Part 7

106 12 0
                                    

Pak Raka

Jangan lupa sarapan bila

Hati-hati berangkat kerja

Pak Raka

Nanti jam 13.30 kita konsul ke dokter yah

See you

Naira Salsabila

Pagi Pak, ini Naira sudah di kantor

See you too pak

"Yee pagi-pagi udh cengar-cengir aja Nai" Tegur Anis dengan menyenggol tangan Naira

"Heheh iya mba" Jawab Naira dengan malu-malu. 

"Ohh ya, kamu gimana udah sehat? " Tanya Anis 

"Nai sudah sehat mba" 

"Alhamdulillah, kemarin itu kita panik banget Nai pas kamu jatuh pingsan eh ternyata pak Panji dengan sigap bawa kamu ke rumah sakit" Jelas Lisa 

"Pak Panji? " Tanya Naira memastikan

"Iya pak Panji, dia kelihatan khawatir banget pas dirumah sakit kemarin" 

"Kerja-kerja sebelum dimarah pak bos" Pringat Anis kepada teman-temannya

"Oh iya Nai tolong kamu anter paket ini yah ke ruangan pak Panji, kemarin paketnya dateng tapi pak Panji ga dateng setelah nganter kamu ke rumah sakit" Pinta Anis pada Naira

"I...iya mba, kalo gitu aku anter dulu ya" Jawab Naira dengan nada gugup

"Kenapa laki-laki itu khawatirin aku? Aku gak tau harus seneng tau gimana dengar kalau dia khawatir dengan keadaan aku. Mungkin hanya rasa bersalah aja"

Memikirkan Panji membuat Naira mengingat bahwa dirinya sedang tidak sendiri lagi. Naira mengelus perutnya dengan perlahan ia berjanji pada dirinya sendiri ia akan membesarkan anaknya dengan penuh kasih sayang, ia tidak mau jika anaknya tidak diinginkan seperti dirinya. 

Naira terus melangkah sambil melamun hingga ia tidak sengaja menabrak seseorang. Kedua matanya membola melihat siapa yang baru saja ia tabrak. 

"Ma… maafkan saya pak saya benar-benar tidak sengaja" Sesal Naira sambil mengambil barang-barang yang jatuh

"Iya tidak apa" Jawab Panji sambil menunggu Naira selesai membereskan barang-barang yang jatuh

"Kalau begitu saya permisi pak" Ucap Naira dengan terburu-buru melangkah menjahui Panji

"Tunggu Naira" tubuh Naira menegang

"Ikut saya keruangan ada yang ingin saya bicarakan" Perintah Panji

"Ma… maaf Pak saya tid------

" Saya tidak menerima penolakan, ini perintah " Potong Panji sebelum Naira menyelesaikan ucapan nya

Tanpa sepatah kata Naira mengikuti Panji dibelakang nya, ia berdoa agar Panji tidak akan membahas kejadian sebulan lalu dan juga Panji tidak mengetahui jika dirinya sedang hamil. 

"Duduk" Perintah Panji yang dituruti Naira

" Maaf " Ucap Panji setelah ia duduk di hadapan Naira

" Maafkan saya Naira, karena saya kamu sampai hamil" Tubuh Naira menegang mendengar penuturan bos sekaligus calon kakak iparnya tersebut. 

Sedetik kemudian Naira tersenyum dan berkata "tidak apa pak, ini bukan hanya kesalahan bapak tapi juga kesalahan saya yang mabuk pada malam itu" Jawab Naira dengan senyum manisnya. Menurut Naira tidak ada gunanya untuk marah dan juga menyesalinya karena kejadian itu sudah terjadi. Naira hanya hidup dengan tenang tidak ada benci dan juga dendam. 

Temporary WifeWhere stories live. Discover now