It's ... Shopping Time!

25 7 18
                                    

Mereka berenam berdiri di depan pintu mall. Malam itu suasana mall cukup ramai. Kebanyakan adalah cowok-cowok yang berperan Ande-ande Lumut tengah berkencan dengan kandidat Kleting mereka.

Entah kenapa Lana merasa iri. Ia juga ingin berkencan dengan Ande-ande Lumutnya. Bergandengan tangan, makan eskrim bersama, atau bermain di game center.

Tapi sekarang ia malah berdiri di sini dengan membawa 5 cowok aneh yang kapan saja bisa membuatnya gila.

Lana menggelengkan kepalanya berkali-kali, "Yosh! Nggak usah mikirin itu dulu. Sekarang gue harus atur strategi supaya rekening Ande-ande Lumut gua aman."

Ia menatap sosok-sosok di hadapannya. Lian yang berusaha lari tapi kerah bajunya ditarik Arren, Abbi yang bersembunyi di balik punggung Mahes, dan Haris yang... sudah hilang entah kemana.

Lana menepuk pundak Arren, "Saya serahkan Lian kepada Anda!"

"Dimengerti! Akan saya pastikan Lian tidak menyentuh barang apapun selama belanja."

"Yosh," Lana beralih ke Mahes, "tolong jadi tamengnya Abbi selama di mall dan tolong jangan nyari temen baru buat Hesa."

Mahes mengulurkan tangannya, "Minta uang buat jajan."

Lana mengambil dompet kemudian menyerahkan selembar uang berwarna biru pada cowok itu. "Cukup nggak cukup dicukup-cukupin."

"Makasih."

Cewek itu membeku. Tiba-tiba saja Mahes mengusak rambutnya kemudian pergi bersama Abbi. Tanpa cowok itu ketahui, perlakuannya berhasil membuat dada Lana berdebar.

"Minta uang juga dong!"

Ucapan Lian membuat Lana kembali tersadar. Namun pandangannya masih kosong kala tangannya bergerak mengambil dompet namun langsung dihentikan Arren.

"NGGAK PERLU!" Arren langsung menarik Lian pergi dari situ. Ia membawa bocah itu keluar mall.

"E-eh?" Lana menatap sekeliling, "yang lain ilang kemana? Aduh, harus nyari Haris nih."

Lana celingukan mencari Haris. Sebelum mulai belanja, ia harus menemukan cowok itu terlebih dahulu. Akhirnya ia memutuskan untuk mengitari lantai satu bagian swalayan.

Tapi Haris tidak ada.

Sampai ke lantai 4, Lana masih tidak menemukan cowok itu. Kakinya sudah lelah bahkan sebelum mulai berbelanja. Lana memilih duduk sebentar di salah satu bangku.

Sayup-sayup ia mendengar suara merdu dari kafe di depannya. Ia seperti mengenal pemilik suara itu. Kakinya melangkah mantap masuk ke dalam kafe dan mendapati Haris tengah bernyanyi di panggung kecil.

"H-haris?" Lirih Lana, "kenapa malah nyanyi di kafe orang?"

Tak sengaja mata Haris bertubrukan dengan mata Lana. Cowok itu langsung berhenti bernyanyi.

"Waduh, denger nyanyian saya kapan-kapan lagi ya? Tuh cewek saya udah nungguin," katanya yang langsung disambut sorakan dari para pengunjung.

"C-cewek...," Lana langsung menutupi wajahnya kala Haris mendekat, "... apa maksud lo ngomong kayak gitu tadi?"

"Emang salah? Kan kalo gue lulus proyek, lo jadi cewek gue," Haris memikirkan sesuatu, "oh iya gue salah. Harusnya tadi gue ngomongnya 'calon istri', bukan 'cewek saya'. Iya kan, Na?"

Tanpa menjawab, Lana langsung berjalan meninggalkan Haris dan menuju lantai bawah.

Lana mulai tenang kala ia sudah berada di toko furnitur. Ia mulai mencari-cari kasur lipat yang cocok untuk mereka bertujuh.

[2] Slice Of Life : A2L Project - NCT Dream (HIATUS)Where stories live. Discover now