06

3.4K 516 26
                                    

Thanks buat yang udah baca
Semoga suka:)

Soobin, kai dan haechan sudah berada didalam kelas mereka saat ini, kai dan soobin duduk dibelakang haechan yang kebetulan kosong.

Anak kelas ini sepertinya memang sengaja memilih bangku belakang dari pada depan.

Anak kelas menatap penasaran soobin dan kai yang dibawa oleh heechan tadi, guru yang harusnya mengantar keduanya menitipkan mereka kepada haechan karna memang cowok itu berada di satu kelas yang sama dengan keduanya.

Salah satu anak kelas, memberanikan diri untuk mendekat kearah ketiganya.

"Hai, kalian anak baru ya?"

Kai menoleh menatap anak kelas yang bertanya padanya dan soobin, dia tersenyum kecil seraya merangkul soobin yang mendengus.

"Oh hai, iya kami anak baru, namaku kai dan dia soobin"

"Aku jake dan cowok putih itu, yang sedang memakai earphone namanya sunghoon" jake tersenyum, tangannya terangkat menunjuk cowok yang duduk sebangku dengannya tadi dengan tangan kanannya.

"Kalian pacaran kan?" Kai menoleh, menatap sekilas sunghoon yang terlihat cuek, dia tersenyum kearah jake seraya mengangguk mengerti.

"Eh, terlihat jelas ya?" Jake menatap binggung kai yang bisa tau tentang hubungan dirinya dan sunghoon. padahal dirinya dan pacarnya itu biasa aja, malah lebih terlihat seperti teman dekat dari pada pacaran.

"Tidak sih, hanya menebak saja" kai mengangkat bahunya acuh. Ia meringis ketika soobin dengan kasar melepaskan rangkulannya, cowok itu bahkan menggigit tangannya tadi.

Jake mengangguk, sedikit meringis ketika melihat tangan kai yang digigit oleh soobin. Ia berbalik, memilih kembali kebangkunya setelah berpamitan kepada keduanya.

Haechan yang sendari tadi menyimak percakapan mereka, memutar tubuhnya menghadap kai.

Ia menatap soobin yang tengah fokus dengan bukunya dan kai yang tengah mengusap-usap tangannya bekas gigitan soobin tadi.

"Haechan!"

Haechan terkejut ketika sebuah suara memanggil namanya dengan nada kesal. Ia tau pasti pemilik suara itu, dengan perlahan menolehkan kepalanya ke arah pintu masuk kelas.

Haechan meringis ketika mendapati pacarnya yang berdiri dengan raut muka datar di pintu masuk kelas, rambut pacarnya itu terlihat berantakan saat ini. Seperti seseorang yang habis berlarian.

Tugguh dulu! Jangan bilang kalau pacarnya itu habis berlarian mencarinya.

"Lee haechan~ bisakah kamu memberitahuku sebelum pergi kemana pun, hm?" Mark menatap datar haechan yang terlihat gelisah di tempat.

"Ah mark, m-maafkan aku. Sungguh, aku benar-benar lupa memberitahumu ketika melihat soobin dan kai tadi"

Haechan bergerak cepat, menyembunyikan tubuhnya di belakang soobin yang berdecak kesal.

"Bisa kalian berdua tidak menggangguku?" Soobin menatap datar mark yang tersenyum canggung, cowok itu menarik tangan haechan agar segera menyingkir dari belakang soobin.

Haechan hanya menurut, toh lebih baik dia menurut sebelum kelinci bongsor itu mengamuk.

Mereka duduk di tempat mereka setelah melihat soobin yang kembali fokus dengan bukunya, keduanya mulai membicarakan beberapa hal, sesekali mengajak kai untuk mengobrol.

Mark menoleh ke arah pintu masuk, mendapati ketua osis mereka yang baru saja masuk dengan raut muka yang kurang bersahabat.

"Tuh muka kucel banget, ada masalah?"

"Enggak ada, cuma ya gitu. Kepalaku rasanya mau pecah karna khasus pembunuhan itu" cowok itu menggeleng, memijat keningnya yang terasa sedikit pusing.

Mark mengangguk, dia tau bagaimana pusingnya sahabatnya itu karna khasus pembunuhan anak sekolah 4 hari yang lalu.

Entah siapa pelakunya, tidak ada bukti yang bisa membantu mereka menemukan pelakunya.

"Lebih baik kamu ke uks aja deh jun, mukamu agak pucet soalnya" mark menatap khawatir yeonjun yang menggeleng.

"Enggak usah, lagian cuma pusing sedikit, nanti juga bakal hilang"

Mark mengangguk, bukannya tidak mau memaksa yeonjun. Hanya saja, jika cowok itu sudah bilang tidak ya tidak, gak bisa di rubah. Jadi akan percuma kalau dia memaksa yeonjun untuk ke uks.

Matanya menatap soobin yang duduk tenang di bangkunya, cowok itu masih fokus dengan bukunya dari pada orang yang ada di sekitarnya.

Ia menoleh, menatap yeonjun di sampingnya. Yeonjun memang duduk di bangku sebelah kanan mark, sedangkan di sebelah kiri mark ada haechan.

Mark mengalihkan tatapannya ke arah soobin, ia mengambil buku yang di baca soobin membuat cowok itu menatap tajam dirinya.

Bruk!

Mark melotot ketika dirinya hampir saja jatuh karna soobin yang menendang kursinya.

Ia menoleh, menatap horror soobin yang menatap sinis dirinya, meneguk salivanya susah payah, mark langsung berdiri dari duduknya begitu melihat soobin berdiri.

Ia menatap memelas haechan yang hanya diam di tempatnya, mark mengangkat tangannya membentuk v peace, ia menyengir, menyerahkan kembali buku soobin kepada pemiliknya.

Soobin berdecih, mengambil kembali bukunya seraya berjalan pergi keluar kelas dengan raut muka kesal.

Tbc.

Gaje? Memang hiks🥲














Sorry for typo

See you~

Angel or Devil - Yeonbin [ END ]Where stories live. Discover now