L I M A

40 8 2
                                    

Hari ini merupakan hari terakhir UAS dijurusan Vun yang berarti libur panjang sudah didepan mata. Fayza dan Hira yang notabene berasal dari kota yang sama, sudah memesan tiket pesawat untuk pulang ke kota asalnya. Nilva dan Kayla juga sudah mencari-cari jasa travel yang murah.

Vun ingin merasakan perjalanan jauh seperti itu. Ya tapi kan Vun belum tau mau kemana. Orangtuanya masih tinggal dikota yang sama dengan Vun. Lagian Vun tidak mungkin ke mama atau papanya.

"Lo serius, Mpun? Ya kali lo gak mau ketemu sama nyokap bokap lo. Libur semester kemarin lo juga gak pulang kan?"

"Ngapain pulang? Orangtuanya Mpun di sini kan yah?" tanya Fayza pada Vun yang lagi fokus pada semut yang berjalan di rumput.

"Hah? Iya" jawab Vun singkat selanjutnya ia berusaha menghalangi silaturahmi yang hampir terjalin antar semut. Iya, waktu semutnya mau salaman sama temannya Vun pindahin semutnya agak jauhan

"Semester depan lo ada ngambil mata kuliah atas gak, Ra?" tanya Kayla kepada Hira, "Mana ada ya, lo kan bego"

"Tuh lo tau"

"Aku juga gak ngambil" Fayza memberi tahu tanpa ditanya

"Gak ada yang nanya, Ja. Nilva gimana?"

Nilva menggeleng, "Jalani aja waktu singkat jadi mahasiswa ini. Ambis juga kalo gak ada yang nyangkut percuma" jawab Nilva

"WAHH SETUJUU" heboh Hira sambil bertepuk tangan

"Oh iya, berarti libur semester lo dipotong lagi dong, Mpun, buat organisasian lagi"

"Hoh, kalian jangan lama dong di kampungnya, ntar Mpun di babuin terus sama yang lain" iya, jadi Vun secara suka rela menyerahkan dirinya untuk menjadi panitia pengenalan organisasi mahasiswa untuk PKK (Pengenalan Kehidupan Kampus) nanti.

Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, panitia PKK diambil dari masing-masing perwakilan UKM dan saat ini Vun menjadi perwakilan untuk UKM seni.

Awalnya sih Vun suka rela, tapi setelah tau kalau temannya memilih menghabiskan masa liburnya bersama keluarga, ya Vun kan takut dibabuin yang lain. Soalnya Hira pernah mengatakan kepada Vun, "Muka lo pantes dibabuin"

"Mon maap ye, Palembang itu kota bukan kampung" Hira tidak terima kota kelahirannya dibilang kampung

"Jogja juga kota" sambung Kayla

"Yauda diralat, kalian jangan lama dong di kotanya, ntar Mpun di babuin terus sama yang lain, udah kan?"

Hira dan Kayla saling menatap, "Temen lo kenapa, Ra?"

"Bukan temen gue, bawa pulang sana"

"Ikut ke Jogja mau gak, Mpun?" tawar Nilva menengahi perdebatan teman-temannya

"MAUUU, " Vun terdiam sebentar, "Gak ah, disini aja lebih enak. Sendiri. Tanpa gangguan Saudari Fahira Dian Syam dan Saudari Kaylani Kareem"

"Awas lo tiba-tiba ngajak video call"

"Dih, Kela kali yang tiba-tiba ngechat Mpun 'Mpun, lo dimana? Udah makan? Perhatiin kadaluwarsa makanannya jangan seenak jidat aja lo makan. Lo gak kangen gue apa? Gue kangen kalian berempat, Mpun'"

"Diem gak lo?" Kayla membuat ancang-ancang melempar Vun dengan pot bunga kecil disampingnya. Sementara sang target tertawa terbahak-bahak bersama temannya yang lain

"Dah ah, Kela mah tsundere. Mpun balik dulu ya? Daah"

"Salam, Mpun" tegur Nilva pelan

"Ehehe baiq Bunda Nilpah, Assalamu'alaikum temen-temen" ucap Vun ala Ria Ricis

MPUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang