39 - Berbagi

39.8K 7.1K 62.6K
                                    

Absen dulu sesuai asal daerah kalian yukk!🦋

CHAPTER PANJANG ENTAH KE SEKIAN KALINYA, niatnya mau singkat pendek aja tapi jari mungil Boo tidak tahan ingin menulis panjang buat Si Kuning & Readers tersayang🥹 Gimana dongggg?

Kalian happy gakkk kalo long chapter? Selalu support Hipotesis yaaa💋

BOO AKAN UPDATE SETELAH CHAPTER INI LEBIH DARI 62K COMMENTS YAA!  Kalian kerja sama & cicil beberapa hari biar Boo ada waktu nulis dulu🫶🏻

Ayo share, vote, dan komen duluu. Udah belomm??🤩

Siap spam vote dan penuhin tiap paragraf dengan spam comment kamuu? Kerja sama yaa!🥰💛

Warning: Jangan cepat tersulut emosi, harus tenang, sabar, tarik napas yang dalam. Boo tau kalian baiiik banget😉

———

Pada dasarnya, laki-laki tak suka berbagi — Hipotesis

———

🎵Scan and play music playlist Hipotesis: Happy Love🎵

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🎵Scan and play music playlist Hipotesis: Happy Love🎵

"IH, saya mau strawberry cheezo, Kak."

"Gak boleh."

"Kok pelit, sih? Nanti saya ganti, kok!" keluh Syaila dengan bibir cemberut.

Ya Tuhan, Syaila benar-benar merindukan strawberry cheezo, apalagi sekarang ia sedang di luar kawasan Paskibra, seharusnya ia memiliki hak bebas untuk mengkonsumsi makanan apapun!

Naka menatap Syaila gemas. Gadis ini nakal sekali, sejak semalam terus-menerus meminta Naka membelikan minuman itu.

"Strawberry cheezo itu asem, Syaila, kamu belum bisa makan yang terlalu asem dan pedes."

"Bisa, Kak, perut saya udah kuat. Pleaseee!" Syaila membalas tatapan Naka dengan puppy eyes.

Duh, sial, gadis itu membujuknya.

"Gak." Naka mengalihkan pandangan. Apa-apaan itu, Syaila pikir Naka lemah?

"Nyebelin! Kenapa, sih, orang saya cuma mau minuman yang enak. Saya bilangin Mami, ya, ngerawatnya gak bener. Biarin aja Kakak diomelin." Syaila memberengut setengah kesal sambil mengambil ponsel, berlagak ingin mengadu.

Dengan cepat Naka menahan pergerakan gadis itu. "Jangan bandel."

"Gak bandel, kok."

Duh—lagi—sepertinya kalau pipi Syaila memerah, itu karena Naka yang menggigitnya, deh!

HIPOTESISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang