41. DETROIT: We Are Young

111K 7.5K 2.8K
                                    

YAYY UPDATEE
RAMEIN SIAP YAA

SELAMAT MEMBACA ❤️❤️

"Why choose between good girls or bad girls, when you can have a Quinzel?" — Caexavior Alvarez

"Haven't you heard? I'm the crazy bitch around here," — Avrizella Quinzel

⚪ ⚪ ⚪

Hari ini Avril memutuskan untuk memakai kacamata. Matanya sembab karena acara menangis semalam.

Nangisnya mungkin sudah berhenti, namun sesak itu terus membekas menghimpit dadanya. Entah sampai kapan Avril terus dihantui rasa bersalahnya.

Menatap wajahnya pada pantulan cermin, Avril merasa lebih mendingan memakai make-up. Tipis dan natural mengingat hari ini full kegiatan di lapangan sekolah. Sebelumnya wajah Avril sangat mengerikan, seperti mayat hidup. Kan Avril takut dikebumikan di sekolah nanti. Engga dengg...

Mengatur napasnya sekali lagi, Avril senyum kecil menutupi kemuramannya. Itu sebelum Avril meringis karena perutnya yang terasa sakit. Menghalau perih, Avril meneguk segelas air putih untuk mengisi perut kosongnya.

Selesai, eh belum. Avril merasa masih ada yang kurang. Ah iya lehernya kosong. Avril memutuskan untuk memakai pearl necklace untuk mempercantik tampilannya.

Sekali lagi Avril merapikan ikatan rambut dan posisi headband putih polosnya yang selaras dengan baju olahraganya yang bertema biru dongker dan putih. Mengambil parfum Chanel, Avril menyemprotkannya pada telapaknya. Lalu diusapkan pada belakang telinganya.

Nah selesai. Avril senang. Ia terlihat macam gadis sporty padahal sama sekali tidak mengerti apapun tentang olahraga.

⚪ ⚪ ⚪

Keluar dari kamar, Avril menuruni tangga dengan satu tangan menyusuri penyangga. Sampai di undakan tangga akhir, sudah ada Benita dengan shoulder bag yang akan Avril pakai ke sekolah.

"Nona ditunggu Oma di ruang makan," beritahu Benita.

"Oma?" Ah iya Avril lupa hari ini Louisa—Omanya kembali ke Indonesia. "Aku hampir lupa Benita."

"Bukan hampir, Nona benar-benar lupa," celetuk Benita.

Avril menatap Benita malas, "Aku ingat," bantah Avril.

"Tapi Nona—"

Avril melotot. "Aku ingat," ulang Avril lebih galak membuat Benita mencibir.

Malas berdebat dengan Benita, Avril memberi dengusannya lalu langsung melengos pergi ke ruang makan.

Tujuannya adalah menemui Oma Louisa. Oma high profile-nya yang kini tengah menikmati masa lajang setelah lepas dari mantan suami terakhirnya. Seumur hidup Louisa pernah menikah sebanyak 3 kali. Justin adalah anak dari pernikahan ke-2. Orang tua Justin cerai karena keputusan baik-baik dari kedua pihak. Tampaknya perpisahan orang tuanya tidak membebani Justin. Yang Avril tau sekarang Omanya hidup dalam masa keemasan dengan menikmati semua tunjangan dana yang diberikan mantan suaminya.

Well, Avril bisa tau kenapa semua hubungan Louisa selalu berujung kandas. Louisa terlalu powerful. Untuk ukuran seorang wanita, ia sangat mengintimidasi, vokal terhadap apa yang diinginkan, dan berani. Dan kalian tau sendiri bagaimana setiap pria lebih suka mendominasi dalam menjalin suatu hubungan.

"Avril," itu Louisa, merentangkan tangan menyuruh Avril menghampirinya. Wajah cantik dan keanggunannya seolah tidak termakan usia.

Aneh, Omanya baru saja melalui penerbangan selama 3 jam namun terlihat lebih energik daripada Avril yang baru saja keluar dari kamar.

XaviorAvrilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang