Five

802 32 1
                                    

Wassup ma bruh










"Pake orang dalem? Kayaknya kamu polisi gadungan deh. Ga meyakinkan banget kalo kamu polisi."

"Ga pake orang dalem, Tante." Jawab devanda lembut. Dia masih menahan emosinya.

"Ayah kamu kerja apa?" Tanya Karin sembari memasang wajah sombongnya.

"Wakil panglima TNI, Tante." Ucapan devanda berhasil membuat Karin dan semua saudara jati membelalakkan matanya.

Karin merasa malu pada dirinya sendiri. Dia sudah mencaci maki anak wakil panglima TNI. Sementara Tino, paman jati sekaligus suami karin, hanya diam saja. Dia memperhatikan wajah cantik devanda. Wajah devanda sangat mirip dengan wakil panglima TNI. Dia tak berani menjawab apa-apa. Dia sadar bahwa pangkat nya hanya sebagai kopda (kopral dua).

Sementara Rena, Leona, Vano, dan yorda, hanya diam. Mereka tidak ikut campur dalam urusan ini, maka dari itu keempatnya hanya diam saja.

Jati yang merasakan suasana sangat canggung, memutuskan untuk membawa devanda pergi dari ruang makan itu. Dia melirik sedikit ke arah devanda, tatapan mata devanda sangat tajam. Jati semakin memperkuat genggaman tangannya.

"Ayo ikut gue." Bisik jati.

Devanda tampak menggeleng kan kepalanya. Dia menatap jati dengan tatapan seperti mengatakan 'gua disini aja, gua gapapa kok.'

Jati hanya bisa pasrah dan terus menggenggam tangan devanda.

Hingga keheningan dipecahkan dengan suara Robbin.

"Temen papa sebentar lagi mau kesini." Ucap Robbin membuka suara. Semua yang awalnya terdiam kembali melanjutkan aktivitas mereka masing-masing.

"Sesama mantan tentara?" Tanya Nina yang duduk disamping Robbin. Sedangkan Robbin menggeleng untuk menjawab pertanyaan Nina.

Karin yang sedari diam, mulai melihat ke arah devanda. Mata Karin bertemu dengan mata tajam devanda. Dalam hati Karin sangat ketakutan, tatapan devanda sangat tajam dan juga mengintimidasi. Dia selalu berusaha untuk menghindari kontak mata dengan devanda, tapi mata Karin seolah enggan untuk melepas Kontak mata dengan devanda.

Devanda yang melihat Karin ketakutan hanya melipat tangannya di dadanya. Dia tidak memberikan reaksi apapun, tidak tersenyum atau melepas Kontak mata nya dengan Karin. Devanda menatap dalam mata Karin, dia merasa jika Karin sudah sangat ketakutan. Badan dan tangan Karin sudah bergetar hebat. Devanda menunjukkan smirk andalannya. Jangan ditanya bagaimana dengan Karin, dia benar-benar sudah ketakutan. Tapi setelah 10 detik devanda menunjukkan smirknya, devanda mengubah mimik wajahnya menjadi tersenyum.

Karin merasa lega, dia membalas senyuman devanda dengan senyuman canggungnya.

"Nah, ini dia temen papa." Sontak semua yang berada di ruang makan termasuk devanda dan jati menengok ke arah pintu. Dan betapa terkejutnya devanda dan jati saat melihat seorang gadis yang tengah menggandeng seorang pria.

Seorang yang dulu selalu menyiksa devanda. Dan orang yang dulu memberikan kenangan buruk dan indah bagi jati. Ya mungkin kalian sudah tau jawabannya, itu Rani dan seorang pria berpakaian seragam berwarna coklat.

Satu persatu orang bersalaman dengan wanita dan pria paruh baya itu. Sementara Rani dan pria itu hanya diam. Tapi mereka ditegur dengan wanita paruh baya itu.

"Siapa ini jati?" Tanya wanita paruh baya itu pada jati. Wanita itu memperlihatkan wajah devanda, wajah devanda sangat tidak asing baginya.

"Pacar jati Tante, devanda." Ucap devanda lalu menyalami wanita dan pria paruh baya itu.

Let Me Love YouWhere stories live. Discover now