15 - Dipaksa Lomba

41.8K 8.4K 24.8K
                                    

Siapa yang kangen?? Absen sesuai tempat tinggal kalian yukk!!🥰

Yuk share, vote, dan komen duluu. Udah belomm??🦋

Btw, parah kalian comment gacor banget, belom berapa lama udah tembus aja😩💛

Pasti udah siap spam vote dan spam comment tiap paragraf, kan??💛

———

SYAILA menatap bingung ke arah Izora, Lanie, dan Inarah yang sedang berbincang dengan salah satu anak laki-laki kelasnya. Semakin penasaran saat ia mendekat, mereka malah berbisik-bisik pelan.

"Ngomongin apa?" tanya Syaila, ia jadi ketinggalan obrolan gara-gara telat masuk kelas.

"Gapapa," jawab Izora sambil berdiri dari tempat duduk. "Lho, mau ke mana?" tanya Syaila.

Dengan isyarat mata mengajak Lanie dan Inarah yang terlihat jelas di depan Syaila, Izora berkata, "Kita bertiga keluar dulu ya, Sya. Mau ke kantin, nanti lo nyusul aja."

Syaila mengerutkan kening tak suka. "Maksudnya? Kenapa gak bareng?"

Ia melemparkan pandangan pada Izora, Lanie dan Inarah. Ditatap seperti itu Lanie hanya menunduk, sedangkan Inarah melempar tatapan balik pada Izora, pertanda menyuruh gadis itu yang menjawab. Gemas setengah mati, Syaila jadi melirik salah satu cowok yang cuma diem-diem aja semenjak dia datang, tapi tak kunjung pergi.

"Udah pokoknya kita pergi duluan bentar, nanti lo nyusul," putus Izora sambil menarik tangan Lanie dan Inarah. "Ya kenapa gue ditinggal—"

"Gue mau ngomong, Sya," potong si cowok. Akhirnya bersuara juga.

"Nah itu dia alasannya. Yaudah, byeeee, Sya!" pamit Izora yang dihadiahi pelototan Syaila.

Setelah mereka pergi, Syaila menatap cowok itu, "Lo yang nyuruh mereka pergi?" tanyanya yang dibalas anggukan.

"Ada apa?" tanya Syaila lagi, yang setelahnya menggerutu dalam hati.

Izora, Lanie sama Inarah tega! Mau aja disuruh-suruh cowok kayak gini. Bukannya nemenin, malah ninggalin!

Dan astaga... berapa banyak botol parfum yang laki-laki itu pakai? Terlalu pekat sampai mengganggu indra penciumannya.

"Jadi gini Sya, gue mau minta tolong lo jadi perwakilan cewek kelas kita buat lomba tarik tambang. Gimana?" ujar si cowok sambil tersenyum menyebalkan.

"Gak ah." Jelas Syaila tidak mau, sejak awal memang namanya tidak ada di daftar perwakilan kelas. Ia tidak berminat mengikuti lomba, lebih baik jadi supporter dan duduk-duduk saja di lapangan atau jajan di kantin.

"Yahhhh, kok gitu sih?" Syaila mengernyit, "Kok gitu apanya? Dari awal gue emang gak jadi perwakilan, lo minta yang lain aja."

"Satu perwakilan kelas kita sakit, Sya, jadi perlu diganti orang lain. Yang kepikiran di otak gue cuma lo doang."

"Ya jangan mikirin gue kalo gitu," balas Syaila cepat. "Mana bisa gak mikirin lo, sih," jawab si cowok pelan yang masih bisa terdengar di telinga Syaila.

"Ayolahhh, Sya, demi kelas kita juga. Bantuin yaaa?" Ia memohon sambil memegang tangan Syaila secara tiba-tiba.

Secepat kilat Syaila melepaskan tangan tersebut. "Sorry ya, gue gak mau ikutan. Lo cari anak lain aja," putus Syaila sambil pamit undur diri, ingin menyusul ketiga temannya.

"Ngapain ngikutin sih?!" gerutu Syaila mendapati laki-laki itu mengikuti langkahnya yang mulai keluar dari kelas.

"Sya, bantuinlah. Lo tega sama gue harus cari anak lain lagi??"

HIPOTESISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang