29

1.6K 57 0
                                    

DINGIN

Satu tahun kemudian...

Segerombolan mahasiswa tengah berkumpul di bawah pohon. Mereka tengah berteduh sambil menikmati angin sepoi sepoi. Mereka adalah Gara dkk.

Mereka semua tumbuh menjadi remaja yang berwibawa meskipun masih ada lelucon di antara mereka.

Sifat Gara semakin dingin setelah kepergian Audy. Bahkan Gara selalu menolak wanita yang menyatakan perasaannya dengan kasar. Dia selalu mengingat Audy saat ada perempuan yang menyatakan cintanya.

"Seneng banget gue bisa satu universitas sama kalian," ucap Aldi.

"Gue gak tuh," balas Rifsan.

"Gue juga," imbuh Rio.

"Bodo amat, yang penting Gara suka gue di sini. Lo suka gue di sini gak, Gar?" tanyanya dengan penuh harapan.

"Gak," jawabnya singkat jelas padat.

Rio, Rifsan dan Adi tertawa puas mendengar balasan Gara. Rifsan menepuk pundak Adi.

"Sabar, seenggaknya masih ada Allah yang suka lo idup."

Malaikat Izroil is calling...

Adi membelakkan matanya saat ponselnya berdering, dengan cepat dia langsung mengangkat panggilan itu.

"Hall—"

'Heh udin! Gue ngambek sama lo!'

"Ngambek kenapa sih? Gue salah apa coba? Jangan gitu dong yah, nanti gue beliin cokelat kesukaan lo."

'GUE GAK SUKA COKELAT! OHH JANGAN JANGAN LO SELINGKUH YAH? CEWEK MANA TUH, SINI GUE AJAK GELUD, GUE JUAL GINJALNYA SEKALIAN. LO ITU UDAH BULUK MASIH SOK-SOK AN SELINGKUH, SADAR DIRI!'

Rifsan, Adi dan Rio tertawa mendengar teriakan Lira. Adi dan Lira memang sudah menjalin hubungan sejak sebulan yang lalu.

"Astagfirullah, Beb. Gue lupa, yang suka cokelat itu kan gue,"

Lira langsung mematikan panggilannya. Adi melirik Rifsan dan Rio yang masih tertawa kencang.

"Heh, tadi pagi kan lo lupa jemput si lampor, mangkannya jadi gitu tuh," kata Rifsan.

Adi menepuk dahinya. "Iya anjrit, sial gue kesiangan sih,"

"Yaudah nanti pulsek lo ke kampus si Lira aja, biasanya lo pinter tuh ngambil hati cewek,"

"Lira itu beda. Dia susah di rayu kalo lagi ngambek,"

Saat tengah mengobrol tiba tiba ada segerombolan kaka tingkat mereka yang berjalan kearahnya.

"Siapa di sini yang namanya Gara?" tanya salah satu dari mereka dengan wajah marah.

"Gue," balas Gara dengan menatap datar orang itu.

Orang itu menatap Gara yang baru saja berdiri. Dia tersenyum mengejek ke arahnya. "Oh jadi lo yang namanya Gara. Cowok yang bikin Ayu, primadona kampus sini nangis?"

Gara menautkan alisnya, dia tidak mengenal Ayu sama sekali. Terlalu banyak perempuan yang menyatakan persaan kepadanya.

"Gue gak kenal," Orang itu langsung menarik kerah baju Gara.

Bukkk

Bukkk

Gara terjatuh setelah mendepat dua kali pukulan oleh orang itu. Rifsan dan Adi dengan sigap membantu Gara bangkit.

"Lo apa apaan sih? Gara udah bilang dia gak kenal Ay," sentak Rio dengan mendorong tubuh orang itu.

"Gak mungkin kalian semua gak kenal Ayu. Cowok mata keranjang kaya kalian itu gak luput dari cewek cantik, apalagi body Ayu yang menggiurkan," balas teman orang itu.

PACAR IMPIANWhere stories live. Discover now