TUJUH : BAPER

126K 4K 513
                                    

"kamu kemana aja?"Edgar yang baru saja keluar dari kamarnya langsung menghampiriin Metta yang sedang makan diruangan makan dengan Anjar

"sama Samudrakan? Saya sudah bilang sama kamu kalo saya tidak suka kamu terlalu dekat sama Samudra"

Metta hanya diam saat Edgar melarang Metta buat dekat-dekat sama Samudra. Padahal Metta tuh cuma ngerasaiin kasih sayang hanya dari Samudra

"kamu kenal sama Samudra makin nakal, sama kaya ibu kamu. Murahan!"sindir Edgar yang langsung dilirik Anjar dan Metta

Metta menggigit bibir bawahnya saat Edgar terus melarang dirinya dekat dengan Samudra apa lagi kata-kata murahan Edgar sangat menyakitkan dihatinya

"pih..."Anjar memanggil Edgar agar ayahnya itu tidak banyak bicara saat sedang makan bersama

Edgar membuang wajahnya males saat Anjar selalu mengingatnya tidak membuat Metta sedih. Padahal Edgar membenci Metta karena gadis itu persis seperti ibunya

"pih.. Metta mohon jangan nikahin Metta sama om Leon-"

"yang pengen nikahin kamu sama Leon siapa? Kamu nikah sama putranya, Gavin."

Metta membulatkan matanya mendengar kata Edgar. Gavin? bukankah Gavin yang hampir memperkosa Metta saat dulu ia tidak sengaja menemaninnya

"Gavin? pih Metta mohon jangan sama Gavin dia jahat-"Metta memberhentikan katanya saat Edgar membanting sendok

"kamu jangan ngelunjak paham! Demi warisan kamu paham sekarangkan."tetesan air mata Metta tertumpah mengenai tangannya

Kenapa harus sama Gavin? Padahal dulu Gavin sudah hampir melecehkannya dan untungnya saja dulu Samudra dateng dan langsung menolongnya coba enggak ada Samudra, mungkin Metta udah jadi gadis murahan

"kenapa harus sama Gavin pih?"tanya Anjar pada Edgar

Edgar mengakat kepalanya ketika putra kesayangnya menanyakan alasan dirinya menikahin Metta dengan Gavin

"Anjar stop kamu bela adik kamu ini. Ingat dulu-"

"masalalu emangnya enggak bisa papi lupain? Aku bosan dengarnya pih."kesal Anjar yang langsung membanting sendok

"maksud kamu apa? Kamu mau menyuruh papi buat enggak jodohin Metta, iya?"

"bukan gitu pih. Gavin bukan orang baik yang papi pikir"

"SUDAH CUKUP! kamu jangan banyak nanya sekarang ini. karena-adik kamu itu pantas ngerasaiin apa yang papi rasaiin dulu!"

Edgar meninggalkan Metta bersama Anjar yang masih diruangan makan. Melihat sifat Edgar saja membuat Metta hancur dan sedih, ternyata Edgar keras kepala sekali

TIN TIN TIN...

"Samudra tuh."bisik Anjar yang membuat Metta mengangguk

"kak aku pergi dulu."Metta salim dengan Anjar dan langsung meninggalkan rumah

Metta berlari menunju Samudra dimana sedang berdiri didepan pintu mobil. Senyuman Samudra tidak lepas dimana Metta begitu cantik saat mengenakan bando dikepalanya

"morning kiss."Samudra menunjuk bibirnya yang langsung dianggukin oleh Metta

CUP..

Samudra tersenyum dan langsung mengelus bibir Metta. Kini Samudra mengelus pipi Metta apa lagi gadis ini makin hari makin cantik

"pagi-pagi gini enak kali ya nenen sama kamu"bisik Samudra pada Metta

"AH? Uhh maaf aku teriak.. Apa? Kamu minta nenen pagi-pagi gini?"kata Metta

BABY BOY (21+) TAMATWhere stories live. Discover now