32

1.5K 54 0
                                    

KENAPA HARUS KEMBALI?

Audy membuka matanya. Dia sedikit terkejut saat tahu kalau dia bangun di tempat yang berbeda.

"I-ini gak salah? Ini kamar g-gue kan?" Audy bangun dan melihat lihat ruangan itu. Tidak ada yang berbeda, semua masih sama. Tapi kenapa dia bisa ada di sini.

"Benar. Di sinilah tempatmu,"

Audy memutar tubuhnya dan melihat Raga dengan pakaian casualnya. Dia berjalan mendekati Raga.

"Maksud Kakak apa? Apa Kakak yang bawa aku ke sini? Kenapa Kak? Kenapa aku harus kembali?"

"Ini tempat kamu. Iya aku yang bawa kamu ke sini, di saat obat tidur itu bereaksi, aku membawamu kemari,"

"Kenapa harus kembali," lirihnya.

"Kenapa harus pergi? Itu yang seharusnya kamu ucapkan. Lihat diri kamu, kamu bisa bangun dari tempat tidur, kamu bisa mengelilingi kamar seluas ini. Apa kamu bisa melakukan hal ini di Singapura? Gak, Sya. Di sana kamu seperti putri tidur yang di bantu oleh obat-obatan. Ini tempat kamu yang sebenarnya," jelas Raga panjang lebar.

"Eh, Audy udah bangun sayang," suara Mauren membuat mereka berdua menghentikan obrolannya.

"Udah Mom,"

"Kita sarapan bareng yuk. Kamu juga ikur yah, Ga!"

"Iya, Tan!"

Mereka bertiga pun turun ke bawah untuk sarapan. Di bawah sudah ada Aksa, Rian, Ria, Algar, juga Reon yang bertamu.

Sebenarnya pertemuan Raga dan Audy bukan tanpa sengaja. Orang suruhan Algar yang di suruh untuk menjaga Audy melaporkan jika Audy sering masuk RS, saat tahu Raga sukses menjadi Dokter dia pun berencana untuk menjadikan Raga Dokter pribadinya untuk sementara

Algar juga yang menyuruh Raga memaksa Audy kembali ke Indonesia. Ya meskipun Algar tahu, Indonseia adalah tempat yang sangat di hindari oleh Raga, lebih tepatnya rumah ini.

"Selamat makan!" ucap Algar. Mereka semua menyantap makanan mereka masing masing.

Mauren dan Algar merasa bersalah dengan Raga. Mereka melihat betapa lemasnya Raga menyuapkan nasi ke dalam mulutnya.

Audy yang merasa aneh dengan sikap Raga pun menyenggolnya membuat Raga menatap Audy heran.

"Kenapa? Ada yang sakit?"

Audy menggelengkan kepalanya.

"Terus kenapa nyenggol tangan aku?"

"Kakak sendiri kenapa lemes banget? capek yah?"

"Jadi Dokter pribadi itu emang melelahkan, tapi selagi ngejaga keluarga ini aku gapapa kok," bohong. Algar dan Mauren melihat kebohongan di mata Raga. Terlihat jelas jika Raga tak nyaman berada di sini.

"Kamu jangan berbohong, Raga. Saya tahu kamu tidak nyaman di sini. Tujuan saya menjadikan kamu Dokter pribadi keluarga ini juga untuk memperbaiki komunikasi kalian," Raga menatap Algar lalu menghela nafas kasar.

"Saya sudah ikhlas Kok, Om!"

"Tapi hati kamu belum. Maafkan saya, karena saya kalian harus mengakhiri hubungan,"

"Tak apa, Om. Mungkin memang dia bukan jodoh saya,"

Audy mengerutkan keningnya. Dia menatap Dady dan Raga bergantian.

"Wait, Wait! Ini maksudnya gimana sih? Kok aku gak paham."

"Udah cebol diem aje. Ini urusan anak gede," sahut Aksa membuat Audy mengerucutkan bibirnya.

PACAR IMPIANUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum