T I G A

39 7 0
                                    

Jam menunjukkan pukul 4.30. Ke empat teman Vun sudah bersiap untuk melaksanakan sholat subuh. Vun dimana? Setelah Hira membangunkan Vun dengan membekap wajahnya dengan bantal, gadis itu kini duduk dibangku kecil yang ada dikamar mandi. Tangannya ia lipat diatas lutut dan kembali memejamkan matanya.

"Mpun! tidur lagi kan lo?" teriak Hira dari luar

"Biarin aja, Ra. Jangan dibangunin. Matiin aja lampu kamar mandinya," suara Kayla terdengar

"Iya iya ini bangun. Bawel bett mak tiri" gerutu Vun

Setelah membersihkan dirinya dan selesai melaksanakan kewjibannya, Vun kembali merebahkan diri di kasur yang sudah dirapikan oleh Nilva.

"Masih sakit badannya?" tanya Nilva lembut. Mungkin kalau yang tadi merapikan tempat tidur adalah Hira atau Kayla, Vun sudah disembur dan diusir dari rumah ini.

"Masih, Nil. Tapi gak kayak tadi malem sih. Tinggal pegelnya doang"

"Jadi nanti mau masuk atau dirumah aja?" tawar Nilva

"Mau ke kos"

"Heh enak aja. Kamu badannya masih sakit, Mpun"

"Ya kan tinggal istirahat doang. Di kos juga bisa"

"Gak. Kamu disini aja"

"Baik, Ibu peri"

Nilva meninggalkan Vun dikamar sendirian dan beranjak ke dapur. Disana, Hira dan Fayza sudah memotong bahan-bahan makanan untuk sarapan nanti. Sedangkan Kayla, gadis itu bertugas membersihkan rumah.

"Si Mpun masih tidur, Nil?" tanya Fayza

Nilva menggeleng, "Udah bangun. Tapi masih rebahan. Katanya masih pegel tapi syukurnya udah gak puyeng lagi"

"Dia ngampus?" tanya Hira dan dijawab gelengan oleh Nilva.

~ ~ ~

Setelah ke empat temannya berangkat ke kampus. Vun bersiap kembali kost untuk mengambil beberapa barang keperluannya. Bukan bermaksud melanggar janjinya dengan Nilva agar tidak keluar rumah. Namun ia teringat tumpukan pakaian yang belum ia cuci. Vun berniat mengantarkan pakaian-pakaian itu ke laundry saja nanti.

Setelah memastikan pintu rumah kontrakan telah terkunci, Vun memesan ojek online menuju kostnya. Mana sanggup ia kalau harus berjalan kaki.

Sesampainya di kost, Vun kembali rebahan di kasurnya. Ia mulai berfikir untuk menerima tawaran ke empat temannya untuk mengontrak di rumah yang sama. Bukan karena kamar kosnya ini lebih kecil atau apa, hanya saja Vun rasa semakin ia sering sendiri, ia semakin mudah sedih dan meratapi nasibnya. Dan Vun benci itu.

Sebuah notifikasi pesan grup masuk ke ponselnya. Vun membaca pesan yang pengirimnya adalah Hans, ketua panitia acara Pensi. Inti dari pesann itu adalah pengumuman agar semua panitia berkumpul di ruang sekretariat seni pukul 1.30 siang nanti.

Setelah membaca pesan grup tersebut, Vun kembali mendapat notifikasi pesan dari Fayza

"Gausah ikut rapat, ntar kita aja yang bilangin ke Hans" begitu isi pesannya. Vun hanya membaca pesan dari Fayza tanpa ada niat membalasnya

Setelah memasukkan pakain kotor ke dalam kantongan plastik yang luamayan besar, Vun kembali memesan ojek online untuk mengantarnya ke laundry.

Sampai di kontrakan, Vun bersyukur karena penghuni asli konrakan ini belum ada yang pulang. Vun sebenarnya sanggup-sanggup saja jika harus ke kampus, namun agaknya berlibur alias bolos sehari tak jadi masalah kan?

Vun melupakan satu hal, jam 11 nanti ia ada latihan tari untuk pembukaan pensi nanti. Ah, ini bisa menjadi alasan Vun untuk keluar rumah.

Vun segera berkemas membersihkan diri. Ia mengenakan baju kaos berlengan panjang dan celana training panjang. Memasukkan uang dengan asal ke dalam tas ransel kecil miliknya kembali memesan ojek online

MPUNWhere stories live. Discover now