1. Putus

853 56 0
                                    

Siang ini selepas meeting dengan tim finance, Celine masih harus menyusun report yang diminta bosnya, Pak Lukman. Tiga hari lalu ia baru balik dari site Sulawesi untuk mendapatkan data batimetri dan pasang surut. 

Pekerjaannya sekarang ia dapatkan selepas lulus kuliah di Bandung dengan jurusan yang belum awam didengar orang. Bidang yang ia tekuni sekarang ini lumayan memiliki lingkungan kerja yang sempit dan sedikit. Teman-temannya yang "kurang beruntung" untuk mendapatkan pekerjaan dibidang kebumian ini beberapa beralih profesi. Ada yang menjadi karyawan bank, membuka bisnis makanan, yang wanita beberapa memilih fokus menjadi ibu tumah tangga.

Diumurnya yang menginjak 28 tahun, teman-teman sebayanya sudah mulai meninggalkan status lajang mereka. Kebanyakan teman kuliahnya yang wanita, which is 9 orang dari total 15 orang diangkatannya sudah menikah dan beberapa dari mereka sudah punya anak, sedangkan Celine malah baru putus dari pacar 4 tahunnya.

Pria yang menjadi mantannya sekarang bernama Rayhan. Ia biasa memanggilnya Ray. Pria itu adalah kakak tingkat Celine ketika kuliah, setahun diatasnya, dan Ray mengambil jurusan arsitektur. Mereka kenal karena acara kampus di tahun ketiga Celine kuliah. Selama kurang lebih 3 tahun mereka berteman, akhirnya Ray mengajaknya untuk berpacaran. 

Bibit masalah dimulai ketika Celine diangkat menjadi bagian dari global employee dikantornya, sebuah perusahaan minyak multinasional. Ia mulai sering keluar negeri karena urusan pekerjaan. Ia mengunjungi banyak negara dimana cabang perusahaannya berada. Awalnya Ray menerima dan bilang kalau mereka bisa video call dan berkomunikasi lewat sosmed, tapi makin hari komunikasi mereka semakin berkurang.

Ray juga sering meributkan spending Celine yang menurutnya berlebihan. Celine merasa uang yang ia keluarkan untuk sekedar makan dan belanja kebutuhan tidak besar. Ia berpendapat bahwa makanan yang dibuat dari bahan yang baik akan memiliki kandungan yang baik juga. Tapi Ray selalu ribut tentang pemilihan barang belanjaan kebutuhan sehari-hari Celine. 

"Kamu kan bisa pilih yang harganya lebih murah." Itu komentar Ray ketika ia sedang menemani Celine belanja bulanan. 

Beberapa kali Ray mengeluh tentang pilihan makan Celine ketika mereka ngedate. "Kita cuma makan berdua tapi ngeluarin sampe sejuta? Mending makan dirumah aja ngga sih?" 

Awalnya Celine masih berusaha untuk menahan hati dari komentar Ray. Tapi puncaknya adalah ketika mereka berdua bertemu dengan ibu Ray.

Ketika Celine baru pulang dari London 6 bulan lalu, Ray mengajaknya untuk bertemu orang tua Ray. Celine pun mengiyakan, ia berpikir kalau mereka akan semakin serius membina hubungan ini. Acara makan siang disebuah restoran sunda dikawasan Bintaro menjadi pilihan orang tua Ray. Celine berpakaian sopan dengan celana kulot krem dan blouse warna putih, aksesoris yang digunakan hanya jam tangan dan kalung emas sederhana. 

"Ma kenalin ini Celine." Ray memperkenalkan Celine dengan ibu dan ayahnya. Awalnya pertemuan berlangsung lancar sampai Ray menyinggung pekerjaan Celine yang punya kebiasaan dinas keluar negeri.

"Memang Celine kerja dimana?" tanya Ayah Ray. 

"Saya di British Petrol, Om." Jawab Celine masih dengan suara tenang.

"Kenapa sering keluar negeri, Cel? Emang kamu bagian apa?" tanya Ibu Ray.

Celine mulai mengerutkan keningnya sedikit tapi tetap menjawab Ibu Ray, "Saya di bagian Geoscience tante, ke luar negeri karena beberapa kerjaan data dan teamnya bukan hanya di Indonesia aja."

Ayah dan Ibu Ray diam beberapa saat, Ray pun berceletuk dengan nada bercanda, "Gajinya dia dolar, Ma." 

Celine melirik Ray dengan tatapan bertanya dan ada sedikit kemarahan. Maksudnya Ray ngomong ini tuh apa? Entah kenapa Celine menangkap omongan Ray sebagai ejekan, bukan pujian. 

Chance To Know YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang