7. that woman

1.4K 249 117
                                    

Kantor Dakṣa cabang Jepang sudah menunjukkan kebisingan meskipun mentari baru saja tampak lebih tinggi menghiasi cakrawala pagi. Setiap orang berbisik membicarakan suatu hal yang sepertinya begitu menarik, terutama para kaum hawa.

Jam masuk kerja memang masih satu jam lagi, biasanya kantor masihlah terasa sepi. Namun, terkhusus untuk hari ini ada yang berbeda, bahkan beberapa karyawan dan karyawati telah berjejer rapi berdiri di sisi kanan dan kiri pintu masuk gedung megah sebuah perusahaan penyedia layanan transportasi.

"Kudengar pagi ini akan ada orang penting yang berkunjung ke kantor kita. Kau sudah mendengarnya?" bisikan lirih terdengar dari salah satu mulut karyawati berambut panjang legam pada teman di sisinya.

"Tentu saja sudah. Makanya hari ini aku berdandan secantik mungkin untuk menyambut tamu penting itu." Sahut wanita lain di sebelahnya. Ia baru saja kembali memoleskan sebuah lipstik berwarna peach pada kedua belah bibirnya, tentu sembari meneliti riasan wajah ayunya pada kaca kecil wadah bedak padat di tangan kiri.

Sedangkan seorang karyawati berkacamata di sisi kanan sang wanita terlihat mengerutkan kedua alis coklatnya tak mengerti. Ah, ia adalah salah satu pekerja baru di sini. "Memangnya siapa?"

"Mr. Naruto Uzumaki, owner Dakṣa, orang asli Kanada." Wanita tadi menjawabnya cepat sembari memasukkan wadah bedak kecil pada saku rok spannya, kedua mata beriris hazel itu tampak berbinar. "Kudengar ia sangat tampan, dan yang paling penting ... dia masih single loh!"

Mendengar ucapan kelewat antusias dari temannya, dengusan geli terdengar dari sisi kiri si wanita. "Jangan berharap lebih. Meskipun dia single, kau tetap bukan level untuknya. Dia tidak akan pernah melirik padamu, jangan bermimpi!"

"Kau sadis sekali, tidak bisakah kau melihat temanmu ini bahagia, hah?" wajah itu memberengut sebal.

"Kau ibarat kurcaci yang berusaha meraih bintang, mustahil untuk terwujud."

"Tapi, nama beliau tidak terdengar seperti orang Kanada." Lagi, karyawati berkacamata itu menimpali.

"Karena dia memang masih memiliki darah Jepang, meskipun hanya dari generasi ke tiga."

Namun, obrolan pagi mereka berakhir dengan paksa ketika sebuah mobil hitam metalik perlahan memasuki halaman kantor yang luas, kemudian berhenti tepat di depan pintu masuk.

Tentu para karyawan dan karyawati tampak merapatkan barisan menyambut kedatangannya, di mulai dari pimpinan tertinggi hingga cleaning service. Bahkan beberapa orang dari media massa datang untuk meliput berita. Ah, tamu yang telah ditunggu-tunggu akhirnya kini tiba.

Dan ketika pintu penumpang itu terbuka, tampaklah sosok seorang pria berusia awal tiga puluhan dengan setelan kerja formalnya. Kaca mata hitam yang pada awalnya menutupi kedua mata, ia buka. Menampilkan iris seindah batu safir yang memukau semua pandang mata.

"Selamat datang di Dakṣa, Mr. Uzumaki. Mari saya antar untuk berkeliling." Sambut seorang pria yang berbaris paling depan, ia terlihat sedikit membungkuk hormat pada pria pirang yang baru saja menapakkan kaki panjangnya di pelataran.

Sedangkan Naruto tampak melengkungkan senyuman ramah, lantas mengangguk pelan. "Terima kasih, Mr. Iruka. Suatu kehormatan untuk saya jika anda berkenan untuk menjadi tour guide pribadi untuk saya hari ini."

"Menemani anda memang sudah menjadi tugas saya, tugas langsung dari Mr. Uzumaki Minato; ayah anda. Saya tidak menyangka jika anda suka bercanda." Perlahan senyum menawan sang pria asal Kanada menular pada wajah dingin Iruka. Sungguh, ia tak menyangka jika sang owner Dakṣa begitu supel, tak seperti perkiraannya.

MINE✔Место, где живут истории. Откройте их для себя