40- HUJAN DAN USAI

359K 38.7K 64.6K
                                    

GIBRAN DIRGANTARA
AZZURA ARABELA

Untuk part ini, kalian jangan marahin author ya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Untuk part ini, kalian jangan marahin author ya. Marahin aja pemerannya disini. Author maha benar.

Putar Mulmed :

Tangga- Cinta tak mungkin berhenti

(Jangan lupa ramaikan bab ini dengan penuhi komentar kalian di setiap paragraf)

(Jangan lupa ramaikan bab ini dengan penuhi komentar kalian di setiap paragraf)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Sebaik apapun cara berpamitan, perpisahan tetaplah menyakitkan."

-Gibran Dirgantara
-Azzura Arabela

40- Hujan Dan Usai

Hujan turun dengan derasnya. Membuat beberapa siswa-siswi terjebak di situasi seperti ini. Halte terlihat sangat sepi, hanya ada Abel saja yang duduk di kursi halte. Gadis itu memainkan sebuah batu dengan kaki yang terbalut sepatu hitamnya.

Ia berdiri di samping tiang halte, menoleh ke kanan dan ke kiri berharap ada angkutan umum atau taksi yang lewat. Namun nihil, tak ada satupun yang lewat. Ia ingin menghubungi satria, namun suara petir yang sangat menggelegar membuat Abel mengurungkan niatnya.

"Sampe kapan gue disini terus?" Gumam Abel sedikit kesal.

Tepukan pada bahunya, membuat Abel segera membalikkan badannya.

"Mau pulang? Pulang sama aku, ya. Daripada nunggu hujan reda, yang ada nanti malam redanya," tawar Gibran.

Abel memalingkan wajahnya dan kembali fokus kepada jalanan. "Nggak usah. Lo pulang duluan aja."

"Bel," panggil Gibran, namun gadis itu tak menoleh sedikitpun.

"Sampe kapan? Sampe kapan kita kaya gini terus? Aku nggak bisa, Bel. Kapan kamu percaya sama aku kalau berita itu nggak bener?" Tanya Gibran dengan raut wajah sesal.

GIBRAN DIRGANTARAWhere stories live. Discover now