10. Misi Haku Kelas 3-B

630 89 41
                                    

Kedua pemuda yang memiliki warna rambut mencolok berjalan beriringan di sepanjang jalan. Pemuda berambut merah maron, poni yang di selipkan ke kanan, mata lebar dan ada tahi lalat kecil di bawa mata kanannya, Jesse James Payne. Orang blesteran Amerika dan Indonesia.

Mata cokelat gelapnya melirik ke pemuda berambut abu-abu yang seharusnya adalah adik kelasnya. Ia mengikuti dimana pemuda berambut abu-abu ini mengajaknya. Iris Haku, pemuda tampan memiliki kulit putih, mata yang berbeda yaitu warna ungu nan tajam.

Sedari tadi mereka berjalan tanpa memulai suara sampai akhirnya mereka sampai di tempat tujuan, Polres. Dahi Jesse berkerut heran melirik ke Haku penuh tanda tanya.

"Polres? Ngapain kita datang ke sini?"tanyanya.

"Aku akan mengajakmu jalan-jalan yang tidak bisa kamu bayangkan,"ucapnya misterius dan berjalan duluan meninggalkan Jesse yang masih berdiri menatap punggung Haku. Pemuda itu masih sibuk mencerna ucapan Haku.

Mereka berdua masuk ke dalam polres yang di sana terlihat pengambilan foto tahanan dan barang bukti. Haku dan Jesse menuju ke ruangan pimpinan.

Pintu terbuka mendapati seorang pria yang sekitar umur 53 tahun tengah berkutik dengan dokumen yang berisikan laporan kejahatan kriminal. Pria tersebut yang awalnya fokus ke dokumen laporan mengalihkan perhatian ke depan, siapa yang memasuki ruangannya. Ternyata Haku, anak magang.

"Ada apa Haku?"tanya pria itu bernama Santoso.

"Pak San, aku membawa teman kelasku untuk magang di sini?"ucapnya tentu saja Jesse terkejut bukan main. Ia menoleh ke arah Haku, mengkode kalau tidak ada rencana untuk magang di kantor kepolisian. Apalagi ia tidak bisa bela diri atau menggunakan pistol api.

Pak Santoso tersenyum senang mendengarnya, beliau beranjak dari kursinya,"bagus itu. Kalau kau mengajak temanmu, misimu akan mudah."katanya.

Jesse hanya diam, menyimak. Ia sama sekali tidak tahu arah pembicaraan ini. Misi? Misi apa? Ia aja sudah memiliki misi di sekolah nya yaitu beroperasi mengecek keganjalan di sekolah. Setelah insiden itu dan membuat sekolah nya enggan di masuki oleh orang luar dan begitu banyak murid di sana memilih untuk keluar. Sehingga menyisakan hanya 14 murid yaitu anak kelas 1-E di tambah anak baru dua menjadi 16 murid.

Pak Santoso bilang banyak hal pada Jesse terutama misi Haku yang sekarang. Pemuda berambut merah itu melihat ke Haku yang berdiri diam disana, memerhatikan nya. Dari tatapan seolah mengatakan 'paham dan untung' terlihat jelas.

"Misi memecahkan misteri sekolah kalian sendiri."katanya tegas membuat mata Jesse terbelalak, kaget.

Jesse mengangguk pelan mengiyakan ucapan pimpinan polisi itu. Setelah mendapatkan informasi secara detail mereka berdua berjalan menuju taman.

"Haku? Apa kau masih ingin mengetahui semua misteri sekolah kita?"tanyanya hati-hati.

"Menurutmu?"

Jesse menghela nafas kasar,"percuma Haku. Selama kita beroperasi mengelilingi sekolah, kita semua tidak mendapatkan keganjalan itu lagi. Munculnya kelas 3-B."katanya membuat langkah Haku berhenti menoleh ke pemuda blasteran Amrik-Indo itu lekat.

"Setidaknya kita mendapatkan satu makhluk bayangan jahat yang berupa buatan manusia. Dia juga sempat mencelakai April,"katanya menatap ke depan melihat trotoar yang sepi perjalanan kaki karena cuaca hari sangat terik.

Kepulan asap dari kendaraan terasa. Sinar matahari perlahan bergeser ke barat. "Aku tidak mau ada yang terluka lagi atau insiden itu terulang kembali. Dewa tidak mengatakan secara detail tentang bayangan jahat itu. Bagiku bayangan jahat itu ada kaitannya dengan sebuah kelompok terbesar dan sampai sekarang masih misterius."jelas Haku membuat Jesse terdiam.

-Sekolah Aneh-

  Sebuah ayunan mengayun dengan kecepatan normal dengan gelak tawa mereka, para cewek. Aku mendorong ayunan yang di duduki oleh Yuli sedangkan Zulfa mendorong ayunan yang di duduki oleh April. Kami berempat seperti seorang remaja yang kurang bahagia di masa kecil.

Persetan dengan hal basi yang penting hati bahagia.

Taman ini kalau siang sepi pengunjung karena cuacanya sangat terik dan kebanyakan orang tidur siang. Yuli menyuruhku duduk di ayunan sedangkan dia yang mendorong.

"Laju lagi, Yul!"perintahku pada Yuli, ia menambah kecepatan ayunan membuat ku tertawa lepas. Ketika asik bermain ayunan seraya berbincang-bincang.

"Apa kalian tidak jajan apa gitu?"tanya April di tengah percakapan.

Aku memegang dagu menyipitkan sebelah mata,"apa di sana ada pentol dan es ya? Haus."kataku.

Zulfa menoleh sembari membenarkan kacamatanya,"ada kok, Atma."aku memberikan uang selembar lima ribu rupiah ke Zulfa.

Lalu Yuli dan Zulfa pergi membeli pesanan sedangkan aku dan April duduk di ayunan seraya mendorong kecil. Aku menatap langit biru cerah dengan kapas putih terbang di langit.

Sinar matahari sudah agak redup. Dedaunan pohon bergoyang tertiup angin. Melihat beberapa orang datang kesini hanya duduk santai,membeli sesuatu atau hanya sekadar berfoto.

Selama kami berdua terdiam tidak ada yang angkat bicara. Pandang ku terlalu asik memerhatikan sekitar dan mataku menyipit saat aku melihat dua pemuda yang sudah tidak asing lagi. Dan warna rambutnya yang mudah sekali diingat, ya---itu Haku dan Jesse.

"Apa itu Haku dan Jesse?"tanyaku membuat April menoleh mencari nama orang yang ku maksud.

"Mana?"tanya April, tanganku menunjuk ke arah dua makhluk pemuda itu.

"Kenapa mereka ada disini? Tidak seperti biasanya?"kata April. Aku hanya menggeleng tidak tahu.

Beberapa menit kemudian pesanan ku sudah datang dan aku bilang terima kasih banyak. Zulfa melihat Jesse dan Haku berjalan ke sini.

"Haku dan Jesse!"sapa Zulfa.

"Kalian ada di sini? Suatu kebetulan."kata Haku membuat semuanya tidak mengerti.

Aku memakan pentolku menatap kedua pemuda ini,"kebetulan apa?"tanyaku.

"Apa kalian mau membantuku mencari murid 3-B?"

"Kelas misterius itu?"sahut April dibalas angguk Haku.

Tugasku hanya menyimak mendengarkan penjelasan Haku ini. Kelas 3-B adalah kelas yang terisa di sekolah aneh itu. Mengapa kepsek bilang kalau kelasnya ada dua kelas yaitu kelas 1-E dan 3-B. Kelas misterius '3-B' adalah kelas yang tiba-tiba ada dan tiba-tiba tidak ada. Dan ada caranya kalau ingin kelas itu muncul adalah harus menghitung angka genap sampai sepuluh, cepat.

Maka kelas misterius itu akan muncul. Hitungan genap tersebut seperti password masuk ke dalam kelas 3-B. Jesse juga bilang kalau mereka berdua ingin mencari murid yang hilang secara misterius.

Mengingat waktu itu pernah ada kasus penculikan. Anak-anak sampai remaja di culik secara misterius dan ada juga yang di bunuh. Polisi pun tidak bisa apa-apa sebab tidak ada barang bukti yang lengkap seperti benda tajam atau bekas lainnya.

"Apa misinya mulai besok?"tanya April menatap Haku lalu segera mengalihkan perhatian ke arah lain berusaha menyembunyikan semburat merah di pipinya.

Aku tadi melihat sekilas kalau pipi April mulai memerah setelah melihat Haku.

"Lebih cepat lebih baik,"kata Haku.

"Sepulang sekolah, besok."kata Jesse menambahkan. Lalu mereka berdua pergi buat mengumpulkan informasi kelompok yang entah itu apa aku sama sekali tidak tahu dan penasaran.

-Sekolah Aneh-

Bersambung....

Sekolah Aneh [END] Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz