H A P P Y R E A D I N G
🤸
Setelah menghabiskan waktu tiga jam di dalam bis dengan segala suasana ricuhnya, akhirnya mereka sampai di Anyer. Finally, bisa juga para pemuda dan gadis-gadis ini berlibur untuk melepas penat dan lelah selama masa ujian kemarin. Ya emang sih, liburannya sedikit maksa. Karena sebenarnya sekolah belum memberikan hari libur, masih harus ada class meeting dan berbagai remedial.
Cuma karena memang liburan ini tuh liburan yang paling dinanti, jadi mereka sepakat untuk gak masuk sekolah dan mengambil waktu libur untuk menginap di Anyer ini selama tiga hari dua malam. Setelah mencari berbagai rekomendasi tempat yang bagus, delapan belas remaja itu memutuskan untuk memilih Pantai Carita sebagai destinasi wisata mereka kali ini.
"Di mana sih villa nya?"
"Iya, panas banget ini, aduh!"
"Ayang, mau bawain koper aku, gak?"
"Jauh banget, ish!"
"Tuhan, Aura haus!"
Begitu kira-kira keluhan para gadis yang kini tertinggal sedikit jauh dari belakang. Semuanya kompak menarik koper mereka dengan lemas dan wajah yang sudah kumal, wajar perjalanan di bis gak sebentar dan ternyata pas sampai Anyer ternyata cuacanya panas pake banget.
Para perempuan itu mulai menyesali outfit yang mereka kenakan. Kaya Salma contohnya, harusnya dia gak usah pakai sepatu sneaker, kalau tadi dia dengar kata bundanya dan nurut untuk pakai sendal pantai aja, mungkin kaki cantiknya gak akan terlalu pegel dan kerasa panasnya karena ada kaus kaki juga yang membalutnya. Emang ya, Bunda kalau ngomong bener mulu.
"Pegel," keluh Dinda.
"Sama."
"Eh, yang itu bukan sih, villanya?" Alya menunjuk sebuah villa dengan bangunan yang di desain campuran, gaya tradisional dan modern.
Semua mata mengikuti arah tunjuk Alya. Benar, villanya sudah dekat. Terlihat para laki-laki sudah selonjoran di atas teras, bodo amat masih ada yang punya, intinya mereka cape, cuma pengen rebahan. Sedangkan Rafa dan Ethan sibuk room tour untuk memastikan sekali lagi mereka jadi sewa villa ini atau nggak.
Liburan kali ini lumayan adil sih pembagiannya. Biaya akomodasi ditanggung penuh sama para lelaki, sedangkan untuk konsumsi urusan anak perempuan. Mereka sepakat kaya gitu, sengaja karena gak mau terlalu sering ngerepotin Rafa, Arkan, atau Rio yang kadang-kadang handle urusan keuangan untuk mereka kalau lagi main atau liburan kaya sekarang ini. Ya walau pas ngomongin ini ada aja sih orang yang gak tau diri, kaya Gusti sama Ethan contohnya.
"Gue mah kemana aja hayu, asal gratis."
"Gue mau bawa diri doang."
"Gue punya temen udah tajir, kasian ntar uangnya numpuk di rumah kalau gak digunakan secara baik."
"Lo tahu pahala? Nah itu kalau lo mau biayain keperluan gue selama di Anyer!"
Begitulah kira-kira sedikit celetukan Gusti dan Ethan.
Salma memutar tubuhnya, melihat pemandangan yang tersaji di depannya dengan sangat kagum. Indonesia itu indah, sayang banyak sekali manusia serakah yang hanya mau menikmatinya saja tapi enggan merawat. Bisa dilihat dari adanya beberapa sampah kering di sekitaran pantai, menjadi peduli dengan alam memang sesusah itu bagi manusia.
Tidak sadar bahwa alam sudah memberi mereka banyak manfaat, padahal itu semua bisa dirubah oleh perilaku dan kebiasaan kecil. Contohnya mulailah buang sampah pada tempatnya, terlihat sederhana dan padat, namun banyak sekali orang yang mengabaikannya.
YOU ARE READING
ARKAN
Teen FictionARES [2] : ARKAN REYNAND DAVIDSON Arkan Reynand Davidson, atau sang playboy yang mendapat julukan terkenal yaitu : handsome, young, and rich. Arkan wants, Arkan gets. Nasib buruk menimpa Salma Aurelya, si gadis pemegang sabuk hitam Taekwondo dengan...