E M P A T

37 10 0
                                    

Vun saat ini tengah dirias oleh beberapa seniornya. Saat tampil untuk menari, bagian ini yang Vun benci. Disolek ini itu, didandani begini dan begitu. Vun merasa wajahnya menjadi berat padahal kan seharusnya cukup hidup Vun yang berat. Canda berat.

Karena diantara orang yang akan tampil nanti hanya Vun yang tidak menggunakan kerudung, Vun sedikit lebih lama dirias daripada temannya yang lain.

Sebelum subuh tadi Vun sudah berangkat ke kampus karena hari ini adalah hari H diselenggarakannya pentas seni se-Kampusnya. Vun tidak sendiri sih, tentu panitia yang lain juga datang sepagi itu, bahkan sampai ada yang menginap di kampus.

"Kak, Mpun ngantuk banget. Riasinnya sambil tidur aja ya?" entah Vun sendiri yang merasakan atau semua orang akan mengantuk jika rambutnya di jamah.

"Jangan dong, dek. Rambutnya kan belum selesai" larang Tiara dengan sabar bercampur kasihan

PLAK!

Hira memukul paha Vun kencang.

"SAKIT BANGET HEH!" hilang sudah rasa kantuk yang Vun tahan digantikan kekesalan terhadap Hira

"Udah gak ngantuk kan lo? Baik kan gue?" ujar Hira yang mengenakan baju seragam kepanitiaan hari ini. Gadis itu tampak segar dengan mengenakan kerudung hijau spirulina yang selaras dengan warna bajunya.

"Baiklah sangat" ujar Vun kesal lalu menatap ke arah cermin yang menampakkan dirinya sendiri

Tak lama Nilva datang dengan beberapa bungkus nasi uduk yang Vun kira Nilva beli dari luar. Karena konsumsi panitia pagi ini hanya roti.

"Kak tii, Mpun sambil makan ya? Kak ti udah sarapan?" izin Nilva setelah mendudukkan dirinya disamping Vun. Disusul dengan Kayla dan Fayza yang mendekat ke arah mereka.

"Udah, Dek. Lanjut aja"

"Riweh sendiri kan lo? Dibilang pake kerudung gak mau, potong rambut gak mau. Kasian Kak Tiara, Mpun" omel Kayla

"Sstt, Kak Tiara aja gak protes kok"

Kayla menyuapi Vun dengan telaten walaupun sesekali diiringi omelan karena menurut Kayla Vun proses mengunyah makanan di mulut Vun itu lama sekali.

:) :) :)

Vun keluar dari tempat rias menuju belakang panggung. Langkanya terhenti tepat didepan pintu masuk sekretariat seni ketika melihat Irsyad yang duduk sendiri sambil membaca sesuatu. Vun pikir waktunya untuk tampil masih ada 15 menit lagi, jadi ia memutuskan menemui Irsyad.

Langkahnya ia pelankan agar bunyi dari sandal dan lantai tidak keluar karena ia punya niat baik untuk mengageti Irsyad.

Semakin dekat langkah Vun semakin memelan. Dari jarak 3 meter ini, Irsyad masih belum menyadari keberadaan Vun karena laki-laki itu terlihat membaca buku sambil mendengar rekaman suaranya sendiri.

Merasa ditatap dari arah belakang, Irsyad menoleh dan mendapati Vun disana

"Kenapa, Pun?"

"Gak papa, Bang hehe. Bang Irsyad kalo nyanyi suaranya bagus banget. Keren deh" puji Vun yang rencananya gagal "Mpun balik dulu ya, Bang. Kayaknya mau tampil"

Irsyad mengangguk, "Mangatt, Pun" 

Vun yang sudah berbalik hanya mengangkat kedua jemplolnya ke atas.

Dibelakang panggung, Vun melihat timnya yang akan tampil nanti sudah berkumpul disini semua. Vun mendekat dan berdiri di samping Shofi.

"Tepaknya mana, Mpun?"

"Hah? Oh iya lupa. Masih disekret kayaknya. Mpun ambil dulu ya?"

"Heh! Bisa-bisanya ini orang. Gih, sana cepetan"

MPUNजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें