77. Flying Fox

228 48 5
                                    

  Aku tidur begitu nyenyak sekali di dalam tenda dan paling awal bangun tidur. Ya, tidak awal-awal juga sih tetapi Mas Daniel sama sekali tidak menuju ke tenda ku sama sekali. Ku buka tenda dan mencondongkan kepala keluar dari tenda, melihat beberapa teman-teman sudah bangun pagi dan mereka semua berada di dapur. Mataku terbelalak dan segera masuk ke dalam tenda.

Membatin kalau aku tadi benar-benar bangun awal. Untuk menyakinkan diriku sendiri, aku mengambil ponselku melihat wallpaper fantasi ralat maksudku jam yang tertera di sana.

"APA!"pekik ku dalam tenda. Mulutku segera ku tutup dengan tangan dan mencari sisir buat menata rambut yang sudah terlihat seperti orang gembel.

Ketika aku mencari sisir di dalam tas, indra pendengaran ku mulai mempertajam mendengar derap kaki seseorang yang melangkah cepat ke tendaku. Saat ingin aku periksa tiba-tiba pintu tenda terbuka lebar membuat ku kaget, memegang dada.

"Kyaa!"

"Ada apa?"

Ucapan kami berdua benar-benar tidak satu hati. Aku kaget sedangkan dia menatap ku dan seperti mencari sesuatu di sudut tenda. Gigi menggertak kesal melihat ia mengejutkan ku lagi, jika dahinya bertatap lagi--gimana coba.

"MAS DANIEL MENGEJUTKAN KU!"protes ku menatap tajam pemuda yang terlihat bodoh amat dengan ucapan protes dari ku. Ia malah menatap ku tajam.

"Justru kamu yang mengejutkanku! Tiba-tiba teriak di dalam tenda. Aku pikir ada ular yang masuk ke dalam tenda mu!"jawab Mas Daniel menatap ku lekat lalu menghela nafas kasar,"jadi kenapa kau tadi berteriak kencang? Yugo sampai kaget dan bilang kau berteriak di dalam tenda."tanya baik-baik Mas Daniel.

Aku menatap kedua mata cokelatnya lalu memalingkan wajah ke arah lain. "Aku berteriak kencang karena..."menatap kembali Mas Daniel, pipiku memerah,"...karena aku bangun kesiangan lagi pukul 6 pagi."lanjut ku tersenyum, menunduk.

"What?"

"Karena itu? Kau berteriak kencang seperti ada ular yang ada di tenda mu."

"Ya, tidak mungkin lah ada ular dalam tendaku. Apa Mas Daniel mau aku mati dimangsa ular kobra? Ha!"ucapku menatap lekat Mas Daniel begitu pun dengan pemuda tukang makan. Kami berdua saling adu tatap tajam sampai akhirnya Pak Sam berteriak kencang membuat pandangan kami berdua mengarah ke guru ganteng itu.

"Sarapannya sudah matang nih!"

   Langit biru terlihat sangat indah serta banyak burung terbang di langit. Suara merdu burung terdengar indah. Kami semua sarapan bersama sembari membahas sesuatu yang menarik seperti halnya wahana bermain. Wahana bermain yang ada di sini hanya ada flying fox dan kedua orang yang di duga pemilik wahana itu bakal datang ke sini pukul sembilan. Masih ada beberapa waktu yang tersisa. Aku sangat menikmati kemah ini setelah kedua kaki terpaksa meninggalkan SMA Krias 04. Diriku sangat penasaran, mengapa alasan dibalik penutupan sekolah itu dan rencana ketua kelas.

Haku sama sekali tidak banyak bicara hari ini. Apa mungkin ia masih kepikiran dengan tanggung jawabnya sebagai ketua kelas, gagal. Tiba-tiba ada seseorang yang menepuk bahuku, menoleh dan itu ternyata Yuli. Ia mengajakku pergi ke suatu tempat sedikit jauh dari teman-teman yang pasti bakal terdengar oleh Yugo.

"Kenapa kau membawaku kesini?"tanya ku ke Yuli sembari menoleh ke belakang melihat yang lainnya berbincang-bincang. Gadis berambut lurus itu mendaratkan jari telunjuk ke bibirnya menyuruhku diam.

"Sst. Aku ingin membicarakan sesuatu padamu. Penting!"katanya serius menatap mataku lekat. Aku sama sekali belum pernah melihat Yuli seserius ini dan tahu bahwa gadis bernama Yuli Lee, menyimpan banyak rahasia utama.

Sekolah Aneh [END] Where stories live. Discover now