Lima

333 27 3
                                    

Udah vote, kan? Buat yang belum, coba vote dulu.
Siap kasih krisar dan komen?
Terimakasih:)

Selamat membaca❤


Alvin mengantarkan Agatha kedalam kelasnya. Ketika memasuki kelas, semua mata memandang pada keduanya. Alvin yang terlihat tinggi nan tampan itu mampu menyedot perhatian orang yang ada di sana.

"Belajar yang bener. Kalo ada apa-apa, kabarin aja gue lewat ponsel pak satpam yang ada didepan. Gue udah simpen nomornya," pesan Alvin yang dibalas anggukan oleh Agatha.

Agatha masih belum mempunyai ponsel meskipun ia sudah berada di kelas tiga SMP, bukannya tidak mau, tapi ia melihat keadaan ekonomi di keluarganya. Agatha tak ingin menambahkan beban untuk orang tua nya bahkan Alvin sekalipun.

"Bang," panggil Agatha pada Alvin yang berdiri di hadapannya.

"Apa?"

"Tadi uang yang lo pake bayar SPP gue, itu dari mana?" tanya Agatha.

Alvin nampak bergumam, "Yang pasti bukan hasil nyuri atau ngepet. Udahlah, gak perlu tau bocah mah." Alvin tersenyum pada Agatha seolah mengatakan bahwa semuanya baik-baik saja dan tak ada yang perlu Agatha khawatirkan.

"Hasil kerja paruh waktu lo ya Bang?" tebak Agatha, ia merasa bersalah karena menyusahkan abangnya itu.

Alvin hanya tersenyum sebagai balasan, ia tak bisa bicara banyak tentang hal ini. Tak mau jika Agatha akan menyalahkan dirinya karena dia pasti akan beranggapan bahwa dirinya telah banyak merepotkan Alvin.

"Bang," panggil Agatha lagi.

"Apa lagi?"

"Laper," rengek Agatha menatap Alvin dengan tatapan memelas.

"Ya makan lahh, ngapain ngomong sama gue?" Alvin sebenarnya pura-pura tidak mengerti dengan perkataan Agatha. Padahal ia sangat paham maksud di balik kata-kata Agatha.

"Aelah, bego banget lu bang! Jajanin, gitu aja gak peka," ucap Agatha sebal.

"Lo dikasih uang jajan itu di hemat dek, kalo gak jajanin. Kenyangin tuh perut karet lo. Heran gue, kapan lo kenyang nya sihh?"

Semua orang yang ada dikelas Agatha memperhatikan interaksi keduanya, sesekali terkekeh melihat mereka.

"Ya lo gak tau aja bang, gue beli novel anjir. Lo tau kan, gue hobi baca," kata Agatha mencari alasan.

"Baca novel sering, baca buku pelajaran jarang. Aneh lo Dek. Bucin terus kerjaannya"

"Ya daripada elo, bang. Ditipu mulu sama cewek, gitu tuh kalo gak punya pengalaman tentang cinta. Gini gini juga gue mah belajar dari novel," ucap Agatha sellah bangga dengan kehaluannya sejak dulu.

"Yaudah jadi jajan gak lo?" tanya Alvin emosi.

"YAUDAH AYOK!" teriak Agatha keras, ia menggebrak meja yang mampu membuat seisi kelas terlonjak kaget.

Agatha jalan lebih dulu dari Alvin, sedangkan Alvin hanya melengo di tempat. Semua mata kini memandang kearah Alvin, "Sorry. Tadi pagi salah makan obat," ucap Alvin sebelum akhirnya berlari meninggalkan kelas Agatha.

Gelak tawa terdengar begitu keras di kelas Agatha saat mendengar perkataan terakhir Alvin.

***

"Mau apa, biar gue yang pesenin," ucap Alvin ketika sampai di kantin.

Agatha yang sudah duduk terlebih dahulu di salah satu meja kantin tampak berpikir sebentar, "Mie ayam," ujarnya.

"Mie ayam terus, yang lain dek ahh."

The Perfect BrotherWhere stories live. Discover now