Mata Empat Lainnya

50 11 17
                                    

Zrashh.

Naga terkejut. Setelah tidak diijinkan menonton anime bersama Lana, ia kembali ke bawah ketika mendengar suara bel pintu dibunyikan. Saat pintu terbuka, inilah yang ia hadapi sekarang.

Seorang cowok yang juga berkacamata, tengah memegang lap dan satu semprotan kecil di masing-masing tangan. Naga tak bisa melihat dengan jelas karena kacamatanya basah disemprot oleh sosok itu.

"Bentar," cowok itu mengambil kacamata Naga kemudian mengelap lensanya sampai kinclong tak berdebu.

Ketika dipasangkan kembali, Naga baru bisa melihat siapa orang yang ada di hadapannya. Wajah cowok itu seperti orang blasteran. Tulang hidungnya tinggi, garis rahangnya tegas, matanya jernih dan tampak bercahaya. Ditambah dengan lensa kacamata yang sepertinya dibersihkan setiap jam.

Cowok itu mengulurkan tangannya yang terbungkus sarung tangan putih. "Kenalin, gue Mahesa. Panggil aja Mahes. Mulai hari ini gue tinggal di sini."

Mahes masuk tanpa dipersilakan. Ia meletakkan kopernya di samping koper milik Naga. Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan lalu mendengus.

Ia mulai menyemprotkan cairan bening itu ke setiap benda kemudian ia lap sampai tak ada debu yang tersisa.

"Nah kalau bersih gini kan enak ditinggalin."

Naga duduk di sofa depan tv. Matanya tak bisa lepas dari Mahes yang kini mulai mengambil sapu yang ada di ujung ruangan.

"Lo dapet lap sama cairan pembersih itu dari mana? Kan kita nggak boleh bawa apapun selain baju."

Mahes menoleh, "Ini? Tadi di tengah jalan gue jual beberapa baju gue supaya bisa beli dua kesayangan gue ini."

"Orang aneh," batin Naga, "terus sekarang lo mau ngapain?"

"Mau nyapu."

"Tapi lantainya udah bersih."

Mahes berjongkok. Ia mengoleskan jarinya ke lantai kemudian ia jilat. "Hm. Belum bersih. Ini masih ada debu-debu kecil yang nggak bisa dilihat sama mata normal."

"NGAPAIN DIJILAT JUGA?!" Naga berteriak.

"Karena lidah gue bisa ngerasain debu-debu kecil yang masih tersisa."

Merasa aneh dengan kandidat Kleting yang baru, akhirnya Naga diam saja dan melanjutkan acara nonton tv. Sesekali ia melirik ke arah Mahes yang masih sibuk membersihkan rumah.

Selesai membersihkan lantai satu, ia menuju lantai atas. Selama 1 jam penuh ia berkutat di lantai dua, setelah itu ia kembali turun dengan baju penuh debu.

Naga dan Mahes kini saling bertatapan.

"Ngapain ngeliatin gue?" Tanya Naga.

"Lagi meriksa sofa yang lo pakai. Kemungkinan ada debu di sela-selanya."

"Mending lo mandi dulu deh. Muka sama baju lo udah kotor banget kena debu."

"Eh?" Mahes memiringkan kepalanya heran, "emang harus mandi ya?"

💢 "Lo terakhir mandi kapan?"

"Dua hari yang lalu."

"Terakhir ganti baju?"

"Sama. Dua hari yang lalu."

"Lo bersih-bersih rumah berapa kali sehari?"

"Setiap saat."

Emosi Naga kini berada di titik yang paling puncak.

"BISA-BISANYA LO JAGA KEBERSIHAN LINGKUNGAN TAPI NGEJAGA KEBERSIHAN BADAN SENDIRI AJA NGGAK BISA!"

[2] Slice Of Life : A2L Project - NCT Dream (HIATUS)Where stories live. Discover now