S E P U L U H

25 8 0
                                    

Sesampainya rombongan itu di rumah sakit, langsung mendapat sambutan dari Pak Bambang. Pak Bambang mengajak semua relawan ke aula rumah sakit untuk berkumpul. Pak Bambang menutup program SEMA ini dengan ucapan terimakasih kepada semua relawan yang sudah bersedia membawa nama baik rumah sakit.

Setelah dibubarkan, Vun, Razi dan Dokter Rafa berjalan bersama ke lobi parkiran khusus dokter. Saat melewati lobi rumah sakit, Vun melihat Dokter Rinda berdiri sendirian sambil memainkan ponselnya. Dipunggungnya tersampir tas ransel besar yang dibawanya untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat.

"Kak Rinda!" sapa Vun ramah

"Dok," Razi ikut menyapa Dokter Rinda. Sementara laki-laki yang berdiri diantara Razi dan Vun pura-pura menyibukkan diri dengan ponselnya

"Hey, mau pulang?"

Vun dan Razi kompak mengangguk, "Kakak pulang naik apa dan bareng siapa?" tanya Vun. Razi sepertinya menyadari maksud juniornya itu

"Naik mobil bareng abang taksi online" jawab Dokter Rinda sambil tersenyum. Vun mengintip layar ponselnya, ehe belum dipesan ternyata.

"Bareng kita aja, Dok, sayang ongkosnya" kali ini Razi bersuara

"Eh gak usah, ngerepotin nanti, gapapa, naik taksi online aja" Dokter Rinda sungkan karena yang punya mobil saja tidak mengajaknya.

"Ih Papa Rafa seneng direpotin kok, Kak, makanya dia punya adek kayak Mpun, jadi Kak Rinda gak usah sungkan gitu. Ih Papa Rafa, ajakin dong Dokter Rindanya jangan sok sibuk main hp, cuman scroll menu doang juga"

Ingatkan Dokter Rafa untuk menjitak kepala Vunya ini nanti

"Bareng kita aja, Dok, gapapa, sekalian makan siang bareng" kata Dokter Rafa dengan wajah datar dan suara datar

Dokter Rinda mengangguk dan ikut bersama ketiga orang itu berjalan ke arah parkiran.

:) :) :)

Saat Dokter Rafa sudah membuka kunci pintu mobilnya dari jarak 5 meter Vun dan Razi bertatapan sebentar kemudian berlari menuju mobil Dokter Rafa dan langsung membuka pintu penumpang meninnggalkan Dokter Rinda dan Dokter Rafa berdua.

"Loh? Ada apa?" tanya Dokter Rinda heran, ia kira ada yang mengejar mereka setelah dilihat ke belakang tidak ada siapa-siapa.

Dokter Rafa yang mulai menyadari tingkah aneh kedua manusia itu hanya menggelengkan kepalanya.

Setelah keduanya tiba didekat mobil Dokter Rinda hendak membuka pintu penumpang bagian belakang, namun ia urungkan karena melihat Vun dan Razi sudah anteng duduk didalam.

Baru saja ia akan membuka pintu lainnya, suara Dokter Rafa mengintrupsinya, "Dok, tasnya dikasih ke belakang aja, gak usah dibagasi"

"Loh? Kan ada Vun sama Razi, Dok"

"Gapapa" ucap Dokter Rafa singkat

Mengikuti arahan dari Dokter Rafa, Dokter Rinda membuka pintu mobil bagian belakang dan meletakkan tas besarnya dibawah karena takut mengganggu kenyamanan Razi dan Vun yang duduk disana.

Setelah semua didalam mobil, Dokter Rafa belum menjalankan mobilnya.

"Kak Rafa nungguin apa?" tanya Vun

"Tas Dokter Rinda mana?" bukannya menjawab, Dokter Rafa malah memberi pertanyaan lain

Vun menjawab pertanyaan Dokter Rafa dengan menunjuk ke arah bawah

"Naikin" titah Dokter Rafa. Razi langsung mengangkat tas yang tadi diletakkan didekat kakinya dan meletakkan ke samping kirinya

Keluar dari gerbang Rumah Sakit Daerah Dokter Rafa bertanya pada penumpang mobilnya, "Makan dimana?"

MPUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang