ㅡsaling tahu diri

446 73 2
                                    

Setahun setelah kepindahan Jisoo semua keadaan berubah, tidak semua hanya Jennie saja yang berubah.

Maksudnya dia semakin uring uringan dan bingung dimana sahabatnya itu, bahkan dia sudah menyewa detektif terbaik di negeri ini tapi tetap tidak dapat.

Awalnya Jennie bisa menghubungi Jisoo selama sebulan, dan tiba tiba sambungan itu pun hilang. Jennie mencoba bertanya pada yang lain, dan mereka mengatakan yang sama.

Dia juga bertanya pada rumah sakit Jisoo dulu bekerja, dan betapa kagetnya dia tahu bahwa Jisoo ternyata keluar dari rumah sakit itu.

Bertanya pada keluarga Jisoo pun sama, mereka tidak tahu kemana Jisoo, yang mereka tahu Jisoo tidak ke Swiss dan katanya ingin liburan.

Stress sudah Jennie, hari berganti hari Jisoo semakin tidak terlihat dan benar benar hilang di telan bumi.

Setiap hari Jennie bermimpi buruk akibat itu, akibatnya dia tidak bisa konstrasi penuh saat bekerja. Dia juga sering marah, tapi tetap bisa menahan dirinya saat bersama kekasihnya.

Lelaki itu juga mencari dimana Jisoo, tapi sama saja.

Tibalah, saat dia tidak bisa menahan semuanya lagi Jennie masuk rumah sakit, hal itu membuat temannya yang lain menjadi khawatir.

Mereka tahu Jennie kenapa, tapi mereka juga tidak bisa membantu apa apa, karena mereka juga tidak tahu dokter itu berada. Faktanya Jisoo selalu berpindah tempat.

Sehingga dia sulit ditemukan.

"Gila dokternya boleh juga"

"Mulai gatelnya" Cibir Joy yang duduk disamping Hael. Memang malam itu mereka datang menjenguk Jennie.

"Jangan cemburu dong beb" Ujar Hael lalu memeluk Joy yang mendorongnya mejauh.

"Gimana, Jen, udah enakan?" Tanya Irene yang duduk di dekat tempat tidur Jennie. Jennie hanya tersenyum kecil lalu mengangguk pelan.

Irene tahu Jennie berbohong, bagimana dia bisa dikatakan membaik, lihat saja dia tampak pucat, bahkan suaranya semakin lama melemah.

Astaga serindu itukah Jennie pada Jisoo?

"Emang loe sakit apa sih, Jen?" Tanya Hael tanpa rasa berdosa, membuat yang lain menatapnya tajam. Sedangkan Jennie terdiam.

"Kenapa semua melotot ke gue sih!" Rengek Hael yang langsung di headlock Jeongyeon dan disuruh diam.

Tiba tiba pintu terbuka dan disana ada Seulgi dan Wendy yang membawa sebuah paper bag.

"Halo dunia tipu tipu!" Sapa Seulgi yang merasakan aura lain di ruangan itu, dan melihat keadaan Hael tampaknya dia tahu si sumber masalah.

"Ini makan Jen, mamanya Jisoo yang buat" Ujar Wendy sambil membuka paper bag itu dan mengeluarkan sebuah lunch box.

"Jisoo siapa sih?" Tanya Hael lagi dengan nada sinis, semua melihat ke arahnya, mereka paham Hael sangat marah ke Jisoo, makanya setelah Jisoo benar bener hilang dia selalu pura pura tidak mengenal dokter itu.

"Hael" Kata Nayeon pelan, tapi tidak merubah sorot mata itu. Jika Jennie akan sedih mendengar nama itu, beda dengan Hael.

"Udahlah, gue males sama orang orang disini, selalu menghindar bahas itu, tahan aja terus sampe tuh orang balik bawa anak!"

Hael pun berdiri dan hendak keluar dari ruangan Jennie di rawat dengan membawa barang barangnya. Tapi berhenti saat Jennie memanggilnya dengan nada yang bergetar, dia berbalik.

"Hael, please!"

"Apa, Jennie? Apa?"

"Please jangan gini"

Song Fiction Where stories live. Discover now