Part 8

116 17 3
                                    

Raka Wasesa Adhi, pria berusia 30 tahun merupakan salah satu dosen di Universitas Gajah Mada pada fakultas Teknik. Laki-laki berparas wajah tampan dengan keturunan Jawa menambah kesan manis diwajahnya apalagi Raka seorang dosen yang terkenal dengan ketegasan dan juga pelit nilai membuat Raka amat terkenal sebagai dosen kiler dikalangan mahasiswa. Raka tidak segan-segan memberikan nilai D jika memang itu hasil dari mahasiswa tersebut. Raka tidak membeda-bedakan nilai antara mahasiswa yang dekat dengannya dan yang tidak dekat dengan dirinya. 

Diusia yang sudah mencapai kepala tiga Raka belum memutuskan untuk membangun rumah tangga. Raka tidak tertarik dengan kaum hawa, maka dengan hal itu orang tuanya menjodohkan dirinya dengan gadis dari teman ayah Raka. Namun siapa sangka setelah perjodohan tersebut diterima oleh Raka, ia belum kunjung menikah lebih tepatnya selalu menunda-nunda pembicaraan tentang pernikahan. 

Pada saat malam pertemuan keluarga di kediaman calon istrinya pada saat itu pula matanya menatap seorang wanita muda yang menarik perhatiannya. Wanita itu terlihat sederhana dengan penjepit rambut sebelah kiri menambah kesan manis di wajahnya saat tersenyum. 

Ayu Divani yang merupakan calon istri Raka menelusuri arah pandang Raka yang jatuh pada Naira sepupunya. Ayu dapat melihat cinta dimata Raka untuk Naira, cinta yang tidak dapat ia miliki walau setelah berbulan-bulan menjalin kedekatan dengan Raka. 

Dimalam itu pula Raka mengutarakan jika ia masih belum bisa membangun rumah tangga, ia masih ingin melakukan pendekatan dengan Ayu walau di hati yang paling dalam Raka ingin membatalkan perjodohan tersebut dan mengatakan jika ia menyukai seorang gadis yang ternyata mahasiswanya sendiri. 

Sejak malam dimana Raka masih belum bisa menerima Ayu sejak saat itu pula Ayu semakin membenci Naira. 

~~~~~

Raka berjalan terburu-buru menuju ruangan tempat ibunya dirawat, sudah tiga hari setelah kejadian dimana Raka masih menolak untuk menikah ibunya mengalami penurunan yang sangat drastis pada kesehatannya ditambah saat mendengar jika Ayu dimutasi kerja ke kantor pusat. 

Dddrrrtttt… . . 

Merasakan getaran di ponselnya Raka merogoh kantong celananya. Jemari Raka menggeser icon hijau di ponsel namun sebelum menyapa seseorang di seberang sana, Tiba-tiba saja tubuhnya ditabrak oleh seseorang yang membuat ponsel dan juga berkas orang tersebut jatuh. 

Rakan segera mengambil ponselnya dan juga membantu mengambilkan secarik kertas yang di deket ponselnya. Raka terkejut melihat nama yang tertera pada surat hasil tes tersebut dan melihat seorang yang menabraknya. 

"Pak Raka" Ucap Naira yang membuat Raka lebih terkejut saat menyadari wanita itu, wanita yang telah membuat ia seperti orang gila yang terus memikirkannya setiap malam dan selalu memperhatikan senyum Naira secara diam-diam. 

"Kamu Naira Salabila, mahasiswa berprestasi di kampus UGM yang mendapat beasiswa berprestasi selama jenjang pendidikan? " Tanya Raka. Bukannya menjawab pertanyaan Raka tapi Naira meminta surat itu dikembalikan Raka semakin tidak percaya dengan kejadian ini. Gadis yang selama ini ia kagumi telah menjadi milik orang lain. 

Raka melihat Naira memejamkan matanya yang telah banjir oleh air mata. Naira pergi dari hadapan Raka masih diam menunggu jawaban dari orang terkasih nya, namun tiba-tiba saja Naira pergi dari hadapan Raka. 

~~~~~

Saya menyatakan bahwa saya adalah Dokter yang merawat pasien dan semua keterangan dalam pernyataan ini adalah benar pasien NAIRA SALSABILA positif leukemia Chronic Myeloid

Membaca ulang hasil surat tersebut berharap jika penglihatannya bermasalah, namun sudah berkali-kali Raka membaca ternyata benar gadis yang selama ini ia kagumi secara diam-diam sedang menghadapi masalah yang lebih berat dibandingkan dibenci oleh keluarganya sendiri. 

