03-BERITA HOT

559K 53.8K 22.2K
                                    

Agberos gen 12
.
.
.
.
Gibran Dirgantara Reynand
.
.
.
.
Joseph Cruz As Algerian Mahatma Pradipta

.
.
.
.


Happy Reading🦋

•••🦋•••

03-Berita Hot

"DISINI SENANG, DISANA SENANG! DIMANA-MANA HATIKU SENANG!" Dengan gembiranya Abel menyanyikan lagu kanak-kanak favoritnya dulu.

Gadis dengan gigi berbehel tersebut memilih baju didalam lemari kayunya yang sedikit usang. Abel bukan terlahir dari orang kaya, Abel hanyalah gadis sederhana yang bertopang hidup bersama ayahnya.

Sedangkan ibundanya, sudah meninggal dunia sejak ia kelas 1 SMP. Sedikit beruntung karena ia memiliki seorang kakak laki-laki yang sangat perhatian dengannya.

Satu-satunya laki-laki yang ia sayangi setelah ayahnya.

"Gue mau pake baju yang mana ya?" Jemari Abel ia ketuk-ketukan didagunya.

"Sweater lylac? Pasti bang Sat nih yang beliin,"

Abel membalikkan badannya. "BANG SAT! INI LO 'KAN YANG BELIIN BAJUNYA?!" Teriak Abel, kaki mungilnya sedikit berjinjit.

Nasib jadi orang pendek ya gini. Apa-apa serba salah. Mau ambil barang diketinggian tidak sampe. Sebenernya cita-cita Abel itu jadi Polwan sih, namun ia urungkan.

Mengingat tinggi badannya yang katanya hanya sebatas ketiak orang dewasa, tidak memungkinkan Abel untuk masuk kepolisian.

"IYA! ITU GUE YANG BELIIN KEMARIN! GUE BELIIN LO ITU KARENA GUE DAPET INSPIRASI DARI CEWEK GUE. SOALNYA BAGUS CEWEK PAKE BAJU GITU!" Teriak Satria dari arah ruang tamu.

Abel berdecak kesal. "Ini nih yang gak gue suka. Nurutin fashion seiring berkembangnya zaman. Apalagi ini," Abel melempar baju pemberian abangnya."Baju kayak gini banyak yang punya."

"Ini tuh namanya copy paste gaya orang lain. Bergaya doang tapi duit kosong." Abel merebahkan tubuhnya diatas kasur empuknya.

Gadis itu membuka buku notenya, buku catatan keuangan kelas. Ia hari ini akan menghitung dan mencatat uang kas. Apalagi akhir-akhir ini banyak banget pengeluaran.

"Andaikan gue punya uang segini. Pasti gue bakal makan di cafe ala-ala remaja zaman now," ucap Abel dengan tangan yang memegang lembaran uang kas.

"Gue kalo korupsi paling---" Abel menggeleng. "Gila aja, gue gak mau masuk penjara. Gue emang miskin, tapi semiskin-miskinnya gue, gak pernah yang namanya korupsi uang kelas."

Abel menghela nafasnya pelan. "Apalah daya gue yang hanya bisa makan dipinggir jalan. Itu aja cuma nasi bungkus lima ribuan sama es teh dua ribu. Gitu aja udah kenyang banget gue,"

Abel merubah posisinya menjadi duduk. Inilah aktivitas Abel ketika malam hari, berceloteh sendiri, menghayal, dan merubah posisi nyamannya.

Abel tersenyum lebar. "Jangan biarkan orangtua menderita hanya demi sebuah gaya!"

"Gue miskin dan gue bahagia!" Ucap Abel diakhiri ketawa kecilnya.

GIBRAN DIRGANTARAWhere stories live. Discover now