10

13K 1.2K 84
                                    

"Jeno mau makan apa?"

"Apa aja boleh, ini kenapa jadi Lo yang masak na?"

"Lagi kepengen masak, mau apa bilang cepetan?"

"Emang lo bisa masak apa?"

"Ya telor ceplok mah bisa, mentok kalo bikin capcay juga bisa gue."

"Yaudah apa aja."

Naya mendengus kesal.

"Adek papa nya tuh bilangin, masa gitu jawab nya?"

Haha, hubungan mereka bener bener membaik. Menginjak usia si adek 5 bulan didalem perut Naya kedua nya makin akur. Udah kayak pasangan pada umum nya.

"Jen, jawab yang bener."

"Iya iya nasi goreng deh biar gak ribet."

"Nah gitu dong, adek kita mam nasi goreng." Seru Naya.

Berikut nya dia dengan lihai nya memotong beberapa bahan. Bawang merah, putih, cabai, daun bawang.

"Let's cooking!" Seru nya.

Jeno hanya memperhatikan Naya dari meja makan.
Ah dasar wanita hamil. Moody banget. Kadang dia mager nya minta ampun sampe sampe endorse nya pun ogah diliat. Tapi kalo rajin nya kumat ya kayak gini, semua kerjaan mau diambil.

"Time to let the, time to let the, time to let the beat drop
Baby I'ma let you know, don't always gotta be fast
Maybe we can take it slow
Don't always gotta rush, gotta build that trust
We're two birds just singin' that song."

Naya mulai menyanyi kan lagu yang akhir akhir ini bener bener terngiang-ngiang di kepala nya.

"Awas gosong lo tinggal nyanyi Nay."

"can you just trust me? I'm not that stupid!" Seru Naya.

"Lagian Maruk amat semua kerjaan diambil."

"Jeno diem ya, tugas Lo cuma makan sama duduk. Gak usah protes."

"siap nyonya."

Naya memutar bola mata nya.

"Nihh jadi kan? Makanya jangan remehin Naya."

Jeno cuma menggeleng denger Naya ngoceh.
Dia start nyobain nasi goreng nya.

"Gimana gimana?"

"So so, not so bad lah."

"Ihh pura pura bilang enak kenapa sih Jen?"

"Iya iya enak."

"Malesin ah Jeno."

"Udah cepet makan abis itu tidur, gue mau nerusin kerjaan dikit."

"Big no Jen, ayok tidur abis ini anak kita yang minta loh."

"Okayy fine gak jadi lembur."

"Adek say thankyou papa."

Jeno cuma geleng geleng tapi senyum nya gak pernah bisa bohong kalo dia lagi bahagia.

"Oh ya Jen, besok jadwal periksa nya adek."

"Harus besok banget? Gak bisa lusa?"

"Gak bisa, udah janji."

"Jam berapa? Gue rapat penting soal nya, gak bisa di gantiin sama Lucas."

"Ihh ya pagi lah, gak apa apa gue sendiri aja jen. Gue bukan anak kecil yang takut sendirian ya."

"You sure? Sama supir ya?"

"Iya Jen aman."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






......



"Kalo umur segini anak nya udah bisa ngenalin suara suara loh Bu?"

"Really? Wahhh impressive."

"Ibu mau tau jenis kelamin nya?"

"Bulan depan aja deh dok, pas sama papa nya."

"Baik kalo gitu, sejauh ini ada keluhan?"

"Gak ada sih dok, masih aman aman aja."

"Iya emang fase 5 bulan ini fase ternyaman pas hamil Bu."

Naya mengangguk antusias. Seneng banget. Si dedek sehat, gak rewel dan gak ngerepotin.

"Jangan lupa minta foto nya ya dok," ucap Naya.

"Iya, dua kan?"

Naya mengangguk lagi.

Selesai periksa Naya memutuskan buat pergi ke kantor Jeno aja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Selesai periksa Naya memutuskan buat pergi ke kantor Jeno aja. Mau ngasih mas suami foto si dedek, soal nya udah rutin dibagi dua itu foto. Tapi tumben dia periksa sendiri. Jadi ke kantor Jeno bentar, sambil makan siang.




.....



Naya masuk ke gedung kantor Jeno. Beberapa karyawan sempat menyapa nya dan bahkan berfoto bersama. Ngefans kata nya.

"Pak Jeno nya masih ada tamu ibu, mau nunggu bentar?"

"Bukanya ini udah jam makan siang?"

"Iya Bu, tapi tamu nya belum keluar dari ruangan."

"Lucas diatas?"

"Iya bu."

"Ohh okay, saya naik aja kali ya ngobrol sama Lucas disana." Ucap Naya.

Dia naik ke lantai 6. Di ujung koridor adalah ruangan Jeno yang berhadapan dengan ruangan Lucas juga.

Namun atensi Naya terjatuh pada seseorang yang baru saja keluar dari ruangan Jeno.

Aulia.

"Hi nay, apa kabar?"

"G-gue baik." Ucap Naya terbata bata.

Gak tau kenapa ada rasa gak nyaman. Kenapa beberapa minggu terakhir Naya lupa sama Lia yang notabene pacar suami nya.

"Oh Wow, perut Lo udah keliatan ya? Berapa bulan?"

"5 bulan 1 Minggu."

Naya masih mencoba beramah tamah.

"Wahh cepet ya? Sorry ya gue nanya gini, emang iya itu anak nya Jeno?"

Deg.

Pertanyaan apa itu? Terus menurut dia anak siapa?

"Lohh ibu Naya dateng, masuk gih, pak bos mumpung lagi istirahat."

"Lia, Lo masih disini?" Tanya Lucas lagi.

"Ini gue udah mau balik kok bye Naya," Lia melambaikan tangan nya dan melempar senyum manis nya pada Naya.









To be continue

HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang