EPILOG

53.9K 970 74
                                    

Menikah? Dia beda dengan para teman-temannya yang memutuskan untuk menikah muda sedangkan seorang Alvin memutuskan lebih fokus dengan kerjaannya

Diusia umur dua puluh tujuh seharusnya sudah memiliki pasangan hidup tapi Alvin belum memikirkan untuk menikah, untuknya ia lebih penting menjadi seorang CEO

"Selamat malam tuan"

Alvin menatap dua bodyguard yang datang sambil membawa koper, senyuman Alvin sedikit mengembang

"Sudah tau tugas yang saya beri?"ujarnya

"Sudah"

"Lakukan"perintah Alvin

Lelaki itu berdecih kesal ketika mengingat kejadian berapa jam yang lalu, seorang wanita berusia tujuh belas tahun menumpahkan air minum ke-jas mahalnya, dan bentar, siapa namanya tadi?

ALANA? Nama yang cukup bagus tapi wanita itu sama sekali tidak sebagus yang ia pikirkan

"Vin, belum balik?"Raka mendekati sahabatnya itu yang masih berada diparkiran

"Belum"jawabnya

"Papi, ayo pulang"ujar putranya itu

Naura sudah pusing karena dua anak lelakinya itu meminta pulang mulu, ia benar-benar antara nyesel mengajak sih kembar dan malu, untung Raka yang mengurus percayalah Naura tentunya bukannya tak sayang tapi kondisinya benar-benar tidak baik

"Sayang, kamu duluan masuk ke mobil ya bawa kembar—"

"Kamu aja bisa gak, aku pusing nih"ujarnya

Raka menarik nafasnya lalu tersenyum, ia tau Naura pasti sedang hamil soalnya wanita itu tdiak biasanya bersikap emosi gini

"Oke, sana masuk—heh maaf sayang enggak bermaksud ngegas"ujar Raka

Alvin memutar matanya malas, kenapa rasanya ia semakin muak melihat dua pasangan itu, yang satu penakut yang satu emosian ya benar-benar cocok mereka berdua bukan?

"Biasa istri gue lagi hamil"ujar Raka

"Terus?"balas pria itu

"Cuma pamer bangsat"Raka hampir aja mau cekik lehernya tapi melihat istrinya yang meminta untuk buru-buru, mau tak mau ia mengangguk

"Sana"usir Alvin

"Pantas aja belum nikah, cowok modelan kaya lo mah pantas dibunuh bukan di nikahi"ledek Raka

"Terus?"

"Anak anjing!"

Alvin tertawa kecil, ia paling suka melihat Raka kalo emosi, menurutnya itu satu hiburan dirinya melihat Raka emosi, apa lagi lelaki itu suka mencari kesalahan agar dia bisa disalahkan, aneh bukan kedengarannya

"Pak saya mohon kasih saya kesempatan kerja disini—"

"SUDAH ALANA, KAMU SUDAH BIKIN SAYA MALU SEKARANG JUGA KAMU SAYA PECAT!"

"Pak saya mohon jangan hiks"

"Pergi kamu!"

Raka dan Alvin memandang wanita itu, wait! Raka ingat bukankah itu seorang waiters yang tak sengaja menumpahkan minuman ke jas Alvin? Raka benar-benar tidak tega dengannya padahal dia tidak sengaja tapi Alvin malah mengancam seorang pemilik restoran ini untuk memecatnya

"Kasian sih, ini semua karena lo"Raka memukul pelan bahu pria itu

"Gue?"tanya Alvin merasa tidak ada dosa

"Iya siapa lagi, masa gue nuduh anak gue"tekan Raka

"Gue harus kasian sama dia?"Alvin masih menatap Raka..."setelah dia tumpahin minuman ke jas gue apa gue harus maafin?"

BABY BOY (21+) TAMATKde žijí příběhy. Začni objevovat