26. Berjuang Dan Bertahan

886 98 671
                                    

"Gue salut sama diri gue sendiri, udah berjuang meskipun kadang diabaikan, sampai gue sakit kayak gini, tapi jiwa dan raga gue nolak buat nyerah, tetep maju buat kuat dan bertahan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Gue salut sama diri gue sendiri, udah berjuang meskipun kadang diabaikan, sampai gue sakit kayak gini, tapi jiwa dan raga gue nolak buat nyerah, tetep maju buat kuat dan bertahan."
***

Pesan teruntuk kalian, yang sudah sayang sama cerita sesederhana ini namun bermakna. Kalian tidak perlu khawatir lagi, dengan keadaan anak laki-laki penuh dengan canda dan tawa, dan bahagia itu, siapa lagi kalau bukan Langit Al Cassa Biruku, ia telah membuka matanya kembali.

Terlihat ia sedang berada di tempat yang tidak pernah ia duga sebelumnya, awalnya Langit sedikit terheran-heran. Tetapi secara perlahan, ia mulai menyadari di mana letak keberadaannya saat ini. Di mana lagi. Kalau bukan di dalam kamarnya yang amat sangat berantakan itu, tapi sudah dirapikan semuanya oleh Bagaskara.

"Mama? Papa? Anak kalian yang ganteng ini, lagi ada di mana ya? Kok terbaring lemas di atas kasur kayak gini? Diselimutin lagi, menghadeh banget," tanya Langit, tetap saja di saat seperti ini, bisa-bisanya ia melontarkan perkataan yang mengandung gelak tawa pemirsa.

"Alhamdulillah sayang, akhirnya kamu udah siuman juga. Jujur tadi itu mama cemas dan kaget banget lihat kamu enggak mau ngebuka mata! Di atas kasur kamu, lihat tuh abang kamu sampai cemas kayak gitu," ucap Rhia, ia sangat bersyukur, akhirnya anak kesayangannya itu kembali membuka matanya.

"Adek! Bang Baba senang kamu sudah siuman, lain kali jujur sama abang, Dek. Kalau kamu capek, gundah, enggak tahu harus kayak gimana, kamu cerita! Abang bakalan selalu siap buat bantu!" sambung Bagaskara, ia sangat bersyukur, melihat Langit sudah siuman.

"Hah? Kumaha-kumaha Bang? Langit masih rada kurang paham, ini sebenernya ada apa dan kenapa?" tanya Langit, ia tidak sadar bahwa sewaktu tadi ia terjatuh pingsan! Bahkan baru sadar sekarang.

"Tadi mama gercep pengen bawa kamu ke rumah sakit, tapi papa sadar hehe. Kamu 'kan takut disuntik katanya, makanya papa terus mikir kayaknya kamu cuman pingsan saja, eh ternyata bener. Setelah kening kamu dicium mama barusan, kamu sadar lagi," jelas Bagaskara, sambil tersenyum.

"Wuidih, ya jelas lah. Bidadari surga yang cium kening gue, untung bukan lo yang cium kening gue anjrot, kalau iya? Udah gue gampar lo, Bang!" tegas Langit, memasang wajah konyolnya.

"Ya enggak dong, Dek. Ada-ada saja kamu ini, baru saja sadar, udah berisik banget kayak gini. Tadi mama sama papa baru aja pulang, bawain kita sesuatu lagi, tapi sesuatu itu yang abang takutin," ucap Bagaskara, memberitahukan kepada adiknya itu.

"Hahaha, kalian berdua nih ada-ada aja, selalu bikin mood mama bertambah. Langit sayang, jaga kesehatan ya, Nak. Jangan terlalu kecapek'an, nanti kamu masuk rumah sakit, disuntik sama suster ngesot baru tahu rasa kamu, Sayang," canda Rhia, sambil tertawa terbahak-bahak.

"Suer dah, Ma. Baru kali tadi Langit ngerasain yang namanya pingsan, eh ternyata kayak gitu ya, pingsan itu enggak seru! Yang seru itu main game sama gombalin dia," kata Langit, ya namanya juga pingsan. Enggak sadarkan diri, mana ada istilahnya pingsan itu seru, dasar Langit.

POSSESSIVE COGAN [ END ]Where stories live. Discover now