kerasnya selama ini.

"Waaaaaah harusnya dari dulu kau berpakaian begini, kau terlihat berbeda"

      Suara Aro yang berjalan berdampingan dengan Fai terdengar dibelakang El dan Diaz. El menoleh kebelakang. Tersenyum melihat Fai dan Aro. Mereka tampak serasi.

"Ahra dan Sharga sudah datang?" Tanya Fai.

"Mereka sedang diperjalanan" Jawab Diaz.

"Ayo mulai bersiap-siap" Kata El sambil memegang tangan Fai.

"Aku akan pergi memantau keadaan" Diaz juga pergi.

"Kenapa semua pergi? Hmm... Aku akan mencari wanita yang bisa kuajak kenalan saja, siapa tau ada yang cocok"

       Baru saja Aro akan melangkahkan kakinya, Diaz sudah menarik kerah bajunya.

"Heh heh apa yang kau lakukan?"

"Ikut denganku"

"Iya iya aku ikut denganmu, tapi lepaskan dulu tanganmu, aku tidak bisa bernafas"

        Diaz melepaskan tangannya dari kerah baju Aro. Lalu berjalan mendahului Aro. Perlahan, Aro mengikuti langkah Diaz.

Love For EleanorWhere stories live. Discover now