13. Double date bukan sih?

1.1K 118 3
                                    

Sudah dari jam delapan pagi Celine berada di apartment Nayara. Kegiatan sabtu paginya diisi dengan running di treadmil dilanjut dengan renang di fasilitas gym apartment sahabatnya itu dari jam enam pagi. Nayara? Tentu saja masih didalam selimut. Sabtu adalah hari dimana Nayara melarang siapapun membangunkannya pagi-pagi.

Celine baru selesai membuat french toast saat Nayara keluar dari kamarnya.

"Dari jam berapa lo?" Tanya wanita itu setengah sadar sambil menuangkan air putih.

"Jam enam may be."

Nayara hanya mengangguk dan memakan french toastnya.

Celine pindah ke depan tv untuk menonton series yang sedang ia ikuti. The Night Agent. Series yang tidak sengaja ia temukan semalam. Sudah tiga episode berlalu, Nayara yang merasa bosan dengan series pilihan Celine pun mengajaknya untuk makan siang diluar.

Saat lift terbuka, Celine bertemu dengan wajah yang tidak asing.

"Celine?" Sapa pria itu.

Temannya Radian, Hanif!

"Hei." Sapa Celine.

Setelah dia dan Nayara masuk ke lift barulah mereka lanjut mengobrol, "Kebetulan banget." Lanjut Hanif.

Celine hanya tersenyum, "Kenalin ini sahabat gue, Nayara."

Hanif mengalihkan pandangannya pada wanita disamping Celine. Apa berteman dengan Celine punya kriteria wajah khusus? Kenapa temannya juga cantik begini?

"Halo, gue Hanif." Hanif menjabat tangan Nayara.

"Nayara."

"Pada mau kemana?" tanya Hanif.

Celine melirik Nayara sekilas, "Mau cari makan aja sih diluar."

Hanif kemudian menepuk tangannya, "Kebetulan! Gue boleh bareng? Gue sendirian banget nih judulnya makan siang hari ini." Pinta Hanif dengan suara memelas, bercanda. Celine tidak yakin kondisi Hanif semenyedihkan itu, tapi mereka berdua juga tidak ada alasan untuk menolak. Toh hanya makan siang.

Lagi-lagi Celine melirik Nayara, meminta persetujuan. Nayara yang merasa Hanif menarik pun tentu saja mengiyakan.

"Great. Pake mobil gue aja kalo gitu." Tawar Hanif lagi.

%

Sampai di Gandaria City mereka memutuskan untuk makan di Remboelan. Hanya ada Hanif dan Nayara saat masih melihat-lihat buku menu, karena Celine sedang ke toilet. Kemudian saat melihat-lihat buku menu Hanif ingat dengan sahabatnya.

"Dimana?" Tanya Hanif lewat telfon bahkan sebelum mengatakan halo. Nayara melirik ke arah Hanif mendengar pertanyaan pria itu lewat telfon.

"Dirumah. Kenapa?" Jawab Radian disebrang telfon.

"Susul gue ke Gancit." Suruh Hanif.

"Ngapain? Males ah." Radian masih setengah fokus karena sedang menonton.

Celine yang baru kembali dari toilet pun langsung duduk disamping Nayara. Hanif melihat kearahnya dan tersenyum jail. Ada rencana licik tersusun dikepalanya.

"Cel, lo pesen apa?" Tanya Hanif pada Celine masih dengan telfon yang tersambung.

Radian langsung duduk dengan tegak. Telinganya tidak salah dengar kan? Cel? Celine?

"Lo sama Celine?" Tanya Radian.

"Lo udah pesen?" Tanya Celine sambil membalik lembar menu.

Hanif makin tersenyum lebar mendengar pertanyaan itu, "Gue nunggu lo aja sekalian."

Chance To Know YouWhere stories live. Discover now