"Kita harus segera memberitahu kedua orang tua kamu Naira" usul Raka yang dibalas gelengan kepala oleh Naira

"Kenapa? Kenapa Naira" tanya Raka dengan ketidakpercayaan

"Bapak gak pernah bisa merasakan hidup sebatang kara di tengah-tengah keluarga harmonis" jawab Naira pikirannya melayang ketika begitu banyak orang yang tidak ingin berteman dengan dirinya

"Naira anak haram"

"Naira anak haram"

Naira memejamkan matanya berharap semua kenangan masa kelam itu hilang. 

"Menurut bapak apa itu anak haram? " tanya Naira yang membuat Raka heran. 

Sejenak Naira tersenyum kecil, senyum yang tak sampai pada matanya lalu kembali mengingat kejadian beberapa tahun lalu. 

Dulu sewaktu dirinya berseragam putih biru beberapa teman-temannya hampir setiap hari mengejek Naira dengan kata-kata "Naira anak haram". Karena kalimat itu dirinya tidak mempunyai teman, alasan nya sama karena Naira anak haram. Tidak berhenti sampai situ, Naira harus menerima hinaan demi hinaan yang dilontarkan teman-teman untuk dirinya saat baru saja memasuki bangku putih Abu-Abu. 

Naira yang saat itu harus dewasa sebelum waktunya hanya bisa diam, ia hanya memiliki dua tangan untuk menutup telinganya dari semua hinaan yang ia Terima. 

Naira tidak pernah melawan atau berlari menjauhi sekitar saat semua orang menghina dirinya dengan sebutan anak haram. Naira berpikir ia adalah anak dari sepasang suami-istri yang lengkap dirinya tidak pernah percaya dengan semua hinaan temannya menurut Naira anak haram hanya disematkan oleh anak-anak yang lahir di luar pernikahan. 

Naira selalu percaya diri bahwa dirinya adalah anak dari ayah dan ibunya, Naira tidak pernah mendengarkan pembicaraan teman-temannya dan juga keluarga besar yang membahas jika dirinya bukan anak dari Hermawan Adiharja dan juga Rosa Adiharja. Namun semua kepercayaan itu lenyap ketika sang ayah menyebut dirinya adalah anak haram dan anak pembawa sial. 

"Anak haram adalah anak di luar pernikahan" jawab Naira lirih

"Aku memiliki ayah, nama ayahku Hermawan Adiharja" lanjut Naira

"Tapi kenapa semua menganggap aku anak haram. Kenapa ayah ku sendiri bilang kalau aku anak haram? " Naira menoleh menatap Raka yang masih terkejut dengan pengakuan Naira

"Aku selalu menghiraukan perkataan orang lain. Tapi------ tapi kenapa ayah mengakui jika aku anak haram. Rasanya menyakitkan pak, aku selalu merasa sakit setiap ayah berkata seperti itu" jelas Naira dengan meremas dada kirinya tepat dimana letak jantung berdetak. 

Raka ikut menitikkan air mata saat melihat Naira menangis dalam diamnya. Ia Membawa Naira ke dalam pelukannya, mengusap surai hitam Naira. 

"Tolong-------tolong berikan Nai satu alasan untuk bertahan dalam kehidupan yang semu ini" ucap Naira. 

"Kamu harus bertahan Naira Kamu harus bertahan demi anak kamu dan juga saya! " ucap Raka dengan spontan

"Besok kita harus memulai pengobatan untuk kamu ya. Akan saya carikan dokter yang ahli untuk menangani penyakit kamu" jelas Raka 

"Nai takut" ucap Naira yang menatap mata Raka. 

"Percaya sama saya, kita akan menyelesaikan ini satu demi satu asal kamu semangat" jawab Raka dan mendapat senyum manis Naira. 

Raka membayangkan kehidupan Naira yang sangat lebih sulit, ia tidak dapat membayangkan semua kesakitan yang Naira rasakan setiap hari dirumah nya sendiri. Rumah yang seharusnya menjadi tempat ternyaman seorang anak, namun sangat berbeda dengan Naira. 

Temporary WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang