Lima Puluh Delapan

82 7 9
                                    

Haloo....

Ada yang nungguin gak? Wkwk

Maafkeun, akunya malas banget update, sekalinya up gak panjang. Tapi makasih buat kalian yang udah mau nunggu cerita ini.

Sebelum baca, jangan lupa pencet dulu bintangnya ya, terus tinggalin jejak kalian.

Semoga suka...

Selamat membaca💜

*

***

Setelah kelas selesai, sekitar lima menit yang lalu, Agatha menerima sebuah pesan singkat dari Alvin. Katanya, Alvin dan Vito sudah berada di depan sekolah Agatha, untuk menjemput dirinya agar mereka bisa berangkat bersama ke rumah milik keluarga Vito.

Memang, hari ini rencana mereka adalah makan malam di rumah Vito. Katanya, acara makan malam kali ini juga sebagai bentuk rasa syukur bahwa usaha keluarga Vito berjalan dengan baik dan lancar, khususnya tentang pembangunan cabang restoran mereka yang berada di Amerika.

Hari ini juga bertepatan dengan Alvin kembali ke jakarta, setelah seharian kemarin Agatha menghabiskan waktu bersama Alvin. Akhirnya dia akan berangkat juga pada malam hari.

Kemarin mereka benar-benar melakukan semuanya, hanya berdua. Mulai dari Alvin yang mengantar-jemput Agatha menggunakan sepeda yang dulu sering mereka gunakan untuk berangkat sekolah bersama, mencari jajanan di sekeliling jalan setelah pulang sekolah, lalu mengunjungi taman sampai malam hari.

Sangat disayangkan memang, ketika Alvin datang, ia malah harus mengurus semua masalah Agatha. Padahal, Agatha yakin bahwa abangnya itu mempunyai masalah yang lebih berat dibanding dirinya.

Namun, ia juga bersyukur bahwa ada Alvin yang menemaninya di masa-masa sulit yang dia punya.

"Mereka udah nunggu di depan gerbang?" tanya Selly pada Agatha yang sedang sibuk memasukkan alat tulis ke dalam tas sekolahnya.

Agatha mengangguk sebagai jawaban. "Naik mobil?" tanya Selly lagi.

"Engga, naik becak," jawab Agatha tak acuh.

"Lah, gak bakalan muat dong!" protes Selly yang mampu membuat Agatha berdecak sebal.

"Ck, Sel, ternyata lo bisa bego juga ya. Mikir deh, yakali mereka naik becak buat angkut kita berdua. Terus, gunanya mobil Kak Vito buat apa?" ujar Agatha seraya menggeleng-gelengkan kepalanya, tak habis pikir.

Mendengar itu, Selly hanya bisa tersenyum lebar seraya menggaruk kepalanya seperti orang bodoh. "Udah? Yuk!" ajak Selly yang langsung diangguki oleh Agatha.

Keduanya melangkah bersamaan menuju ke luar kelas, namun aktivitas mereka terhenti ketika melihat ada seseorang yang sedang berdiri tepat di depan pintu kelas.

"Lo Agatha, kan?" tanya laki-laki itu yang langsung diangguki oleh Agatha.

"Gue pinjem temen lo sebentar," ujar lelaki itu pada Selly seraya menarik lengan Agatha dan pergi dari sana.

Selly yang melihat itu pun terkejut, ia segera mengejar mereka berdua yang sudah berada jauh dari hadapannya.

Ketika sampai di gerbang sekolah, Selly melihat Alvin dan Vito yang terlihat begitu panik, dengan segera ia lari menghampiri kedua lelaki itu.

"Kak!" panggil Selly seraya terus mempercepat langkahnya.

"Agatha sama siapa tadi?" tanya Alvin panik saat setelah tadi melihat Agatha pergi bersama seorang lelaki menggunakan motor.

The Perfect BrotherWhere stories live. Discover now