ㅡtahu diri

860 148 11
                                    

Sungguh tak mudah bagi ku menghentikan segala hayalan gila
Jika kau ada dan ku cuma bisa, meradang menjadi yang di sisi mu, membenci nasib ku yang tak berubah.

-

"dr. Kim, luar ada nona Kim"

Wanita yang dipanggil dokter Kim itu mendengus sebal akibat informasi dari perawat yang merupakan asistennya itu.

"Tadi saya melihat beliau di parkiran, mungkin dia sudah di lobby sekarang, dok" Tambahnya, sekarang dokter itu paham kenapa wajah perawat itu tampak merah, mungkin karena lari dari lobby menuju ruangannya.

"Yaudah bilang aja saya ada meeting sama siapa kek, ah heboh banget sih tuh orang"

Dengan bersungut sungut dia pun keluar melalui pintu lain, si perawat itu hanya menatap kasihan dokter muda itu terasa seperti beban bertemu sahabatnya, malahan dulu dia sangat senang kalo mendengar kabar itu.

Tiba-tiba pintu ruangan itu pun terbuka, menampilkan sosok wanita cantik yang memakai kacamata hitam, perawat itu pun membungkuk memberi hormat.

"Loh, Perawat Han, Jisoo mana?" Tanya Wanita itu sambil melepaskan kacamata mahalnya dan masuk ke ruangan itu.

"Oh, dokter Kim baru saja masuk ruang meeting bersama ahli bedah lainnya, nona Kim, mungkin akan lama nona, atau mau saya sampaikan-"

"Tidak usah, saya tunggu saja. Lanjutkan saja pekerjaan anda"

Perawat itu pun tersenyum miris, aduh bakalan lama ini. Dia pun pamit pada wanira itu dan keluar dari ruangan itu. Menuju tempat dimana dokternya berada.

"Gimana udah pergi?" Tanya Jisoo yang berada di kantin khusus para dokter, dan sedang makan siang. Perawat itu menggeleng, membuat Jisoo hampir tersedak.

"Beliau menunggu"

"Aish! Batu banget sih!"

Bukannya menyelesaikan makanannya dengan cepat, Jisoo malah menikmatinya lebih lama kalo bisa nambah lagi. Dia tidak peduli.

Setelah menyelesaikan makannya dan sempat mengobrol dengan dokter lain juga, akhir Jisoo kembali ke ruangannya.

Sebelumnya Jisoo berhenti sebentar di depan pintu ruangannya, dan berlari lari kecil di tempat agar tampak lelah dan mukanya dibuat panik.

Dia pun membuka pintu dengan cepat dan tampaklah sahabatnya itu duduk dengan elegan di sofa ruangan Jisoo memegang ponselnya, lalu mengalihkan penglihatnya ke pintu yang terbuka itu.

"Sorry, Jennie, kamu udah nunggu lama ya? Tadi meetingnya mendadak" Kata Jisoo menghampiri wanita itu, dia pun tersenyum.

Ya selalu saja, meeting mendadak.

"Yaudah, ini aku bawa makanan, kamu belum makan kan?" Tanya Jennie, membuat Jisoo pura pura kaget.

"Wah, kamu tau banget" Jisoo pun mengambil plastik itu dan menyengir, pasalnya dia sudah sangat kenyang, bagaimana ini menghambiskan makanan ini lagi.

Dia berfikir keras bagaimana cara mengusir Jennie dari sini.

"Kok yang lain pada diem ya di grup, besok kita gak dinner bareng?" Tanya Jennie penasaran, ingin sekali Jisoo berkata, ya iyalah loe kan tau kenapa.

"Kan Irene lagi di luar kota, yang lain sibuk kali" Jawab Jisoo seadanya, memang mereka kalo tidak lengkap tidak akan mau ngumpul seperti biasa, nanti sirik kan berabe.

"Apa mereka marah ya? Apalagi Hael-"

"Marah kenapa sih Jennie, udahlah gak usah dipikirin" Potong Jisoo cepat dan dia berharap seseorang menolongnya sekarang.

Song Fiction Where stories live. Discover now