Sembilan Belas

190 12 0
                                    

Sudah satu minggu lebih sejak Alvin pergi meninggalkan Agatha. Hari ini Agatha pertama kalinya masuk sekolah, di sekolah baru. Ia bersekolah di tempat yang sama dengan abangnya saat menginjak bangku SMA.

SMA Nusa Perwira.

Berbicara tentang Alvin, mereka berdua seringkali melakukan panggilan. Entah itu video atau suara. Alvin yang mengabari Agatha terlebih dahulu, tentunya tidak setiap saat. Alvin akan menelepon Agatha saat dirinya tidak sibuk dengan pekerjaan atau pun kuliahnya.

Setelah selesai sarapan, Agatha duduk di ruang tengah untuk menunggu sang ayah. Mereka akan berangkat bersama menaiki motor andalan mereka.

"Hayu, Neng. Kita berangkat," ajak Herman yang langsung dianggkui oleh Agatha.

Ketika hendak keluar rumah bersama dengan ayahnya, di depan halaman rumah sudah berdiri sesosok pria tampan dengan menggunakan baju kaos berwarna biru dibalut dengan jaket levis, tak lupa tas yang menggantung di pundak kanannya. Dia Vito, orang yang selama Alvin pergi telah menjaga Agatha sebaik Alvin menjaganya.

“Nak Vito, ada apa pagi-pagi kesini?" Herman cukup terkejut dengan kedatangan Vito yang tiba-tiba.

Vito segera memberikan salam dan menyalami ayah Agatha. "Saya mau minta izin om, buat anter Agatha ke sekolah”

“Gak ngerepotin emangnya?” tanya Herman merasa tidak enak, karena selama Alvin tidak ada Vito lah yang selalu ada untuk mengibur Agatha.

“Gak papa om, sekalian mau berangkat kuliah. Kebetulan Vito ngelewatin sekolah Agatha.”

“Yasudah kalo gitu, Om titip Agatha ya Vit. Hati-hati dijalan,” pesan Herman yang langsung diangguki oleh Vito.

Mereka segera masuk kedalam mobil yang dibawa oleh Vito, yang sebelumnya telah berpamitan pada ayah Agatha terlebih dahulu.

“Tumben bawa mobil kak?” tanya Agatha heran. Pasalnya, jarang sekali Vito membawa mobil saat akan berangkat kemanapun. Ia lebih menyukai menggunakan motor sport kesayangannya.

“Ini hari pertama lo masuk sekolah, kalo nanti kita naik motor dandanan lo bisa berantakan,” ucap Vito datar seraya menggunakan seatbelt di tubuhnya.

“Lah?”

“Udah cepetan pake sabuk pengaman lo, kita bisa telat.”

Agatha hanya menuruti ucapan Vito meskipun banyak pertanyaan yang kini bersarang di benaknya.

Mobil mereka melaju dengan kecepatan sedang, membelah jalanan Bandung yang sekarang cukup ramai karena semua orang mulai beraktivitas kembali pada hari senin ini.

***

Tidak ada yang spesial hari ini, sekolah pun belum memulai kegiatan belajar mengajar dikarenakan semuanya sibuk. Mulai dari penyambutan siswa baru, perkenalan guru, OSIS, hingga semua murid baru harus memperkenalkan diri di hadapan semua siswa yang lainnya.

Beruntungnya Agatha karena ia satu sekolah kembali dengan Selly, setidaknya ia mempunyai satu teman.

"Agatha,” panggil Selly.

Agatha yang sedang berjalan beriringan dengan Selly pun menoleh, ia memberikan tatapan seolah bertanya ada apa. Suasana sekolah kini sedang ramai, karena semua murid melihat-lihat keadaan sekolah baru mereka.

“Maaf beberapa hari yang lalu gue gak bisa temenin lo, maaf juga waktu ulang tahun lo gue gak ngucapin sama sekali. Geu jahat banget ya, Tha?” Selly segera menghentikan langkahnya, ia segera menghadap pada Agatha.

The Perfect BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang