10

2.9K 440 71
                                    

Thanks buat yang udah baca, vote and comment

Semoga suka:)

Aku buat ini sambil dengerin lagu blue & grey sama let go - bts.







Hari ketiga soobin bersekolah, kai tidak masuk.

Hari keempat, kai masih tidak masuk.

Hari kelima, kabar hilangnya kai tersebar.

Hari keenam, pihak kepolisian masih mencari.

Dan hari kedelapan, kabar meninggalnya kai soobin dapatkan.

Soobin duduk diam di taman yang ada dirumah kai, menatap kosong foto kai yang ada ditangannya.

Ia tidak menangis, tidak ada satupun air mata yang jatuh dari pelupuk matanya.

Sepasang mata bulatnya yang biasanya menatap datar itu, terlihat kosong seolah tidak ada kehidupan.

Soobin hanya diam, diam ketika bunda dan ayah kai memeluk dirinya, diam ketika teman-teman mereka mengucapkan bela sungkawa, dan diam ketika mama dan papanya mendekap dirinya.

Semuanya terasa hampa, sosok yang selalu membuatnya tersenyum dan tertawa kini sudah pergi jauh darinya.

Soobin binggung, binggung harus bagaimana, disatu sisi dirinya sedih, namun disisi lain sebagian dirinya menolak untuk percaya.

Polisi menemukan mobil kai menabrak pembatas jalan yang ada di sebuah jalan yang memang jarang dilewati oleh orang-orang, kai memang tidak ditemukan di dalam mobil namun genangan darah kai yang sudah mengering di tampat duduk pengemudi.

***

Sudah seminggu sejak hari itu dan sudah seminggu juga soobin tidak masuk sekolah ataupun berbicara pada siapapun.

Terus-terusan berdiam diri dikamar dan keluar ketika sore hari untuk duduk di bangku taman belakang rumahnya dengan foto sang sahabat di tangannya.

Orang tua soobin sudah bersaha mengajak anaknya berbicara, namun tidak membuahkan hasil, sampai dimana, seorang teman soobin di sekolah datang kerumah.

Mereka mengantarkan remaja cowok itu ke taman belakang, tempat biasanya soobin berada ketika sore hari seperti ini.

Mereka bisa melihat soobin yang duduk diam disana dengan kepala yang tertunduk menatap foto sahabatnya.

Tidak bergeming ketika ada seseorang yang duduk di samping, semua atensinya hanya terfokus pada foto sang sahabat di tangannya.

Dia, yeonjun, menatap sendu soobin yang terlihat seperti mayat hidup, cowok manis itu hanya diam menatap foto kai yang ada ditangannya, raut mukanya memang datar, tapi tatapan mata bulat itu kosong.

Menyesal? Tidak, yeonjun tidak menyesal karna telah membunuh kai, ia justru senang, sudah sejak lama yeonjun ingin membunuh kai, namun selalu gagal karna kai yang selalu menempel pada soobin.

Tapi dua minggu lalu, yeonjun benar-benar bersyukur ketika kai pergi dari rumahnya untuk menginap ke rumah temannya, tentu yeonjun tidak menyia-nyiakan kesempatan itu.

Ia yang membuat mobil kai kehilangan kendali dan menabrak keras pembatas jalan, yeonjun yang waktu itu membawa kai dengan mobilnya ke ruang bawah tanah rumahnya.

Dia sudah berhasil menyingkirkan kai dan dia senang dengan hal itu, tinggal membuat soobin melupakan kai saja yang sekarang harus yeonjun lakukan.

"Soobin" panggil yeonjun dengan nada lembutnya.

Tidak ada jawaban

"Kamu tau soobin, bundaku bilang jika kita kehilangan seseorang yang sangat kita sayangi, kita tidak boleh terus-menerus larut dalam kesedihan"

Hening...

"Bukan berarti kita melupakannya, hanya saja jika kita tidak melepasnya, itu akan membuatnya sedih di atas sana" yeonjun mendongak, menatap langit yang mendung, senyum tulus terukir dibibir ketika mengingat tentang sang bunda.

Menoleh menatap soobin yang masih diam di tempatnya, cowok manis itu bahkan tidak menampilkan ekspresi apapun sendari tadi.

"Aku tau kamu sedih tentang kai, aku juga, tapi... kita tidak bisa terlarut terlalu lama dalam kesedihan soobin, hidupmu masih panjang, banyak teman di sekolah yang menunggumu kembali masuk"

Tangannya terulur, mengusap pucuk kepala soobin lembut, cowok manis itu tidak bereaksi sama sekali.

Yeonjun hanya tersenyum, dengan perlahan dirinya mengangkat tubuh soobin kepangkuannya, mata setajam elangnya melihat muka soobin yang masih tidak menampikan ekspresi apapun.

Tangannya terulur, mengusap lembut pipi berisi soobin, tangan kirinya mengambil foto kai yang ada ditangan soobin, membuat cowok itu langsung mendongak dengan sepasang mata bulatnya yang menyorot tajam.

Yeonjun hanya tersenyum dengan matanya yang menatap teduh soobin, ia menangkup pipi soobin dengan kedua tangannya.

"Hidup terus berjalan soobin, jika kamu berhenti, dunia tidak akan menunggumu, justru dia akan meninggalkanmu sendirian"

"Jadi kumohon, kembalilah seperti dulu, jadilan soobin yang aku temui di rooftop waktu itu. Aku sadar jika kita belum lama bertemu, tapi, aku tau jika soobin tidak seperti ini, ini seperti bukan seorang choi soobin yang kukenal" yeonjun menggenggam kedua tangan soobin erat.

"Choi soobin yang kukenal adalah orang yang dingin, datar, dan tidak akan segan mengatakan apapun, aku ingin choi soobin yang dulu, bukan yang sekarang"

Perlahan, kedua mata bulat itu melembut, dengan netra segelap malam yang menatao sendu yeonjun.

"Kumohon, kembalilah demi orang tuamu, teman-teman, aku dan dirimu sendiri soobin" yeonjun menatap sepasang mata bulat soobin dalam, sorot matanya menyiratkan kekhawatiran yang besar.

"Peluk aku yeonjun" lirih soobin dengan kepala yang tertunduk.

Yeonjun tersenyum, menarik soobin kedalam pelukan hangatnya, ia mengusap punggung soobin pelan, berusaha menenangkan.

Membiarkan soobin menangis di bahunya, menumpahkan semua kesedihannya.

Yeonjun akan melakukan apapun untuk melindungi soobinnya, walaupun dengan itu dia harus membunuh seseorang, yeonjun akan melakukannya.

Tbc.

Udah berapa lama aku gak update?


Sorry for typo

See you~

Angel or Devil - Yeonbin [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang