3

2.1K 114 1
                                    

MURKA

Pagi dini hari Audy sudah siap bersekolah. Di sekolah dia menjabat menjadi wakil ketua OSIS dimana ketuanya adalah Gara, Anggara Marmof pacar impiannya.

Pukul 06.30 Audy sudah berada di sekolahnya lebih tepatnya di ruang Osis. Saat ini Gara tengah menatap tajam dirinya, karena kecerobohannya.

"Lo tau gak kalo proposal itu tuh penting banget! Lo mau semua anak OSIS di hukum gara gara lo? Jadi orang tuh jangan ceroboh, mending kalo lo ngerugiin diri sendiri ini lo ngerugiin orang lain sadar gak sih!"

Audy menundukkan kepalanya, dia tau dia salah tapi apakah dia harus di bentak seperti ini.

"Maaf,"

"Maaf lo gak bisa bikin proposal itu ada di sini!"

"Kalo gitu aku bakal ambil dulu ke rumah,"

"Telat! Dua menit lagi rapat di mulai, kalo pun lo pulang itu gak ngerubah apa pun!"

"Terus aku harus apa!" teriak Audy membuat semua anggota terkejut.

"Aku harus mohon mohon sama kepala sekolah buat ngundur rapat nya hah?"

Gara mendekatkan wajahnya dengan Audy." Lo mau tau apa yang harus lo lakuin?"

Audy dengan cepat menganggukkan kepalanya.

"Keluar dari OSIS!" Bagai tersambar petir di siang bolong.

"Gak!"

Gara tertawa sinis." Lo masuk OSIS karena ada gue kan? Percuma mau lo cium kaki gue juga gue gak akan pernah suka sama cewek kaya lo! Perusuh, perusak rencana, gak guna tau gak!"

Audy masih menahan air matanya agar tidak jatuh. "Aku masuk OSIS itu karena kemauan aku sendiri. Aku akuin kalo aku masuk eschool basket itu karena ada kamu,"

"Gak usah ngeles deh lo. Cewek kaya lo itu banyak di pinggir jalan, kalo gue mau udah gue pungut dari dulu!"

"Terserah kamu mau bilang apa. Aku akan tetap sama pendirian aku!"

"Ada apa ini?"

Mereka semua terkejut saat kepala yayasan masuk ke dalam ruang Osis. Audy menundukkan kepalanya sedangkan Gara tersenyum sinis ke arah Audy.

"Gara! Mana proposal yang saya minta,"

"Proposal itu ada di Audy,"

"Audy? Mana proposalnya,"

Audy mengadahkan kepalanya. "Maaf Pak, proposal itu tertinggal di rumah saya,"

"Kenapa bisa?" tanyanya dengan sedikit meninggikan nada bicaranya.

"Ma- maaf, Pak. Saya tadi buru buru,"

"Nama kamu tidak asing untuk saya. Siapa namamu?"

"Maudy Anastasya,"

Kepala yayasan itu tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

"Saya tunggu kamu di parkiran, kita ambil proposal itu!"

"Serius Pak?"

"Iya,"

Audy tersenyum sedangkan semua anggota termasuk Gara melongo. Hanya dengan menyebutkan namanya, dia bebas dari hukuman.

"Palingan juga dia simpanan kepala Yayasan. Mangkanya gak di hukum," sindir Gara membuat Audy kesal.

"Maaf, aku gak semurah itu!" Setelah mengatakan itu Audy meninggalkan mereka semua.

Gara masih memikirkan kejadian tadi, kenapa kepala Yayasan tidak menghukum Audy.

"Apa karena dia cantik?" Gara tidak sadar kalau dia baru saja memuji Audy.

PACAR IMPIANWhere stories live. Discover now