5. my child

1.7K 262 121
                                    

Binar bahagia tampak terpancar pada wajah rupawan pria dewasa berambut sewarna arunika, tak jauh berbeda dengan keadaan pria kecil yang berada di atas pangkuannya. Beberapa piring berisi makanan menggugah selera tertata rapi di atas meja yang berada di depan mereka, tak lupa segelas susu pula secangkir kopi yang turut serta tersaji di sana.

Jadi, beginikah rasanya menjadi seorang ayah?

Senyuman itu lantas mengurva, sebelum ia kembali menyuapkan sesendok kecil okayu pada mulut mungil Bolt, sang putra. Yah, setidaknya dengan berinteraksi dengan darah daging yang baru beberapa kali ditemuinya ini sedikit membuat perasaannya menjadi lebih baik.

Fajar memang baru saja menyapa, bahkan mentari belum terlalu tinggi menyentuh khatulistiwa. Namun, meja makan di dalam mansion Hyuuga telah ramai oleh perbincangan kedua laki-laki dengan ciri fisik nyaris serupa, meskipun berbeda generasi. Ya, pasangan ayah dan anak itu terlihat begitu akrab bercengkerama pagi ini.

"Mau udang?" kembali mengawali pertanyaan, Naruto menarik sepiring ebi katsu mendekat tanpa melunturkan senyuman. Memperlihatkan nugget udang yang terlihat begitu lezat pada putra kecilnya.

Sedangkan safir sang balita tampan terlihat berbinar cerah melihatnya, "Mau~"

"Buka mulutmu, Jagoan."

"Aaa~" tentu Bolt segera menuruti perintah sang pria dewasa dengan senang hati. Ia membuka mulutnya lebar-lebar menanti suapan dari tangan pria yang bergelar sebagai ayahnya. Yah, meskipun pada kenyataannya pria kecil tersebut belum mengetahui fakta tersebut.

"Enak?" tanya pria itu, yang langsung dihadiahi anggukan penuh semangat Bolt.

"Enyak, Paman!" pria kecil nan menggemaskan itu menjawab dengan lantang, dengan pipi menggembung dipenuhi makanan.

Sungguh, Naruto tak mampu untuk tak menarik kedua sudut bibirnya kala melihat wajah lucu sang putra. Hatinya diliputi euforia ketika mendapati kenyataan bahwa anaknya dengan mudah menerima kehadiran dirinya, meskipun terhitung baru dua kali mereka kembali bertatap muka.

Pria pirang itu terkekeh sembari mengacak rambut jagoan kecilnya, "Kau lucu sekali, Nak. Mau yang lain?" tawarnya kemudian.

Namun, tanpa Naruto ketahui dari arah belakang punggungnya kini telah berdiri sosok Hyuuga Hiashi. Pria berambut panjang yang terikat rendah itu masihlah mengenakan setelan kerja rapi, sedangkan di sisi kiri tubuhnya terdapat sebuah koper besar berisi perlengkapan yang ia bawa pulang dari perjalanan bisnis yang baru saja ia selesaikan.

Mata yang memiliki warna serupa dengan milik Hinata terlihat membola menyaksikan kehadiran pria yang beberapa tahun lalu sempat ingin meminang sang putri terlihat duduk di kursi ruang tamunya dengan santai. Apalagi ketika tatapannya menangkap presensi sang cucu tunggal yang bergelayut manja pada pangkuan sang pria.

Terkejut? Tentu saja. Pria pemilik surai bak arunika tersebut telah pergi ke negara asalnya setelah Hinata membatalkan sepihak pernikahan mereka, bertahun-tahun lamanya. Tentu Hiashi berpikir jika Naruto pergi meninggalkan Jepang dengan membawa segudang dendam pada mereka, terutama pada sang putri tercinta.

Maka dari itu ia dan juga Hinata berusaha dengan sekuat tenaga menyembunyikan entitas Bolt dari media mengingat ayah biologis balita pirang tersebut merupakan seorang pebisnis yang namanya telah mendunia. Apalagi dengan kemiripan sang pria kecil yang mendekati seratus persen dengan pria asal Kanada tersebut. Tentu ia tak ingin jika balita pembawa kebahagiaan di dalam keluarga mereka akan direnggut paksa dari sisinya.

Tetapi, kenyataan seakan senang sekali mempermainkan dirinya. Semua yang telah ia dan putrinya lakukan kini berujung sia-sia, Naruto telah berhasil menemukan anak kandungnya tanpa mampu ia duga.

MINE✔Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt