37- SYARAT BERSAMA

279K 30.5K 28.3K
                                    

GIBRAN DIRGANTARA
AZZURA ARABELA

Untuk kamu yang baca cerita ini, terimakasih udah singgah disini

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

Untuk kamu yang baca cerita ini, terimakasih udah singgah disini. Terimakasih udah dukung Gibran Dirgantara sampai sejaya ini. Semoga ke depannya story Gibran lebih ramai lagi.

Tetap jaga kesehatan, dan terapkan protokol kesehatan di tengah-tengah pandemi ini.

"Mulutmu berkata seolah mencegahku untuk pergi

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

"Mulutmu berkata seolah mencegahku untuk pergi. Tapi perilaku mu seolah-olah menyuruhku pergi."

-Azzura Arabela

37- Syarat Bersama

Jam menunjukkan pukul lima sore, Gibran baru saja menginjakkan kakinya di teras rumahnya dengan seragam yang basah kuyup. Setelah menghantarkan Abel sampai depan rumahnya tadi, cowok itu memutuskan pulang dengan naik ojek yang kebetulan ada yang mangkal di posko dekat perumahan Abel, sangking tidak tahannya merasakan dinginnya air hujan sore ini.

Dahi cowok itu mengernyit heran saat melihat mobil-mobil mewah yang terjejer rapi di depan rumahnya, serta motor Scoopy-nya yang terparkir di depan garasi rumahnya.

Gibran menoleh ke arah pintu utama yang tertutup rapat lantaran telinganya mendengar suara gelak tawa yang begitu nyaring. Buru-buru cowok itu membuka pintunya, dan detik itu juga suara gelak tawa yang belum mereda saat ini bertambah kencang. Apalagi manik mata mereka tertuju ke arahnya. Gibran menunduk, melihat-lihat kondisi tubuhnya yang seperti gelandangan.

"Anak lo luar biasa banget ajaibnya, Ga. Woi, cil! Darimana aja lo baru pulang?" Tanya Johan, om-nya Gibran sekaligus teman lama ayahnya.

Arga yang duduk di samping Syera pun memukul kepala Johan dengan bantal sofa. "Itu karena ajaran lo dulu! Coba aja anak gue nggak salah pergaulan sama lo, mungkin anak gue jadi good boy!" 

"Itu namanya belajar dewasa sejak dini, bang. Sekarang tuh anak malah----"

"Sekarang malah mainin hati cewek, puas lo!" Potong Arga, memotong ucapan Elang, kakak kandung Algerian dan juga teman lama ayah Gibran.

GIBRAN DIRGANTARAМесто, где живут истории. Откройте их для себя